Perawat Berhati Mulia,Aksinya Menolong Tunawisma Melahirkan di Pinggir Jalan,Dipuji Seantero Negeri
Namun hal yang berbeda ditunjukan oleh perawat cantik ini. Meski dirinya sudah terlambat menuju tempat tugasnya, ia masih menyempatkan diri untuk meno
Perawat Berhati Mulia, Aksi Heroik Menolong Tunawisma Melahirkan di Pinggir Jalan, Dipuji Seantero Negeri
POS KUPANG.COM -- Tidak semua orang memiliki hati yang sangat mulia meskipun tenaga medis sekalipun.
Namun hal yang berbeda ditunjukan oleh perawat cantik ini. Meski dirinya sudah terlambat menuju tempat tugasnya, ia masih menyempatkan diri untuk menolong ibu tunawisma yang akan melahirkan di pinggir jalan
Meski hanya menggunakan peralatan seadanya, ia berhasil menyelamatkan sang ibu dan bayi mungilnya
Lorrainne Pingol, seorang perawat berusia 29 tahun, tiba-tiba menghentikan langkahnya di jalan ketika dia sudah terlambat berangkat bekerja pada Selasa (18/8/2020).
Dia membantu seorang ibu tunawisma yang akan melahirkan di pinggir jalan. Tanpa meletakkan tasnya, Pingol langsung menolong ibu itu.
Setelah ia tiba-tiba dihentikan oleh petugas penyelamat setempat yang mengenali seragamnya sebagai seorang perawat.
• Konflik India vs China Bisa Picu Perang Nuklir, Benua Bakal Hancur Bila Paskitan Juga Tembak Nuklir
• GAWAT,China Sangat Ingin Caplok Natuna,Amerika Langsung Setuju Indonesia Beli Pesawat TempurCanggih
• Seksinya Awkarin Foto di Depan Cermin, Tampilan dalam Balutan Bra Ini Malah Dipuji Netizen
• Puput Nastiti Devi Belum Akur dengan Anak-anak Ahok, Tak Follow Instagram Putra putri Ahok
Menurut informasi yang dilansir dari New York Post pada Rabu (19/8/2020), beberapa detik setelah proses melahirkan, seorang bayi perempuan lahir, tak jauh dari Osmeña Highway yang ramai di selatan Manila.
“Tidak ada orang lain yang membantu mereka kecuali saya pada saat itu, jadi saya membantu,” kata Pingol mengatakan kepada ABS-CBN News.
Perawat yang bekerja di sebuah organisasi pemeliharaan kesehatan (HMO) menyebut pengalaman tersebut sebagai “takdir”, bahwa dia berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Atau mungkin itu sesuatu yang lebih besar dari itu. “Mungkin Tuhan benar-benar menginginkan saya untuk bangun terlambat, jadi saya bisa membantu ibu,” katanya.
Christian Jacinto, seorang anggota dewan desa yang juga memimpin tim penyelamat, mengatakan kepada media lokal setempat bahwa tidak satu pun dari tim penyelamat lokal, yang semuanya laki-laki, bisa membantu proses kelahiran.
Jucinto sangat bersyukur Pingol datang membantu, tidak hanya memotong tali pusar, tapi juga memastikan seluruh plasenta dikeluarkan dari rahim ibunya.
Pingol mengungkapan bahwa membantu persalinan ibu tunawisma itu adalah pengalaman pertama kalinya setelah satu dekade lalu, saat dia Far Eastern University di Manila.
Perawat yang mengidap leukemia pada 2013 ini mengatakan da sudah lama tidak membantu persalinan karena dia harus berhenti bekerja di rumah sakit, untuk menghindari gangguan lebih lanjut terhadap sistem kekebalannya.