Rafael Suban Ikun: Kesadaran Masyarakat Ringankan Pemerintah Desa Kembangkan Lokasi Wisata

Kepala Desa Dikesare, Rafael Suban Ikun mengungkapkan bahwa masyarakatnya makin sadar wisata

Editor: Kanis Jehola
Foto/Ricko Wawo
Para pengunjung sedang menikmati panorama alam Desa Wisata Lewolein Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata, beberapa waktu lalu.    

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Kepala Desa Dikesare, Rafael Suban Ikun mengungkapkan bahwa masyarakatnya makin sadar wisata. Hal ini meringankan Pemerintah Desa mengembangkan lokasi wisata di desa. Mereka pun mulai mengembangkan lokasi baru di kawasan timur Desa Dikesare sebagai spot wisata baru.

Ditemui di Pantai Lewolein, Minggu (9/8/2020), saat pengambilan video klip lagu "Biar Dia Berlalu" yang akan tayang di kanal youtube CIG Record, Suban Ikun mengisahkan bahwa masyarakatnya sudah menyandarkan hidup pada kuliner di destinasi wisata pantai Lewolein.

"Tanpa kami minta, masyarakat sendiri sudah melakukan hal-hal perlu diperhatikan dalam menerima tamu. Setiap hari selalu ramai pengunjung, sehingga mereka bisa berjualan dari pagi sampai malam," ujarnya, tersenyum.

Paul Rabe Tuka: Jokowi Hormati Hasil Karya Penenun NTT

Selain dibangun pemdes dan pemkab Lembata, masyarakat juga mendirikan lapak-lapak jualan sederhana dari bambu dan kayu, dengan atap daun kelapa atau rumput alang-alang. Ada juga yang diatap dengan seng.

Wisatawan yang datang ke destinasi pantai Lewolein, selain dari Kota Lewoleba, juga dari berbagai daerah di Lembata. Ada juga rombongan wisata dari Kedang dan kecamatan lainnya di Lembata.

"Tidak perlu tunggu turis manca Negara. Wisatawan lokal saja sudah bisa menghidupkan kuliner yang ada," ucap Suban Ikun.

Di TTS, Penyertaan Modal Ke Bank NTT Tanpa Perda

Melihat animo pengunjung yang cukup tinggi, Suban Ikun menjelaskan bahwa Pemdes mulai mengembangkan spot wisata di bagian barat Desa Dikesare. Lokasi pantai ditumbuhi tanaman bakau, dengan kerikil dan bebatuan yang tampak tertata secara alami.

Pemdes bersama anak muda Dikesare mulai membangun spot foto di lokasi yang baru. Juga, pantainya mulai dibersihkan dari sampah-sampah plastik yang terdampar dihembas gelombang laut. Rumput-rumput dan semak belukar liar pun mulai ditata.

"Kami berharap orang yang masuk dari arah barat, bisa jalan-jalan di sepanjang pantai sampai disini (bagian barat-Red). Sehingga mereka bisa lebih lama ada di Pantai Lewolein ini," ucap Suban Ikun.

Sejauh ini, Pemdes Dikesare hanya memungut biaya parkir kendaraan bagi para pengunjung. Kendaraan roda empat dibebankan Rp 15 ribu sekali parkir. Sedangkan, roda dua (sepeda motor) diberi tarif sebesar Rp 5.000. Pemdes juga menyiapkan sound system yang bisa disewakan untuk pengunjung yang dating secara beregu dan membutuhkan pengeras suara.

"Harganya cuma Rp 150 ribu sekali pakai," jelas dia, soal harga sewa sound.

Diakui bahwa atraksi budaya maupun komunitas musik di desanya belum dikembangkan. "Mudah-mudahan ke depan bisa kami siapkan. Saat ini, kami masih fokus pada penataan lokasi wisatanya," ujar Suban Ikun.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada komunitas Hip Hop Lembata Foundation (HLF) yang melakukan shoot video klip di Lewolein.

"Ini juga sudah membantu kami mempromosikan lokasi ini," ungkap Kades yang menjalani periode kedua kepemimpinannya ini.

Ruas jalan menuju Lewolein yang sebagian besarnya sudah dihotmix dari Kota Lewoleba cukup memberikan dampak bagi perkembangan kuliner di destinasi wisata pantai Lewolein. Dengan sepeda motor pun pengunjung sudah bisa mencapai Lewolein. Bahkan, pelaku perjalanan yang hendak ke Kedang pun sering mampir di kuliner Lewolein.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved