Kabar Timor Leste
Dulu Ngotot Pisah, Kini Timor Leste Rengek Minta Bantuan Indonesia, Xanana: Kami Tak Punya Apa-Apa
Dulu Ngotot Pisah, Kini Timor Leste Rengek Minta Bantuan Indonesia, Xanana: Kami Tak Punya Apa-Apa
Tak dapat dihindarkan, debat pun menutup seminar dengan pembahasan seputar prioritas nasional dan maksimum dari proposal anggaran negara tahun 2021.
• Timor Leste Dianggap Negara Termiskin Di Dunia, Bank Dunia Bocorkan Rencana Besar Bumi Lorosae
Mengenai hal itu, Kay Rala Xanana Gusmao percaya bahwa Timor Leste memiliki uang di bank New York, AS.
Lebih jauh, Xanana juga sangat percaya bahwa Rancangan Anggaran Negara akan lolos dengan suara mayoritas di Parlemen Nasional.
Namun menurutnya, meski dana perminyakan masih ada, 10 tahun lagi smua orang akan mati jika pemerintahan yang sekarang tetap memimpin dalam 10 tahun lagi.
Sebagaimana dilansir The Oekui Post, Xanana menegaskan:
"Untuk membayar hotel karantina, bayar catering juga tidak tahu kelola uang, tetapi tutup mata untuk proyek emergensi."
"Ini artinya selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah ke mana, kalau mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan."
Sementara itu diketahui, sudah hampir tahun lebih ppemerintahan yang dipimpin perdana mentri Rauk Matan Ruak tidak mengeluarkan anggaran negara hingga saat ini.
* Bank Dunia Bocorkan Rencana Gila-Gilaan Pembangunan Timor Leste, Mega Proyek Ke-2 Setelah Merdeka
Sejak lepas dari Indonesia dan menjadi sebuah negara merdeka, hingga saat ini, Timor Leste sama sekali belum menunjukkan perekembangan ekonomi yang memuaskan.
Padahal, sejak 21 tahun silam, tepatnya tahun 1999, UNDP sangat berperan dalam melakukan pemulihan pasca negeri itu memilih merdeka dari Indonesia.
Menurut Multidimensi Global (MPI) 2020, Timor Leste masuk dalam indeks negara termiskin di dunia.
Data tersebut dilaporkan PBB oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), menurut HDR UNDP.
PBB menyebutkan, UNDP menjalankan program pembangunan berkelanjutan, dan berfokus menempatkan Timor Leste pada pemerintahan yang demokratis.
Namun, dikatakan pertumbuhan ekonomi Bumi Lorosae cukup lambat.
Dari 162 negara Timor Leste berada di urutan ke-152 negara termiskin di dunia.
Menurut MPI 2020, Timor Leste memiliki angka kemiskinan sebanyak 0,210 atau sekitar 45,8 persen.
Dalam survey tahun 2019, setidaknya ada 559.000 orang yang berada di bawah kemiskinan atau sekitar 45,7 persen.
Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan tahun 2018, yang sebelum berjumlah 581.000 orang.
Terdapat setidaknya 26,1 persen rakyat Timor Leste yang rentang mengalami kemiskinan.
Kemudian, hanya 27,8 persen rakyat Timor Leste yang mendapatkan kesehatan layak menurut data tahun 2019.
Di sektor pendidikan hanya 24,2 persen orang Timor Leste yang berhadil mendapatkannya.
Meski membuat UNDP kewalahan dalam menangani kemiskinan di Timor Leste, Bank Dunia bocorkan rencana gila-gilaan Bumi Lorosae keluar dari kemiskinan.
Menurut Worldbank.org, 26 November 2019, Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman Timor Leste sebesar 59 juta dollar AS (Rp 885 miliar).
Dalam artikel itu, Bank Dunia menyebutnya sebagai Timor-Leste: Peningkatan Jalan Besar untuk Meningkatkan Keamanan, Peluang Ekonomi.
