Tindak Lanjut Reses di NTT, Ini Catatan Ansy Lema Kepada Kementan
upaya pengawasan dan pencegahan masuknya hama termasuk virus Flu Babi Afrika (ASF). Barantan harus melakukan penguatan perbatasan
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Akibatnya potensi kopi di NTT tidak dikembangkan secara maksimal. Ditjenbun dapat mendatangkan ahli agar dapat mendampingi pegiat kopi.
“Kopi Manggarai, Kopi Bajawa-Ngada, dan Kopi Eban-TTU sangat potensial dan berkualitas ekspor. Saya minta Ditjenbun untuk mengirim ahli kopi yang bisa membantu para pegiat kopi. Selama ini hanya didampingi lembaga swadaya masyarakat (LSM). Selama ini Negara tidak hadir. Maka kali ini Ditjenbun harus terlibat nyata membantu para petani kopi di NTT,” imbuh Ansy.
Menutup catatannya, Ansy berharap Kementan cepat menanggapi aspirasi masyarakat NTT dalam kebijakan yang konkret.
• Tidak Boleh Lebih Dari Lima Cangkir Sehari, Bagi yang Suka Minum Kopi Simak Penelitian Ini
• Angka Kelahiran Total NTT Tertinggi di Indonesia Picu Kemiskinan, Mau Kuru: Atur Jarak Kelahiran
• Mari Mengenal Tentang Merkuri dan Cara Aman Mengonsumsi Ikan Supaya Terhindar dari Efek Negatifnya
Ansy juga berterima kasih kepada masyarakat yang telah menitipkan aspirasinya untuk disampaikan di Senayan.
Ia mengaku selalu terbuka untuk mendengar dan meneruskan aspirasi masyarakat. Untuk itulah ia dipilih, yakni menjadi juru bicara masyarakat NTT di Senayan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)