Rocky Gerung
Rocky Gerung Tuntut Copot Menteri Nadiem Dicopot, Ada Apa?
Dua lembaga dari perusahaan raksasa di Indonesia, yaitu Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation masuk POP Kemendikbud
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Untuk mendukung program POP Kemendikbud ini, Kemendikbud mengalokasikan anggaran hampir Rp 600 miliar.
Sorotan DPR RI
Sorotan serupa juga datang dari Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda.
Huda berharap kebijakan POP Kemendikbud ditata ulang.
Menurut Huda, Kemendikbud harus mencari skema terbaik agar POP Kemendikbud tidak menimbulkan polemik.
Kata Huda yang dilansir dari Kompas.com, penataan ulang yang perlu dilakukan oleh Kemendikbud adalah terkait pola rekrutmen.
Sebab, mundurnya lembaga seperti NU, Muhammadiyah dan PGRI akibat seleksi pemilihan POP Kemendikbud yang dinilai tidak jelas.
"Karena itu saya kira opsinya yang pertama, kami minta untuk ke Mas Nadiem melakukan penataan ulang terkait dengan pola rekrutmen, kriteria, dan seterusnya terkait dengan Program Organisasi Penggerak," ucap politisi PKB ini.
Kemudian, kata dia, mundurnya organisasi besar yang concern terhadap pendidikan selama puluhan tahun menandakan ada masalah dalam kebijakan POP Kemendikbud.
"PGRI yang juga mundur dari kepesertaan POP Kemendikbud ini menandakan ada masalah," ucap Huda.
Program POP Kemendikbud merupakan salah satu program unggulan Kemendikbud.
• Fadli Zon Desak Nadiem Makarim Hentikan Program POP, Waketum Gerindra Gugat Keseriusan Jokowi
Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru penggerak untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peserta didik.
Dalam program ini, Kemendikbud akan melibatkan organisasi-organisasi masyarakat maupun individu yang mempunyai kapasitas untuk meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai pelatihan.
Kemendikbud mengalokasikan anggaran Rp 595 miliar per tahun untuk membiayai pelatihan atau kegiatan yang diselenggarakan organisasi terpilih.