Uang itu akan digunakan untuk pembangunan koridor jalan sepanjang 44,3 km dari Gleno ke Hatubuilico.
Biaya itu juga digunakan untuk perbaikan jalan, dan menghubungkan kota-kota di Gleno dan Latefoho ke desa Hatubuilico, rumah wisata kopi paling populer di Timor Leste.
Tahap kedua dari proyek ini akan menghubungkan jalan yang diperbaiki dari Hatubuilico ke koridor jalan Dili-Ainaro yang telah selesai, secara dramatis meningkatkan akses jalan dan keamanan bagi wisatawan, petani dan produsen kopi.
"Ini adalah proyek infrastruktur transportasi utama kedua Bank Dunia di Timor-Leste dan proyek besar pertama yang diumumkan sebagai bagian dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara 2020-2024 baru kami" kata Macmillan Anyanwu, Perwakilan Negara untuk Timor-Leste.
"Investasi ini akan berdampak positif di banyak sektor, terutama bagi pariwisata dan petani kopi, dan merupakan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas melalui peningkatan infrastruktur penghubung," katanya.
Proyek tersebut akan dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan dibiayai dengan kredit lunak sebesar 59 juta dollar AS dari Asosiasi Pembangunan Internasional Bank Dunia.
Pemerintah Timor-Leste juga akan menyumbang 11,8 juta dollar AS, dengan pekerjaan diharapkan akan dimulai pada September 2020 dan aktivitas konstruksi selesai pada Desember 2023.
Sejak tahun 2000, Bank Dunia telah membantu pemerintah Timor-Leste untuk membangun kembali infrastruktur nasional, menstabilkan ekonomi dan memperkuat institusi pemerintah.
Pada tahun 2019, Grup Bank Dunia telah menyetujui Kerangka Kerja Kemitraan baru yang mencakup dukungan untuk peningkatan sumber daya manusia, pemberian layanan dan diversifikasi ekonomi, investasi dalam infrastruktur penghubung, dan reformasi dalam manajemen keuangan publik.
Ratusan Triliunan Rupiah Dana Abadi Timor Leste Akan Dicairkan,Xanana Gusmao Malah Tanggapi Begini
POS-KUPANG.COM- Bukannya senang dana abadi ratusan triliunan rupiah akan cair, Xanana Gusmao malah sebut 10 tahun ke depan seluruh rakyat Timor Leste akan mati.
Ternyata ini alasan dari pernyataan Xanana Gusmao tentang nasib rakyat di negara bekas provinsi ke-27 NKRI itu.
Dilansir dari The Oekui Post, Senin (14/9), baru-baru ini Banco Central Timor-Leste mengumumkan mengenai jumlah dana perminyakaan yang ditabung di bank New York sekarang mencapai US 18,4 miliar atau setara dengan kurang lebih Rp 272 triliun.
• Bank Dunia Bocorkan Rencana Gila-Gilaan Pembangunan Timor Leste, Mega Proyek Ke-2 Setelah Merdeka
Sementara itu, keberlanjutan keuangan bagi pemerintah aktual mulai mengkhawatirkan.
Pada 4 Agustus 2020 kementerian keuangan sudah mengorganisir tentang anggaran negara.
Yakni dengan menggelar seminar yang juga menandai persiapan anggaran negara tahun 2021 di Auditorium Xanana Gusmao, Kementerian Keunangan Dili.
Pemerintah sudah merencanakan untuk menganggarkan dana senilai US 1,4 miliar untuk 2021 nantinya.
Seminar itu mendiskusikan segala prioritas nasional.
Termasuk mengenai dampak covid-19 dan rencana pemulihan ekonomi untuk bisa menentukan paket fiskal guna tahun 2021.
Perdana Menteri, Taur Matan Ruak dalam pembukaan semina mengatakan bahwa 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan.
• Soal Timor Leste, BJ Habibie Tersinggung Ulah PM Australia,Presiden Sampai Percepat Refrendum TimTim
Hal itu lantaran pertama, anggaran negara tidak lolos di Parlemen Nasional.
