21 Tahun Timor Leste Masih Miskin, Pemuda Ini Nekad Merantau Ke Australia Untuk Ubah Nasib Keluarga

Bagaimana kondisi Timor Leste setelah 21 tahun berdiri sebagai sebuah negara pun mendapat banyak sorotan, terutama bagaimana perekonomian negara ini.

Editor: Frans Krowin
KOMPAS/EDDY HASBY
Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, 30 Agustus 1999 

Perekonomian negara itu bergantung pada pengeluaran pemerintah yang didanai oleh penarikan dari Dana Perminyakan.

Kini Timor Leste masih menjadi negara paling miskin di dunia.

Negara ini masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak.

Selain itu, seperti banyak negara lainnya, hambatan untuk kebebasan ekonomi pun datang dari korupsi yang merajalela dan tidak efektifnya peradilan, sehingga melemahkan integritas pemerintah.

Di sisi lain, Komisi Antikorupsi independen tidak memiliki kewenangan untuk menangkap atau menuntut. Sebagian besar proses pengadaan publik masih buram.

Sejalan dengan kondisi Timor Leste yang demikian, rupanya semangat juang pemuda negara tersebut tak padam.

Wanita Ini Panik, Wajah Cantiknya Tetiba Berubah Menjadi Keriput Setelah Melihat Cermin, Kena Sihir?

Pertamina Berencana Hapus Premium ( Bensin ) dan Pertalite, Begini Tanggapan Ahok

Salah satunya ditunjukkan oleh perjuangan seorang pemuda bernama Cornelio Dos Santos, yang menuliskan ceritanya di Devpolicy Blog.

Kisah Pemuda Timor Leste Merantau ke Australia Demi Capai Kemakmuran
https://devpolicy.org/
Simak Kisah Cornelio Dos Santos Ini
Kisah Pemuda Timor Leste Merantau ke Australia Demi Capai Kemakmuran

Melansir devpolicy.org, Cornelio Dos Santos lahir di Lepo Covalima, sebuah tempat yang membutuhkan perjalanan sehari yang panjang melintasi pegunungan di barat daya dari ibukota Timor Leste, Dili.

Seperti banyak orang lain di Timor-Leste, ia mengungkapkan bahwa keluarganya merupakan keluarga besar.

"Keluarga saya besar dan ketika saya masih kecil kami kebanyakan tinggal di luar negeri. Ayah merawat kebunnya, ibu menjaga kami, anak-anak. Ada banyak dari kita - saya adalah yang tertua dari enam, empat perempuan dan dua laki-laki. Meskipun kami sangat miskin, kami punya waktu, dan satu sama lain. Saya memiliki banyak kenangan indah dari hari-hari itu," tulisnya.

Awalnya, ia bersekolah di sekolah-sekolah lokal, namun akhirnya ia dan keluarganya memutuskan untuk mengirimnya ke perguruan tinggi pertanian di Maliana.

"Saya berada di sana selama tiga tahun dan itu tidak mudah. Tidak hanya ibu dan ayah yang mengkhawatirkan saya berada jauh dari rumah, tetapi mereka berjuang untuk membayar biaya sekolah," ungkapnya.

Kemudian, ia lulus pada 2013 dengan nilai yang cukup baik untuk memulai kursus agronomi di Universitas Nasonal Timor Leste.

Krisdayanti dan Raul Lemos Kini Hidup Berpisah, Terpaksa Jalani Komitmen, Hubungan Intim Jarak Jauh

Simak Soal dan Jawaban TVRI SD Kelas 4-6 Rabu 2 September 2020 Besok, Panduan bagi Orangtua

Namun, lagi-lagi masalah ekonomi yang dihadapinya.

"Sekali lagi, uang adalah masalah. Saya tinggal di rumah kost ( kost ) yang harganya $ 50 sebulan! Dalam hal itu, dan segala macam cara lain, Dili mahal, tetapi sekali lagi ayah dan ibu bertekad saya akan lulus," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved