Kepala SMA N 1 Kupang, Marselina Tua Sebut PPDB akan Dibuka 22 Juni
antara tahun kemarin dan tahun ini ada perbedaan. Jika pada tahun kemarin, proses pendaftaran secara online dan verifikasi dilaksanakan offline
Misalnya, kata dia, ada juara olahraga, kesenian dan itu minimal tingkat kabupaten juara 1, 2 dan 3. Hal itu berarti diharapkan provinsi.
Dikatakan Marselina, kemudian 15 persen melalui jalur affirmasi; termasuk kita juga ada MOU dengan kementerian untuk anak-anak program ADEM untuk anak-anak daerah 3T (terpinggirkan, terluar , terdalam, terpencil dan kuota mereka juga masuk dalam 432 itu.
"Jadi ruang untuk mereka sudah diberi ruang dan mereka tidak perlu lagi ikut seleksi online, karena itu sudah pasti karena dari kementerian yang kirim ke sini dan tinggal terima anak-anak itu," terang Marselina.
Dengan demikian, pada tahun ini, kata Marselina, kuota kita ( SMA N 1 Kupang) juga naik, karena 30 persen sudah ditaruh untuk anak affirmasi, dengan yang punya kartu PKH, KIP dan itu mereka bisa daftar lewat jalur afirmasi dan tidak pakai jalur zonasi.
Ketiga, ujar Marselina, sisa 5 persen untuk jalur kepindahan orang tua.
• Valentina Siap Daftar Secara Online
• Face Painting Belum Digemari di NTT, Bisa Untuk Pinangan dan Pernikahan
Jalur pindah ikut orang tua itu, urainya menjelaskan, dibuktikan dengan SK pindah orang tua, dan persyaratannya minimal sudah pindah di sini selama 6 bulan.
Selain itu, pihak sekolah SMA N 1 Kupang juga sudah menyiapkan protokoler kesehatan.
Protokoler kesehatan yang diterapkan di sekolah itu antara lain: penyediaan handzanitizer, alat mengechek suhu tubuh, sabun, masker yang disiapkan guru untuk siswa dan tempat cuci tangan yang disediakan di setiap ruangan.
Protokoler kesehatan itu, jelas Marselina, sudah disiapkan pihak sekolah. Hanya saja belum dipasang karena belum ada kegiatan aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Dikatakan Marselina, Jika seandainya ke depan zona merah, maka pelajaran tetap dilaksanakan secara oline dari rumah. Sebaliknya, jika sudah ditetapkan zona hijau, maka kita akan memberlakukan shift.
Pemberlakuan shift tersebut, dimana satu kelas yang rombelnya 36 orang sebagaimana dalam aturan, akan dipecah menjadi dua supaya tetap jaga jarak: Social Distancing harus ada.
"Siswa kita bagi dua. 1 kelas yang 36 orang dibagi menjadi 2 kelas, sehingga menjadi 18 per kelas dan dibagi dalam 2 shift tetapi pembelajaran tetap. Misalnya shift satu, dia belajar mulai dari pagi jam 7.15 mungkin tanpa istirahat dan bisa juga jam 10.15 dia pulang.
Dan jam 11, kita ketemu yang shift dua supaya mereka tidak lagi ketemu di depan ko batos,"ujarnya.
Di samping itu, kata Marselina, kantin tidak boleh buka supaya anak-anak tidak bergerembol di kantin.
"Begitu selesai, mereka harus pulang. Tanpa bercerita di mana-mana dan itu yang kita harapkan. Makanya kita memberikan jeda waktu agak panjang antara shulift satu dan dua untuk mengharap supaya mereka jangan ketemu," katanya.