Akibatnya negara menggunakan dana duadecimal, dan setelah itu bencana alam menghantam pada 13 Maret dan 22 Mei.
Bencana alam itu sendiri mengakibatkan kerugian mencapai 50 juta dolar.
Presentasi yang ditontonkan dalam seminar meliputi rencana program, priorotas, prestasi sosio-ekonomi dan dampak covid-19, prestasi politik keuangan dan proposal tentang rancangan anggaran negara tahun 2021.
Kepala pemerintah menekankan bahwa jajaran pemerintah dan warga masyarakat harus lebih dewasa menghadapi dan memikirkan solusi dari keadaan yang dihadapi sekarang.
Khususnya untuk pencegahan pandemi covid-19.
Tak dapat dihindarkan, debat pun menutup seminar dengan pembahasan seputar prioritas nasional dan maksimum dari proposal anggaran negara tahun 2021.
• Timor Leste Dianggap Negara Termiskin Di Dunia, Bank Dunia Bocorkan Rencana Besar Bumi Lorosae
Mengenai hal itu, Kay Rala Xanana Gusmao percaya bahwa Timor Leste memiliki uang di bank New York, AS.
Lebih jauh, Xanana juga sangat percaya bahwa Rancangan Anggaran Negara akan lolos dengan suara mayoritas di Parlemen Nasional.
Namun menurutnya, meski dana perminyakan masih ada, 10 tahun lagi smua orang akan mati jika pemerintahan yang sekarang tetap memimpin dalam 10 tahun lagi.
Sebagaimana dilansir The Oekui Post, Xanana menegaskan:
• Australia Lupa Rakyat Timor Pernah Bantu Hadapi Agresi Jepang, Kini Merasa Timor Leste Utang Budi
"Untuk membayar hotel karantina, bayar catering juga tidak tahu kelola uang, tetapi tutup mata untuk proyek emergensi."
"Ini artinya selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah ke mana, kalau mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan."
Sementara itu diketahui, sudah hampir tahun lebih ppemerintahan yang dipimpin perdana mentri Rauk Matan Ruak tidak mengeluarkan anggaran negara hingga saat ini.
* Kumpulan Fakta-fakta Mengejutkan Soal Timor Leste yang Pernah Hebohkan Dunia, Apa Saja?
Kini, Timor Leste merupakan salah satu negara tetangga Indonesia.
Timor Leste berbatasan langsung dengan daratan Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Beberapa waktu lalu, topik " Timor Leste" sempat menjadi perbincangan di media sosial Twitter, yaitu pada Rabu, (2/9/2020).
Berdasarkan daftar trending topik Twitter, istilah "Timor Leste" telah dibahas sebanyak 2.876 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Angka tersebut menjadikan istilah "Timor Leste" menjadi topik yang populer di Indonesia.
Lalu, apa saja fakta mengenai Timor Leste yang perlu diketahui?
1. Bekas jajahan Portugis
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, (1/7/2020), Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.
Diketahui, Portugis pertama kali datang ke Timor Leste sekitar tahun 1520 dan menjajah wilayah tersebut.
Adapun penjajahan ini dikenal sebagai Timor Portugis.
Tidak hanya Portugis, Belanda dan Jepang juga berebut untuk menguasai wilayah Timor Leste. Perang antar negara pun terjadi dan kemudian dibuat perjanjian.
Portugis lalu memberikan bagian barat Timor Leste ke Belanda. Sementara, Jepang menguasai Timor Leste pada 1942-1945. Setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II, Portugis kembali menguasai Timor Lester pada 1975.
Pada 28 November 1975, Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis.
Kemerdekaan wilayah Timor Leste diumumkan oleh Front Revolusi Kemerdekaan Timor Leste (FRETILIN) yang merupakan salah satu partai di Timor Leste.
Namun, pihak FRETILIN mengambil peran semi-pemerintah yang menimbulkan polemik bagi partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing.
