Kisah Siswi SMA Recis Bajawa Juara I KSN, Bangun Tidur Pukul 02.00 Dini Hari
Kisah Frenska Ryachel Paskalisa Siswi SMA Recis Bajawa Juara I KSN, Bangun Tidur Pukul 02.00 Dini Hari
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Ia tak menapik bahwa anak-anaknya juga sering ke kebun yang dekat dengan Kampung untuk membantu menyiram tanaman. Disela-sela membantu orangtua, sang anak tetap belajar di pondok.
"Kami beri waktu seluas-luasnya mereka belajar. Kalau kami ke kebun mereka juga ke kebun. Ya namanya petani. Disela-sela itu mereka sambil belajar," ujarnya.
Ia mengatakan persiapan untuk KSN tingkat nasional sudah sangat siap dan sebagai orangtua pasti sangat mendukung dan memberikan motivasi agar bisa sukses nanti.
Civitas Recis Apresiasi
Kepala SMA Katolik Regina Pacis Bajawa, Herdin Ndiwa, mengaku bangga atas prestasi yang diraih oleh anak didiknya.
Herdin mengatakan persiapan memang sangat matang, guru pendamping melakukan pendampingan baik tatap muka maupun online.
Berkat ketekunan anak didiknya dan kerja keras pendamping menghantarkan menjuarai KSN tingkat provinsi dan mengikuti ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) tingkat nasional.
"Kami bersyukur dan berbahagia karena memang dukungan orangtua. Kami juga terima kasih kepada orangtua, guru pendamping, yayasan, guru, almuni dan civitas Recis. Kami juga sampaikan proviciat kepada Paska karena bisa juara I tingkat provinsi. Tiga peserta sebenarnya, dari tiga orang itu duanya Astronomi dan satu orang Biologi. Yang tembus ini Biologi," ujar Herdin.
Ia mengatakan tahun sebelumnya SMA Regina Pacis Bajawa rutin mengikuti olimpiade atau kompetisi lainnya dan biasanya secara manual. Namun karena Covid-19, tahun ini dilaksanakan secara daring.
"Kalau tahun sebelumnya secara manual. Siswa-siswi diarahkan ke Kupang dan tesnya di Kupang. Tapi tahun ini semua online. Bersyukur anak ini mewakili provinsi NTT mengikuti KSN mata pelajaran Biologi tingkat nasional," ujarnya.
Ia mengaku anak tersebut masih kelas XI IPA 3 dan selama berada di SMA Recis anak tersebut terlihat ulet dan tekun.
Manajemen waktu sangat bagus sehingga tidak ragu lagi, ketika anak tersebut bisa juara.
"Anak ini ulet, tekun dan sabar. Modal dasar itu Bahasa Inggris.
Tim penilainya itu dari pusat prestasi nasional," ujarnya.
Ia menyatakan sebelum lomba anak tersebut didampingi oleh dua guru yaitu, Caecilia Turistina dan Ignatius Antonius Mboka Segu Wake.
"Setiap hari di sekolah. Tatap muka dan online, kalau dia pulang rumah guru juga memberikan materi dan konsultasi soal materi olimpiade," ujarnya.