Timor Leste Banyak Bahasa, Tapi Jangan Coba Menyapa Anak Gadis Mereka Dengan Sebutan Nona, Bahaya!
Di Timor Leste, ada banyak bahasa yang digunakan oleh penduduk setempat, yang bila dijumlahkan, bisa mencapai 30 bahasa atau lebih.
Timor Leste Banyak Bahasa, Tapi Jangan Coba Menyapa Anak Gadis Mereka Dengan Sebutan Nona, Bahaya!
POS-KUPANG.COM - Menyebut Timor Leste, sesungguhnya bukan hal baru bagi Indonesia. Sebab dulu Timor Leste merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namanya Timor Timur atau Timtim.
Meski Timor Leste telah menjadi sebuah negara merdeka yang kini berusia 21 tahun, namun negara itu terus menjalin hubungan baik dengan Indonesia.
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang secara geografis, paling dekat dengan Timor Leste, selain Australia.
Sebagaimana Indonersia, Negara Timor Leste atau kerap disebut sebagai Bumi Lorosae, juga merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Bahkan kekayaan yang ada di negara itu cukup beragam, termasuk bahasa yang digunakannya.
Di Timor Leste, ada banyak bahasa yang digunakan oleh penduduk setempat, yang bila dijumlahkan, bisa mencapai 30 bahasa atau lebih.
Meski demiliki banyak bahasa, namun Bahasa Portugis dan Bahasa Tetun merupakan bahasa resmi di Bumi Lorosae.
Tak heran Bahasa Portugis menjadi salah satu bahasa yang digunakan di Timor Leste.
Pasalnya, selama beratur-ratus tahun Timor Leste menjadi negara jajahan Portugis.
Sementara itu, Timor Leste yang pernah menjadi bagian dari Indonesia juga menggunakan Bahasa Indonesia, setidaknya ada orang-orang di sana yang menggunakannya.
Bukan hanya itu, meski hanya ada dua bahasa resmi, namun Timor Leste juga masih kaya akan dialek.
Mengutip easttimorgoverment.com, Lingua franca dan bahasa nasional Timor Leste adalah Bahasa Tetun, yang merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis, yang memiliki status yang sama sebagai bahasa resmi.
Selain itu, Fataluku, bahasa Papua yang banyak digunakan di bagian timur negara (seringkali lebih dari Tetum), memiliki pengakuan resmi di bawah konstitusi.
Seperti halnya bahasa asli lainnya, termasuk: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede dan Wetarese.

• Di Kabupaten Sikka - NTT , Ada 70 Dusun belum Nikmati Listrik PLN
• Tiba di Maumere - Sikka, Penumpang KM.Bukit Siguntang Jalani Protokol Kesehatan