Rimpang

VIDEO - Mindari, UMKM Produk Herbal dari Rimpang

VIDEO - Mindari, UMKM Produk Herbal dari Rimpang, sebuah UMKM binaan Bank Indonesia (BI) tetap ramai pesanan.

Penulis: PosKupang | Editor: Jhony Simon Lena

VIDEO - Mindari, UMKM Produk Herbal dari Rimpang

POS-KUPANG.COM | KUPANG – Meski lokasinya jauh dari jalan utama, UMKM Mindari,  sebuah UMKM binaan Bank Indonesia (BI) tetap ramai pesanan.

Produk herbal olahan tangan terampil Yustin Sadji, pemilik Mindari, menjadi kepercayaan banyak orang. Bahkan, pandemi Covid-19 justru memberi pemasukan yang lumayan cukup bagi Mindari karena keinginan orang-orang untuk tetap sehat dengan mengonsumsi produk herbal.

VIDEO - 17 Pegawai BKKBN NTT Dilantik Melalui Penyetaraan Jabatan

VIDEO - MGMP Para Guru di SMP Negeri 4 Langke Rembong Terkait Pembuatan Video Pembelajaran

VIDEO - Gadis Asal Were III Ngada Hilang Sudah Lima Hari, Keluarga Lapor Polisi


Yustin pun mengaku, misinya ialah mengenalkan produk herbal kepada orang-orang.

“Ini proses pengenalan ke orang-orang untuk mencintai minuman herbal. Saya misinya agar bagaimana orang suka minum ini; menyehatkan orang dulu. Kalau sudah cocok ya pasti nanti mereka cari,” ujarnya kepada POS-KUPANG, Sabtu (4/7/2020).

Ia menuturkan, keterampilan mengolah produk berbahan dasar rimpang ini turun temurun dari nenek buyutnya.

Dulunya, rimpang diolah menjadi jamu untuk menyembuhkan orang. Ia pun mencoba meneruskan warisan tersebut dengan mengolah rimpang menjadi berbagai jenis olahan.

Ada kunyit putih, jahe, dan kunyit asam. Ketiga produk itu dibanderol dengan harga Rp25.000 per botol. Produk herbal rimpang ala Mindari pun bersanding dengan Keripik Pisang Salut Nangka dan Keripik Pisang Gula Lontar yang dibanderol dengan harga Rp20.000 per bungkus.

Ternyata, usahanya pada tahun 2009 itu dimulai dari berjualan keripik pisang seharga dua ribu rupiah. Bermula dari produk tanpa label, pelan-pelan menjadi produk dengan label hitam putih.

“Modal awal tidak sampai dua ratusan ribu. Ukuran plastiknya waktu itu masih 0,5 cm, lalu naik ke 0,8 cm, itu kemasan bukan standing, mulai harga sepuluh ribu,” kenang Yustin sembari tertawa.

Kini, Mindari menawarkan berbagai aneka produk olahan rimpang dan produk lain dengan harga yang berbeda-beda. Ada madu seharga Rp 25.000 per botol dan Rp 75.000 per botol; minyak vito Rp 25.000 per botol; aneka rimpang Rp 25.000 per botol dan Rp 100.000 per botol; kelor Rp 70.000 per bungkus; dan kopi Rp 35.000 per botol.

Tak hanya itu, Mindari juga menjual kembali berbagai olahan masyarakat di sekitar lokasi Mindari, seperti beras merah Rp 20.000 per bungkus dan sorgum Rp 25.000 per bungkus.

Namun, tak hanya produk rimpang dan keripik saja yang akan ditemukan ketika berkunjung ke gerai Mindari di Lokasi Baru Dusun Kiuteta, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah itu.

Ternyata gerai mungil itu juga menjual hasil tenunan dan anyaman berupa peci, tempat sirih pinang, tas, dan ti’i langga. Yustin yang juga merupakan Sekretaris Jaringan Perempuan Usaha Kreatif (JarPUK) Ina Fo’a ini mengungkapkan, ia turut membantu dan memberdayakan empat penganyam di Tanah Merah dan Oebelo dengan mengambil olahan anyaman tersebut untuk dijual kembali di Mindari.

“Sebenarnya hasil jual keripik saya pakai lagi buat beli anyaman itu. Jadi, uangnya mutar. Hitung-hitung ya investasi, buat tambahan aset outlet juga,” kata ibu empat enak ini.

Harga peci berada di kisaran Rp 65.000-Rp75.000, sedangkan ti’i langga Rp 150.000. Harga tas anyaman berkisar antara Rp 65.000-Rp175.000, tas tenunan Rp 75.000-Rp250.000, dan tempat sirih pinang R p20.000-Rp 50.000.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved