Perawat Anestesi Tak Telantarkan Pasien, Dia Hanya Ingin RSUD Lewoleba Penuhi Hak-haknya
Sementara itu, perawat anestesi yang dimaksud masih belum memberi penjelasan klarifikasi.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Namun sampai sekarang hasilnya nihil dan malah berujung aksi penolakan kerja seperti ini.
Dikonfirmasi terpisah melalui sambungan telepon, Direktur RSUD Lewoleba dr Bernard Beda malah membantah kalau ada perawat anestesi yang mogok kerja.
Menurut dia, tidak ada petugas medis yang menolak kerja apalagi menolak melakukan pelayanan anestesi.
Dr Bernard yang ketika dihubungi mengaku baru saja pulang dari ruang operasi menyebutkan kalau tidak ada tindakan mogok kerja dari petugas medis.
Disinggung mengenai Anggota DPRD Lembata yang datang ke RSUD Lewoleba untuk menyelesaikan masalah perawat anestesi, dr Bernard menyebutkan kalau Anton Leumara dan dua anggota lainnya pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi keluarga yang sakit.
Sementara itu, perawat anestesi yang dimaksud masih belum memberi penjelasan klarifikasi.
Dia belum merespon pesan singkat dan telepon dari Pos Kupang. Keluarga pasien juga belum mau memberikan tanggapan karena masih fokus pada penyembuhan keluarga yang sakit.
Data yang diperoleh Pos Kupang, total sudah 1689 tindakan anestesi yang dilakukan oleh perawat tersebut dalam periode waktu 2006-2010.
Rinciannya, ada 892 tindakan untuk kandungan dan 797 untuk bedah.
Periode Mei-September 2019, perawat tersebut total sudah melakukan 270 tindakan, dengan rincian 203 untuk kandungan dan 67 untuk bedah.
• Seluruh ASN Rudenim Kupang Akan Diperiksa di RST Wirasakti
• Niat Mencari Ikan di Pantai Waioti Kabupaten Sikka, Dominikus Ditemukan Tewas
• RSUD Lewoleba Dinilai Tak Perhatikan Paramedis, Pasien Terancam Tak Dapat Anestesi
• Kejati Tahan Tersangka Ketiga Kasus Korupsi Penyaluran Kredit Bank NTT Cabang Surabaya
Sementara periode masa pandemi April-Mei total 73 tindakan dengan rincian 48 untuk kandungan dan 25 untuk bedah.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)