Joni Kala
VIDEO - Joni Kala Setia Menjaga Simbol Negara
VIDEO - Joni Kala Setia Menjaga Simbol Negara, Bentuk nyata dari tugas ini adalah Bendera Merah Putih dikibarkan setiap saat di halaman rumah Joni
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Jhony Simon Lena
VIDEO - Joni Kala Setia Menjaga Simbol Negara
POS KUPANG.COM| ATAMBUA - Masih ingat dengan Joni Kala, warga asal Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi NTT yang viral dua tahun lalu pasca memanjat tiang bendera setinggi puluhan meter.
Bocah 16 tahun ini dijuluk sebagai Pahlawan Merah Putih. Sebutan pahlawan pantas dialamatkan kepadanya karena Joni menyelamatkan Bendera Merah Putih agar bisa dikibarkan saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 73 Kemerdekaan Republik Indonesia di Silawan, Kabupaten Belu, Provinsi NTT, tanggal 17 Agustus 2018.
• VIDEO - Melki Laka Lena Hadiri Musda IV Partai Golkar Kabupaten Mabar
• Video-Musda IV Partai Golkar Kabupaten Manggarai Barat Ricuh
• VIDEO - Dinas Koperasi dan Nakertrans Provinsi NTT Kunjungi Lapas Dewasa Kelas II A Kupang
Atas aksi heroik tersebut, Joni dihadiahkan sebuah rumah permanen oleh pemerintah yang mulai ditempati akhir Januari 2019. Rumah Joni berada di RT 12/RW 06 Dusun Halimutin, Desa Silawan.
Selain rumah, masih ada juga hadiah-hadiah lain yang didapatnya saat itu, termasuk hadiah spesial dari Presiden Jokowi berupa sepeda. Saat ini sepedanya masih bisa dipakai.
Sebagai pahlawan Merah Putih, Joni diberi tugas oleh negara untuk menjaga Bendera Merah Putih sebagai simbol negara. Bentuk nyata dari tugas ini adalah Bendera Merah Putih dikibarkan atau dipasang setiap saat di halaman rumah Joni. Bendera tidak pernah diturunkan kecuali untuk mengganti bendera yang sudah lusuh. Ini tugas negara yang harus ia jalankan.
Saat peristiwa bersejarah dua tahun silam, Joni masih berusia 14 tahun, kini anak bungsu dari pasangan Beterino Fahik Marsal dan Lorensa Gama itu sudah bertambah usia dan menduduki bangku kelas 3 SMPN Silawan. Letak sekolahnya sekitar 600 meter dari rumah Joni.
Ayah Joni, Beterino Fahik Marsal kepada Pos Kupang.Com, Senin (27/7/2020) mengatakan, aktivitas keseharian Joni adalah sekolah. Ia sekolah sesi pagi saat pandemi Covid-19.
Pulang dari sekolah, Joni biasanya membantu orang tua dan membereskan pekerjaan di rumah. Waktu selebihnya Joni manfaatkan untuk berolahraga. Hobinya adalah sepak bola.
"Joni sekolah pagi, pulang sekolah, dia makan, bantu kerja sedikit terus dia olahraga, dia hobi main bola. Kalau ada tamu yang datang ketemu dan pas dia pergi main bola, itu kami setengah mati pergi cari dia", tutur Beterino.
Menurut Beterino, Joni masih diingat oleh sejumlah orang termasuk para pejabat negara. Hal ini terlihat ketika ada pejabat yang berkunjung ke Kabupaten Belu pasti meluangkan waktu singgah dan bertemu Joni.
Joni Kala yang ditemui Pos Kupang.Com setelah pulang sekolah mengatakan, semenjak ia tinggal di rumah tersebut, Bendara Merah Merah Putih dikibarkan setiap saat.
"Bendera pasang tiap hari, tidak kasih turun. Kalau mau ganti bendera baru turun", kata Joni yang memiliki cita-cita jadi TNI.
Joni memaknai hal itu sebagai tugas yang diberikan negara untuk menjaga simbol negara. Baginya Bendera Merah Putih mencerminkan jiwa dan raga. Sebagai warga yang lahir dan hidup di bumi Indonesia merasa terpanggil untuk mengibarkan Bendera Merah Putih.
Mengibarkan bendera merah putih juga merupakan sikap menghargai dan menghormati jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan.