EKSKLUSIF, Dr. Inche DP. Sayuna, SH., M.Hum: Perempuan Pemimpin, Selalu Punya Waktu Untuk Keluarga
Jadi 36 ribu pengusaha yang tercatat di IWAPI, kami saling bangun link dan akses secara langsung. Kami juga setiap tahun dua kali
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
EKSKLUSIF : Dr. Inche DP. Sayuna, SH., M.Hum
Perempuan Pemimpin, Selalu Punya Waktu Untuk Keluarga
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dr. Inche DP. Sayuna, SH., M.Hum dikenal sebagai seorang sosok perempuan yang memiliki karakter kepemimpinan kuat. Tak hanya sebagai politisi, perempuan kelahiran Kabupaten TTS itu juga aktif di berbagai organisasi baik yang berbasis agama, bisnis, perempuan juga organisasi independen lainnya.
Tak tanggung tanggung, di berbagai organisasi tersebut ia kerap dipercayakan menjadi pemimpinnya. Meski setelah menjabat Sekretaris DPD Partai Golkar NTT dan Wakil Ketua DPRD NTT, ia mengurangi peran di level operasional berbagai organisasi yang diikutinya, namun, perempuan kelahiran 11 Desember 1966 itu juga masih dipercayakan menukangi beberapa organisasi. Sebut saja menjadi Ketua IWAPI dan terakhir menjadi ketua Ikatan Alimni Universitas Kristen Artha Wacana UKAW Kupang.
Apa yang melatarinya terlibat aktif di berbagai organisasi itu? Bagaimana pergumulan dan apa yang dibuatnya? Bagaimana ia membagi waktu dan seperti apa dukungan keluarga? Berikut petikan wawancara eksklusif wartawan POS-KUPANG.COM dengan Dr. Inche DP Sayuna, SH., M.Hum.
Bisa ibu ceritakan bagaimana awal mula berorganisasi?
Saya aktif di organisasi sudah sejak usia 17 tahun, saat itu saya mulai aktif di organisasi kampus seperti organisasi mahasiswa jurusan dan senat lalu bergabung dengan Golkar. Saya sudah pilih untuk masuk di partai politik sejak saat itu, 17 tahun.
Apa yang menjadi latar dan motivasi sehingga ibu berorganisasi dalam usia sebelum itu?
Saya punya cita cita itu untuk menjadi pemimpin. Di usia 17 tahun itu saya sudah bermimpi menjadi pemimpin. 17 tahun loh.
Nah, saya sungguh menyadari bahwa keterampilan menjadi pemimpin tidak bisa saya dapat di kampus, saya hanya bisa dapat di organisasi. Dan saya sadar, organisasi yang membuka ruang untuk jadi pemimpin itu partai politik. Karena itu saya gabung di AMPI di partai Golkar. Dulu AMPI intelek sekali. Selalu diskusi tentang macam macam isu.
Karena itu saya mulai belajar menjadi pemimpin dari kelompok yang kecil, bagaimana menyampaikan pendapat, membangun analisa masalah, belajar mengambil keputusan, juga angkat-angkat angkat kursi di Partai, ambil mik. Menurut saya disitulah tempat saya mengambil keterampilan yang harus dimiliki menjadi seorang pemimpin.
Nah berangkat dari itu, maka saya bermimpi harus jadi pemimpin. Mulai dari jabatan ketua panitia, ketua kelas, ketua senat. Saya tidak mau duduk di organisasi itu jadi anak buah, saya harus jadi pemimpin.
Bagaimana ibu menjalani peran di organisasi saat itu?
Walaupun waktu itu misalnya, di di AMPI, saya butuh waktu untuk belajar. Ketika saya sudah paham organisasi, saya bertekad harus jadi pemimpin. Saya menunjukkan betul bahwa saya bisa, kalian (senior dan anggota) bisa percayakan saya jadi pemimpin. Begitu.
Satu tahun saja saya sudah jadi pengurus, dan dipercaya memimpin, misalnya di panitia jadi koordinator, kemudian waktu itu saya pernah jadi ketua AMPI.