2. Bagian dari Indonesia
Tak lama setelah itu, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975.
Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timor Leste, tetapi ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.
Sebelumnya Indonesia melakukan perundingan dengan Portugis.
Bahkan, kedua negara membuat perjanjian referendum di Timor Leste pada 5 Mei 1999.
Perjanjian dua negara itu dikenal sebagai New York Agreement dengan adanya pengawalan masalah oleh PBB.
Kemudian dibentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 11 Juni 1999.
3. Memisahkan diri dari Indonesia
Pada 30 Agustus 1999, Timor Leste mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih melepaskan diri atau tetap bersama Indonesia.
Referendum ini didukung PBB yang juga mengakhiri konflik yang terjadi sebelumnya.
Adapun konflik berlatar belakang dengan kondisi rakyat Timor Leste yang hidup dalam konflik, kelaparan, hingga penyakit.
Tercatat, lebih dari 250.000 korban meninggal dari dampak tersebut.
Pada 31 Agustus 1999, penentuan pendapat untuk menentukan masa depan Timor Leste berlangsung lancar.
Sebab, pemilih yang berpartisipasi mencapai 90 persen, sehingga penentuan pendapat tidak berlangsung lama.
PBB mengumumkan hasil jajak pendapat pada 4 September 1999.
Hasilnya dari sekitar 450.000 pemilih, sebanyak 78,5 persen warga Timor Leste memilih untuk menolak otonomi, 21 persen memilih otonomi, dan 1,8 persen dinyatakan tidak sah.
Sekjen PBB saat itu, Kofi Annan mengatakan bahwa hasil itu menunjukkan penduduk Timor Leste menginginkan kemerdekaan.
Sejak hasil diumumkan, Timor Leste resmi memisahkan diri dari Indonesia.
4. Merdeka pada 2002
Timor Leste, dulunya bernama Timor Timur, secara resmi memerdekakan diri atau menjadi negara baru pada 20 Mei 2002.
Setelah itu, mantan pemimpin Kiba Fidel Castro bertemu Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas situasi terakhir di Timor Leste dan masalah-masalah politik internasional lainnya.
Ia juga membawa Timor Leste in Grade of Grand Collar, yang diberikan Pemerintah Dili kepada pemimpin revolusi Kuba Fidel Castro.
Adapun penghargaan itu diberikan sebagai pengakuan atas dukungan yang diberikan Kuba untuk Timor Leste di bidang kesehatan dan pendidikan.
Pada 2016, Timor Leste menandatangani Perjanjian bertajuk the Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (CMATS) dengan Australia.
Perjanjian ini mencakup ladang gas luas bernilai miliaran dollar AS, bagi dua negara.
Tetapi, belakangan Dili menuding Australia melakukan misi mata-mata demi mendapatkan keuntungan komersial dari negosiasi yang berlangsung sejak 2004.
Kemudian, Timur Leste mengajukan desakan agar perjanjian itu diakhiri.
Dili resmi mengajukan kasus itu ke Mahkamah Internasional PBB pada Juni 2015.
5. Akhiri perjanjian batas wilayah maritim dengan Australia
Pada 2007, Dili dan Canberra terlibat dalam silang sengketa mengenai batas wilayah Timor Leste-Australia.
Timor Leste membawa persoalan ini ke Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda.
Timor Leste memastikan bahwa tuntutan mereka agar perjanjian CMATS dengan Australia segera berakhir.
Bersamaan dengan itu, muncul harapan akan adanya pendapatan bagi Timor Leste dari eksplorasi kandungan gas alam yang ada di wilayah itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/03/070500165/sempat-trending-berikut-5-fakta-soal-timor-leste?page=all
Artikel ini telah tayang di Grid.ID:https://intisari.grid.id/read/032334722/timor-leste-kerap-dipandang-sebelah-mata-sebagai-negara-termiskin-di-dunia-bank-dunia-bocorkan-rencana-gila-gilaan-timor-leste-ini-keluar-dari-jurang-kemiskinan?page=all