Berita G30S PKI

38 Tahun Usai G30S/PKI Baru Anak DN Aidit, Ilham Berani Menulis Nama Aidit Di Belakang Namanya

Trauma dan ketakutan dialami anak bungsu DN Aidit, Ilham Setelah 44 Tahun Baru Anak DN Aidit, Ilham Berani Menulis Nama Aidit Di Belakang Namanya

Editor: Hermina Pello
zoom-inlihat foto 38 Tahun Usai G30S/PKI Baru Anak DN Aidit, Ilham Berani Menulis Nama Aidit Di Belakang Namanya
Istimewa
Keluarga DN Aidit

Pada tahun 1954, Aidit terpilih menjadi anggota Central Comitee (CC) PKI pada Kongres PKI.

Selanjutnya, Aidit terpilih juga menjadi Sekretaris Jenderal PKI.

Aidit sebagai pemimpin PKI membuat partai tersebut menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Cina.

Di zaman itu juga, PKI mempunyai program untuk segala lapisan masyarakat seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Lekra.

Pada 30 September 1965 terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan yang dilakukan suatu kelompok militer pimpinan Let. Kol. Untung.

Dikenal sebagai Peristiwa G-30-S tersebut menuduh PKI di balik peristiwa tersebut dan Aidit sebagai dalangnya.

Akibatnya, Aidit diburu oleh tentara.

Tak hanya kehidupan Aidit yang berubah semenjak saat itu keluarganya juga menjadi sorotan masyarakat.

Berikut TribunJakarta.com sekilas kisah keluarga DN Aidit setelah peristiwa G30S dikutip dari buku Aidit: dua wajah Dipa Nusantara, seri buku Tempo: Orang Kiri Indonesia.

Ayahanda Aidit

Ayahanda Aidit, Abdullah menginap di kediaman sang anak ketika malam 30 September 1965.

Saat itu, ia melihat DN Aidit dibawa pergi tiga tentara bersama pengawal pribadi bernama Kusno.

Kala kejadian tersebut, sebenarnya ayahanda Aidit telah menetap di Belitung.

Ayahanda Aidit melihat massa berteriak-teriak saat mendatangi rumah DN Aidit.

Kejadian tersebut berlangsung saat hari ditemukannya lima jenazah jenderal di Lubang Buaya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved