Berita Mbay Terkini

Tidak Ada Jaringan Internet, Siswa di Keotengah Susah Belajar Via Daring

kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara online atau Daring sulit diterapkan di daerah terpencil yang tidak miliki jaringan internet.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Dok. Saverinus
Pelajar saat mencari signal di Desa Mbaenuamuri Kecamatan Keotengah Kabupaten Nagekeo, Selasa (15/9/2020). 

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara online atau Daring sulit diterapkan di daerah terpencil yang tidak miliki jaringan internet.

Untuk mendapatkan jaringan internet mereka harus rela berjalan kaki dari kampung hingga perbukitan.

Masyarakat di kampung-kampung tentu tidak mudah mendapat jaringan internet sebagus di kota-kota besar di Indonesia.

Penerapan belajar online rupanya sangat sulit diterapkan karena fasilitas dan infrstrukturnya sangat tidak mendukung.

Sejumlah pelajar memang sangat membutuhkan akses internet murah di masa kebiasaan baru untuk KBM online, karena KBM tatap muka rupanya belum bisa dilaksanakan lantaran pandemi Covid-19 belum berakhir.

Memasuki era kehidupan new normal saat ini, semua anak mesti belajar dari rumah, namun kondisi internet di pedesaan belum tentu sama kualitasnya dengan di perkotaan.

Di Kampung Mbaenuamuri Kecamatan Keotengah Kabupaten Nagekeo Provinsi NTT misalnya, pelajar kewalahan terkait akses jaringan internet yang sangat sulit.

Hal itu dialami oleh Natalia, siswi salah satu SMA di Keotengah. Natalia sangat susah mencari jaringan internet untuk mengerjakan tugas sekolah.

Natalia mengaku sering kewalahan mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui aplikasi WA maupun ruang guru akibat ketiadaan jaringan internet.

Natalia mengaku terkadang kuota internet yang ia beli habis percuma dan biasa membeli kuota seharga 75 ribu rupiah, namun kuota tentu ada batasnya.

Natalia mengaku pasrah karena memang kondisinya demikian. Meskipun tidak bisa akses jaringan internet, dirinya tetap semangat belajar pada buku yang ada.

"Apalagi kalau kuota kan ada batasnya. Ketika habis, ya tidak bisa akses internet," ujar Natalia kepada POS-KUPANG.COM Selasa (15/9/2020).

Ia mengatakan masalah itu bukan menjadi hal baru karena sejak adanya jaringan internet, sebagian wilayah Keotengah belum menikmati jaringan telepon seluler dan internet.

Warga Mbarnuamuri, Viktor, mengatakan, di desa Mbaenuamuri dan beberapa desa sekitar, warga selalu mengeluhkan jaringan internet. Kondisi itu tentu sangat sulit ditengah majunya dunia teknologi.

"Di sini jaringan internet susah. Warga selalu mengeluh jaringan internet," ujarnya.

Ia mengatakan kadang Handphone android milik warga hanya untuk mendengarkan musik dan berselfie saja karena tidak ada jaringan internet.

Ia menyebutkan warga bisa menikmati jaringan internet dengan bagus ketika pergi ke Maundai pusat kota Kecamatan dan jaraknya kurang lebih empat kilometer dari kampungnya.

Meski jauh warga tetap berjalan ke untuk mencari jaringan internet demi belajar dan juga akses informasi.

"Kalau di sana jaringan bagus baru kita bisa nikmati internet, kalau di sini jangan harap, paling-paling di tempat tertentu saja," ujarnya.

Sementara itu Tokoh muda Mbanuamuri, Sevrinus mengaku, persoalan ketersediaan jaringan internet bagi masyarakat Maunori dan sekitarnya ini sudah sering disampaikan ke pihak pemerintah Desa melalui Musrenbangdes.

Namun hingga saat ini belum ada realisasinya. Sudah sering diusulkan di Musrenbangdes, tapi sampai sekarang hasilnya nihil.

Ia berharap pemda Nagekeo, segera menjawab keluhan warga terkait jaringan internet di Desa Mbaenuamuri dan sekitarnya.

"Semoga Pemda Nagekeo, segera bangun tower di Nuamuri agar masyarakat dapat nikmati jaringan internet," ujarnya.

Ia mengatakan jika jaringan internet sudah bisa diakses maka sangat membantu anak-anak sekolah yang saat ini sedang KBM online.

Belum Akses Jaringan

Sebelumnya Camat Keo Tengah, Hildegard Mutha Kasi, menyebutkan terdapat 7 desa dalam wilayahnya yang merupakan blind spot atau wilayah tanpa jaringan telepon.

"Di Kecamatan Keo Tengah terdapat 7 desa yang belum memiliki jaringan telepon. Desa-desa tersebut antara lain Desa Ladolima,Ladolima Timur, Ladolima Utara, Ngera, Lewangera, Wajo dan Kotadirumali," sebut Hildegard.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).

Polisi Sebut Istri dan Keluarga Terima Kematian Korba yang Tewas Gantung Diri

2 Lampiran

Pelajar saat mencari signal di Desa Mbaenuamuri Kecamatan Keotengah Kabupaten Nagekeo, Selasa (15/9/2020).
Pelajar saat mencari signal di Desa Mbaenuamuri Kecamatan Keotengah Kabupaten Nagekeo, Selasa (15/9/2020). (Dok. Saverinus)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved