Pemda Mabar Bantu Mahasiswa Rp 300 Ribu
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) membantu mahasiswa yang masih aktif kuliah
Koordinator Umum Aliansi Mahasiswa Manggarai Barat, Faisal Bakri mengatakan, terdapat miskomunikasi saat pendataan para mahasiswa tingkat desa yang mengakibatkan adanya persoalan tersebut.
Menurutnya, para mahasiswa yang didata sebelumnya, hanya sekedar didata, namun ujung-ujungnya tidak mendapatkan perhatian dan bantuan. "Kami diberikan harapan palsu," keluhnya.
Menurutnya, jika pemerintah berdalih bahwa para mahasiswa yang kembali ke daerah asal karena liburan atau lainnya sehingga tidak mendapatkan bantuan adalah kurang tepat.
Sebab, terdapat juga mahasiswa yang saat ini melakukan aktivitas akademik seperti KKN dan penelitian sebelum merebaknya wabah Corona.
Para mahasiswa dalam kesempatan itu berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan keputusan yang telah diambil dan mengakomodir semua mahasiswa di kabupaten itu untuk mendapatkan bantuan.
Aliansi Mahasiswa Manggarai Barat menggelar demonstrasi di Kantor Bupati Mabar, Kamis (2/7) pagi. Mahasiswa yang berasal dari berbagai kecamatan itu menggelar demonstrasi untuk menuntut direalisasikannya bantuan untuk mahasiswa terdampak Covid-19. Mereka juga menuntut biaya rapid tes digratiskan. "Kami minta bukti, bukan hanya janji-janji," kata mahasiswa.
Kepala Dinas Kesehatan Mabar Paulus Mami menegaskan, rapid test gratis. Namun demikian, petunjuk untuk rapid tes untuk warga yang masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pemantauan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG) dan para pelaku perjalanan dari zona merah. "Tidak ada tarif untuk rapid test," katanya. (ii)