Opini Pos Kupang

Jagung Yes, Sapi Ok, Pangan Mantap

Memperingati Hari Pangan Sedunia yang saat itu relevan dengan tekad Pemerintah Daerah NTT untuk mewujudkan provinsi jagung, provinsi ternak

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Jagung Yes, Sapi Ok, Pangan Mantap
Dok
Logo Pos Kupang

Pada akhir September 2010 di Kupang, Tim telah melakukan kajian serta diskusi mendalam bersama Feati Pusat, dosen Undana, para penyuluh dan peneliti BPTP NTT, untuk melakukan rumusan kalimat yang pantas dan realistis serta mudah dimengerti masyarakat sehingga dapat mendukung program pemerintah NTT khususnya TJPS.

Tujuan utama rumusan tersebut adalah untuk membuat suatu poster yang dapat menggugah nurani petani untuk meningkatkan pengetahuan serta sikapnya terhadap hubungan antara menanam jagung dan beternak sapi. Poster ini dianggap sebagai prototipe media yang dianggap cocok bagi lingkungan masyarakat NTT khusunya petani untuk membangkitkan sikap dukungan terhadap program pemerintah NTT tersebut.

Prinsip utama dari judul poster ini adalah jika mau merealisasikan usahatani terpadu jagung dan sapi maka pemerintah harus pastikan bahwa aktivitas bagian hulu yaitu tanaman jagung petani berhasil.

Sehingga diberikan kalimat `jagung yes'. Jagung yes artinya tanaman jagung yang ditanam petani berhasil, petani menanam, petani juga memanen jagung dengan produksi yang tinggi.

Hal ini berimplikasi pada implementasi program jagung di lapangan tidak sekedar rutinitas tetapi diperlukan usaha yang serius dan fokus. Para bupati harus mendukung program ini kalau mereka masih sadar bahwa sebagian besar rakyatnya masih menjadi petani. Jadi, aspek hulu dari agribisnis jagung menjadi prioritas utama.

Dalam hubungan simbiotik mutualistis antara jagung dan sapi, daun dan batang jagung local, komposit maupun jagung hihrida dapat dimanfaatkan petani untuk makanan sapi (salah satu aspek hilir). Note, jagung hibrida adalaj `jagung untuk industri' makanan ternak bukan untuk konsumsi manusia.

Oleh karena itu, dalam Roap Map Pengembangan Jagung NTT Tahun 2013 sampai 2018, prioritas jagung yang harus ditanam di NTT adalah jagung komposit.
Gagasan TJPS juga sebagai tindak lanjut hasil kajian para ahli peternakan, bahwa hambatan utama ternak sapi selama ini adalah kekurangan pakan.

Jadi jika jagung yes, maka kekurangan pakan ternak dapat diatasi sehingga sapi juga bisa bertumbuh dengan kualitas tinggi, sapi ok. Sebaliknya, kotoran sapi dapat dimanfaatkan oleh petani menjadi pupuk organik yang selanjutnya memupuk tanaman jagung. Dalam kasus ini petani menerima multiplier effect dari usaha tersebut yaitu memanen jagung dengan produksi tinggi, dapat menjual sapi dengan harga bagus, menghemat anggaran untuk beli pupuk, serta mendukung program pembangunan lingkungan (pupuk organik).

Jika jagung berhasil, ternak sapi berhasil maka pendapatan petani meningkat dan kesejahteraannya pun turut meningkat serta ketahanan pangan mantap.

Tugas pemerintah sekarang adalah mendata lahan ril (kepastian lokasi dan perkiraan luas lahan kompak) untuk pengembangan jagung dengan maksud untuk mengetahui secara jelas berapa luas lahan ril untuk tanaman jagung.

Karena jagung membutuhkan air maka lokasi mana sajakah untuk penanaman jagung yang didukung oleh ketersediaan air, baik air sungai (DAS), sumur bor, embung dan lain-lain. Kepastian tipologi lokasi seperti ini sangat diperlukan agar jagung yang ditanam petani dapat bertumbuh dengan baik dan dapat berpoduksi dengan baik pula. Sehingga tanaman jagung benar-benar YES.

Jika Dinas Pertanian telah menyediakan data yang ril (paling kurang mendekati kebenaran/fakta) maka Dinas Peternakan atau pun Koperasi harus menyesuaikan programnya dengan lokasi-lokasi yang telah tersedia tersebut agar di lapangan terjadi kolaborasi yang menguntungkan petani.

Tanaman jagung yang mengharapkan air hujan bisa menjadi prioritas kedua sebab perubahan iklim saat ini berdampak negative terhadap tanaman jagung pada tipologi lahan seperti ini dan menyebakan keterpaduannya dengan ternak sapi pun diragukan. Mari kita dukung tekad TJPS. *

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved