Konsumsi Keberlanjutan Pengolahan Ikan Untuk Pencegahan Stunting di Lembata
Konsumsi keberlanjutan pengolahan ikan di Lembata menjadi isu strategis yang terus dikampanyekan Yayasan Plan Indonesia
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Konsumsi keberlanjutan pengolahan ikan atau Sustainable Consumtion And Production (SCP) di Lembata menjadi isu strategis yang terus dikampanyekan Yayasan Plan Indonesia bersama para mitra seperti Bengkel Appek, Kopernik dan pemerintah desa.
Selain isu ini penting diketahui masyarakat sebagai bagian dari pelestarian lingkungan dan ketersediaan pangan, konsumsi yang berkelanjutan juga bermanfaat untuk pencegahan stunting.
Kornelis Sabon Ola, Deputi Program Implementasi Area (PIA) Manajer Yayasan Plan Indonesia, menerangkan anak menderita stunting bukan karena faktor genetik, melainkan karena pengaruh eksternal seperti lingkungan sosial, pola asuh dan pelayanan kesehatan masyarakat.
• Corona Sumba Timur - Warga Kontak Dengan Pasien Covid-19 Diminta Lapor ke Gugus Tugas
"Itu berarti stunting itu bisa diatasi," kata Kornelis di Aula Bakti Husada Lamahora, Rabu (2/9/2020).
Penanganan stunting, kata dia, tentu berkaitan dengan kampanye pola produksi dan konsumsi secara berkelanjutan. Ketika masyarakat memperhatikan pola produksi dan konsumsi secara berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan maka dampaknya juga ada pada asupan gizi yang berkualitas.
• 9 Tenaga Kesehatan Kontak Erat dengan Bidan Positif Covid-19, Puskesmas Anam Ditutup Sementara
"Kalau lingkungan tercemar maka otomatis keberlanjutan produksi tidak ada dan kita dorong untuk peningkatan asupan gizi sumber dayanya sudah sangat terbatas," tandasnya usai bertemu para kepala desa dan para kades posyandu.
Oleh karena itu, Kornelis berharap masyarakat pesisir yang jadi sasaran kampanye ini ini bisa sadar untuk tidak membuang sampah-sampah plastik yang bisa merusak ekosistem laut dan mengancam keberlangsungan hidup ikan.
"Ini berangkat dari keprihatinan kepada lingkungan. Kalau laut tercemar maka kita susah akan dapat ikan. Di bidang pertanian juga kalau petani terlalu bergantung pada bahan kimia, maka tidak menjamin keberlangsungan pangan," ujarnya.
Lebih lanjut, Kornelis menambahkan, karena kampanye ini juga untuk pencegahan stunting maka kelompok sasarannya ada pada ibu-ibu hamil, anak muda, tokoh masyarakat dan pemerintah desa.
Lebih dari itu, Yayasan Plan Indonesia juga telah memfasilitasi ibu-ibu kader untuk menjadi fasilitator yang akan melakukan kampanye di 10 desa yang ada di Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan dan Omesuri.
Kampanye di 10 desa ini mulai dilakukan di pada minggu kedua bulan September tahun ini.
Ibrahim Kadir, Kepala Desa Kolipadan mengatakan untuk menekan angka stunting maka perlu kemapanan ekonomi dalam rumah tangga. Ekonomi yang tidak mapan akan berdampak pada pola asuh anak yang tidak sehat.
Sementara itu, kampanye pola konsumsi dan produksi berkelanjutan menurutnya perlu diikuti dengan membentuk kelompok usaha dalam masyarakat dan memberikan mereka fasilitas-fasilitas usaha.
Pemerintah Desa Kolipadan sendiri sudah menyiapkan anggaran untuk kelompok-kelompok usaha di desa yang dibentuk setelah ada kampanye dan pelatihan-pelatihan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.
"Saya harap kampanye ini tidak hanya kita turun omong-omong makan ikan saja tapi harus ada aksi nyata," tambahnya.