Hujan Minim, Hasil Panen Padi dan Jagung di Malaka Sedikit Menurun

kebun milik warga tanamannya mati dan ada tanaman jagung yang kelihatan tidak berdaya lagi dipotong tuannya untuk makanan sapi.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EDY HAYONG
Petani di Malaka Tengah sedang memanen padi di lahan sawah, Minggu (7/6). 

Kondisi ini diakui Kepala Seksi  Kesra Desa Haerain, Fransiskus Hamagun mkepada wartawan di Rabasa Haerain- Kecamatan Malaka Barat, Jumat (5/6).

Dikatakannya, hujan yang berkepanjangan dan luapan banjir Kali Motadelek beberapa waktu lalu menggenangi kurang lebih 10 ha tanaman jagung milik masyarakat di tiga dusun yakni di dusun Berasi B, Halimalaka B dan dusun Halimalaka C .

” Akibat genangan air yang bercampur lumpur akibat banjir kali motadelek maka tanaman jagung milik warga mati dan layu tidak berdaya.  Harapan kita tipis untuk bisa panen pada musim tanam ini," katanya.

Simon Bria Mea, warga Dusun Berasi B – Desa Rabasa Haerain kmengatakan tanaman jagung miliknya di kebun seluas 50 are mati karena terendam banjir. Karena jagungnya mati maka langkah yang dilakukan adalag memotong batang jagung untuk  makanan sapi.

Sedangkan Yakobus Kehi, mengatakan kebun jagungnya seluas 45 are digenangi banjir sehingga jagungnya mati. Dirinya  sudah membersihkan dan jagung yang tidak berhasil sudah dipotong untuk makanan sapi. Dirinya bencana untuk tanam ulang jagung atau Kacang Ijo, tergantung ketersediaan bibit.

Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, MPH dalam setiap kesempatan terus mendorong petani untuk turun ke sawah walaupun pandemi corona masih merajalela.

Dirinya meminta agar petani tetap menaati protokoler keseha

Dampak Covid Terhadap Perkuliahan,Rektor UKAW: Pergumulan Besar Mahasiswa Tidak Dapat Kuliah Daring

Pemdes Sunkaen -TTU Salurkan BLT Dana Desa Kepada Pria Berumur 100 Tahun

Peduli Kemanusiaan Dampak Covid-19, Ikatan Alumni UKAW Sumbangkan Bantuan Bagi Ratusan Mahasiswa

Aturan Pembatasan Transportasi dan Perjalanan Berakhir, Pemprov NTT Tunggu Regulasi Pemerintah Pusat

tan karena kalau petani tidak turun ke sawah guna menjaga ketersediaan pangan bagi warga di Malaka umumnya, maka warga akan susah.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong/Advetorial Pemkab Malaka).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved