Gerakan 30 September
Di Balik G30S, Telegram Dubes Amerika Ungkap CIA, Beri Benda Ini ke Soekarno, Ternyata Alat Disadap!
Kedekatan sejumlah jenderal dengan Amerika Serikat ini boleh jadi terendus sebagai upaya untuk mengkudeta Soekarno.
Konon, jika kudeta terjadi, harta milik semua orang akan disita atau dilikuidasi.
Kondisi politik saat itu amat membingungkan.
Pengganti Howard Jones, Marshall Green, dan agen CIA Edward Masters baru membeberkan keterlibatan CIA dua dekade kemudian.
Pengaruh PKI justru lebih sedikit dalam kudeta dibandingkan CIA.
Kebijakan Soekarno yang anti-Barat dan berorientasi ke Cina menjadi momok bagi AS dan Inggris.
Demikian juga bagi kelompok-kelompok muslim garis keras dan para jenderal.
AS bersekutu dengan mereka yang juga tak suka dengan Soekarno.
AS mengirim bantuan
Marshall Green pernah mengadakan pertemuan rahasia dengan Adam Malik, agen CIA McAvoy, dan Soeharto.
Adam Malik saat itu adalah Duta Besar Indonesia di Rusia yang dipecat oleh Soekarno.
Keempatnya bicara soal membebaskan Indonesia dari komunisme.
Pasalnya, Soekarno dianggap terlalu lemah dalam menangani PKI.
Green mengatakan, "Saya memerintahkan agar ke-14 walkie talkie yang ada di Kedutaan Besar untuk keadaan darurat diserahkan kepada Soekarno... Ini untuk keamanan internal tambahan bagi dia dan pejabat terasnya sendiri," kata Green.
Peralatan ini sekaligus jadi alat sadap Kedubes AS.
Untuk menyembunyikan dukungan AS bagi Soeharto pada tahap awal, Angkatan Darat diberi pasokan medis senilai 500.000 dolar AS yang bisa dijadikan uang tunai.