Petani Milenial (Membaca Kegelisahan Jakob Oetama)
Lagi-lagi, petani terpuruk. Terpuruk oleh ketidakmampuan bersaing di era global sebab hasil produksi mereka tidak kompetitif dengan hasil industri
Gelora petani milenial ini merupakan perlawanaan kreatif terhadap informasi keterpurukan petani yang memenuhi ruang-ruang media yaitu mahalnya lahan, harga bibit, pupuk, serangan penyakit dan harga jual yang sangat murah.
Jadi Petani Keren
Segenap elemen mesti bersinergi menggerakkan generasi milenal untuk menggeluti dunia pertanian. Petani-petani milenial mesti dihadirkan untuk memastikan ketersediaan stok pangan demi menjaga kedaulatan negeri ini. Bangsa ini memerlukan stok pangan yang besar sebagai kebutuhan vital.
Pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dan dinas-dinas pertanian pada semua level mesti membangkitkan gairah dan semangat generasi milenial untuk terjun ke usaha pertanian dengan pengembangan penggunaan teknologi pertanian dan teknologi informasi.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat gencar mengembangkan pertanian dengan gerakan mendukung generasi milenial yang menjadikan pertanian sebagai solusi kreatif di tengah hamparan lahan-lahan kering yang melimpah.
Pemerintah selama ini telah menggelontorkan alat pertanian modern seperti traktor, mesin tanam padi dan mesin panen demi mendorong kebangkitan dan efisiensi usaha pertanian sekaligus memantik gairah generasi muda agar terjun ke dunia pertanian.
Hadirnya teknologi pertanian dan teknologi informasi akan memunculkan citra modern pertanian yang selama ini identik dengan lumpur, kotor, bau tengik dan peralatan tradisional. Penggunaan teknologi pertanian dan teknologi informasi akan membuat kerja lebih efisien dan menekan biaya operasional. Hal ini menjadi tren di kalangan generasi milenial.
Penyuluhan pertanian pun memakai teknologi informasi sehingga lebih efisien dan terbentuk citra modern. Semua upaya ini merupakan kampanye publik bahwa pertanian itu sebuah profesi yang mengasyikkan dan keren bagi generasi milenial.
Faktor lain yang perlu diperhatikan pemerintah adalah kepastian pasar dan penguatan jaringan bisnis dari hulu sampai hilir. Orientasi generasi milenial sudah berubah yaitu mengutamakan terlebih dahulu kepastian pasar dan harga. Pemerintah mesti menyediakan infrastruktur yang mendukung inovasi dan kreativitas petani-petani milenial bangsa ini.
Petani milenial dengan topangan teknologi pertanian dan teknologi informasi serta harga dan pasar yang pasti akan membuat petani menjadi profesi yang bermartabat. Hal ini akan semakin memotivasi generasi milenial untuk menciptakan lapangan kerja pertanian modern. Jabatan setinggi langit di kantor pun, tetap jadi pegawai yang diperintah orang lain.
Tapi serendah-rendahnya, jadi petani milenial menjadi bos, sekurang-kurangnya bagi diri sendiri. Inilah jalan untuk mengubur kegelisahan Negarawan Jakob Oetama terkait nasib petani di negeri ini yang menurutnya "tersaruk-saruk memperbaiki nasib hidupnya." (*)