Soal Timor Leste, BJ Habibie Tersinggung Ulah PM Australia, Presiden Sampai Percepat Refrendum TimTim
POS KUPANG.COM -- Banyak kisah pasang surut Indonesia dengan Australia mengenai Timor Leste
Negara Australia diketahui sangat getol ingin Timor Timur yang saat itu masih menjadi provinsi ke 27 Indonesia kepas dari NKRI
Aksi Perdana Menteri Australia saat itu, John Howard pun sempat membuat Presiden BJ Habibie tersinggung
Dia BJ Habibie merupakan sosok Presiden Indonesia yang memberikan kesempatan Timor Timur, yang kini bernama Timor Leste, untuk menggelar referendum.
Kemudian referendum tersebut menunjukkan hasil bahwa mayoritas rakyat Timor Timur menginginkan kemerdekaan.
Sebelum digelarnya Referendum Timor Timur , sebuah peristiwa terjadi dalam sidang kabinet Pemerintahan Republik Indonesia.
Dalam sidang yang berlangsung pada tanggal 27 Januari 1999 itu, Presiden BJ Habibie mengacungkan sepucuk surat di depan para menterinya.
• Ariel Tatum Sedang Mencari Pendamping, Ini Syarat Cowok Idaman Sang Artis, Anda Masuk Kriteria?
• Australia Tak Punya Malu,Lupa Rakyat Timor Bantu Saat Perang Lawan Jepang yang Tak Jadi Serbuke Ausi
• Kapal Coast Guard China Masuk Lagi ke Perairan Natuna,Indonesia Tak Diam,Kekayaan Ini Diincar China?
• Timor Leste Dianggap Negara Termiskin Di Dunia, Bank Dunia Bocorkan Rencana Besar Bumi Lorosae
Surat yang Habibie tunjukkan ke depan menterinya itu membuat ia tersinggung.
Surat tersebut datang dari Perdana Menteri Australia , John Howard
"Saya marah membaca surat dia," ujar Habibie dalam wawancara dengan ABC News pada November 2008.
Kilas balik yang dilansir oleh ABC pada Desember 1998, PM Howard mengirimkan surat BJ Habibie mengenai Timor Timur (Timtim).
Howard menyarankan agar Indonesia mengikuti cara Perancis dalam menangani bekas koloninya di Kaledonia Baru.
"Dalam suratnya itu, dia menyarankan agar saya menyelesaikan Timtim seperti Perancis menyelesaikan koloninya di Pasifik. Dia sarankan seperti itu," kata Habibie, yang diwawancarai ABC untuk program The Howard Years.
"Artinya, kita harus mempersiapkan waktu untuk 10 tahun atau apalah dan setelah itu memberi mereka kemerdekaan," terangnya.