Rocky Gerung

Rocky Gerung Tuntut Copot Menteri Nadiem Dicopot, Ada Apa?

Dua lembaga dari perusahaan raksasa di Indonesia, yaitu Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation masuk POP Kemendikbud

Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat

Organisasi yang terpilih dibagi kategori III yakni Gajah, Macan, dan Kijang. Untuk Gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp 20 miliar per tahun, Macan Rp 5 miliar per tahun, dan Kijang Rp 1 miliar per tahun.

Respons Nadiem Makarim

Sementara itu dilansir dari Tribunnews.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akhirnya angkat bicara.

Nadiem menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi lanjutan terhadap POP Kemendikbud.

Evaluasi ini dilakukan setelah beberapa organisasi masyarakat menyatakan mundur karena menilai banyak kejanggalan dalam program ini.

"Kemendikbud telah memutuskan untuk melakukan proses evaluasi lanjutan untuk menyempurnakan program organisasi penggerak," ujar Nadiem Makarim dalam konferensi pers secara daring, Jumat (24/7/2020).

Nadiem mengatakan proses evaluasi lanjutan ini akan melibatkan pakar pendidikan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan lembaga negara.

Proses evaluasi lanjutan ini akan melibatkan berbagai macam pakar pendidikan dan berbagai organisasi masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan.

 “Saya kira bahwa penyempurnaan dan evaluasi lanjutan ini dilakukan setelah pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak," kata Nadiem Makarim.

Seperti diketahui, PGRI, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan mundur dari Program Organisasi Penggerak yang diluncurkan Kemendikbud atau dikenal dengan POP Kemendikbud.

Mereka mengkritik tidak jelasnya klasifikasi organisasi yang mendapatkan bantuan dana POP Kemendikbud. Serta kejanggalan dalam proses verifikasi. 

Penjelasan Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna

Sementara itu dikutip dari Kontan.co.id, perwakilan Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna juga telah merespon polemik ini.

Meski POP Kemendikbud dirancang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ada pula skema pembiayaan mandiri dan pendamping.

Direktur Komunikasi Tanoto Foundation, Haviez Gautama menyatakan mereka merupakan salah satu organisasi penggerak yang menggunakan pembiayaan mandiri.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved