Reshuffle Kabinet Antara Hak Prerogatif Presiden Jokowi, Intervensi Parpol Dan Politik Balas Budi
Mencermati periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi dan jelang setahun periode kedua, tak pernah rencana perombakan kabinet disiapkan secara rapi.
Tidak banyak wacana, prakondisi atau "petir sebelum hujan turun". Publik memberi apresiasi.
Karena tidak adanya "petir sebelum hujan turun", sejumlah pihak terkejut dan protes.
Kenapa dilakukan mendadak, tanpa konsultasi atau komunikasi sebelumnya? Pihak Istana Kepresidenan tampil ke publik mewakili Presiden Jokowi mengatakan, keputusan diambil tidak mendadak.
Evaluasi kinerja para menteri dilakukan dengan cukup waktu dan bukti. Pelacakan terhadap menteri pengganti juga dilakukan sangat lama.
Bahwa untuk evaluasi dan pelacakan itu publik tidak tahu, itu urusan lain.
Yang jelas, Istana memastikan, pergantian menteri bukan keputusan "bangun tidur", tetapi keputusan yang diambil dengan pertimbangan matang.
Lalu, kenapa Presiden Jokowi merombak kabinet dan mengganti lima menteri dan sekretaris kabinet saat pemerintahan belum genap satu tahun pada 2015?
• Nama AHY dan Mumtaz Rais, Putera Amien Rais, Diprediksi Masuk Kabinet Presiden Jokowi Jilid II
• PLN Salurkan Token Gratis Bantu Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19
• UTBK Digeser ke Tanggal 20 - 29 Juli 2020, Undana Optimis Laksanakan UTBK Ditanggal Itu
Alasannya untuk percepatan akselerasi program kerja yang dijanjikan dalam kampanye kepada rakyat, konsolidasi pelaksanaan program kerja dan alasan kondisi ekonomi yang saat itu tidak ramah dan butuh tangan-tangan yang lebih cakap.
Jika masih belum ingat juga peristiwanya, saya coba sebut nama-nama menteri yang dilantik Presiden Jokowi, Rabu 12 Agustus 2015 setelah merombak susunan kabinet.
Mereka adalah Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Luhut akan merangkap jabatan sebagai Kepala Staf Kepresidenan, yang ia jabat sebelumnya.
Ekonom Rizal Ramli dilantik sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman. Rizal menggantikan posisi Indroyono Soesilo.
Thomas Trikasih Lembong dilantik sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel.
Sofyan Djalil, yang sebelumnya menjabat Menko Perekonomian, dilantik sebagai Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago.
Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dilantik sebagai Menko Perekonomian.