Obyek Wisata NTT Siap dibuka 15 Juni Mendatang
Wayan Darmawa mengatakan obyek wisata di seluruh NTT siap dibuka kembali pada 15 Juni mendatang
"Jadi saya langsung menetapkan tim internal nanti diadvokasi terutama penasehatnya tentu dari kesehatan, kita minta memberikan edukasi dengan memberikan referensi yang ada dan kita menyiapkan rancangannya" ungkapnya.
Terkait rencana dibuka kembali obyek wisata di NTT, Wayan mengungkapkan, sebelum tanggal 15 Juni targetnya akan diajukan ke biro hukum untuk proses menjadi peraturan gubernur (pergub) tentang standar protokol kesehatan pariwisata.
Sesuai arahan gubernur, secara simbolis akan dibuka di Pantai Liman, Semau.
"Sekarang sedang disiapkan. Dengan upacara yang memang standar protokol kesehatan jadi kita siapkan tempatnya" ujarnya.
Wayan menjelaskan, dengan kembali dibukanya destinasi wisata tidak serta merta wisatawan mancanegara langsung datang karena sejauh ini penerbangan juga masih ditutup.
Tetapi paling tidak interaksi wisatawan lokal lebih luas dan bisa belajar bagaimana penerapan standar kesehatan.
Standar kesehatan ini berlaku bagi pengelola dan juga berlaku bagi wisatawan.
Dimulai dengan pembiasaan melakukan sesuai protokol kesehatan yang ditentukan, sekurang - kurangnya untuk mendapatkan aktivitas nyata protokol kesehatan bagi wisatawan lokal.
Masing - masing pengelola wajib menyiapkan sarana standar protokol kesehatan. Jika syarat tersebut belum dipenuhi maka obyek wisata tidak bisa dibuka.
Salah satu hal pokok dalam keputusan tersebut adalah penerapan kesamaan standar.
"Jangan sampai kabupaten yang satu membuat standar berbeda dari yang lain karena sekarang secara nasional belum ada nah untuk kita paling tidak secara provinsi ada" jelas Kadisparekraf NTT.
Wayan berharap seluruh masyarakat dan juga pelaku industri pariwisata harus menjadi pelopor disiplin penerapan protokol kesehatan.
"Kalau itu kita berhasil terapkan di wisatawan lokal, kita akan lebih percaya diri dan juga wisatawan lebih nyaman datang ke destinasi kita" katanya.
Terkait banyaknya tenaga kerja dari sektor pariwisata yang dirumahkan akibat wabah ini Kadisparekraf mengatakan, para pekerja ini akan diprioritaskan ketika keadaan sudah mulai membaik.
"Mereka walaupun dirumahkan tapi relasi komunikasi pasti tetap ada karena mereka dirumahkan dengan gaji yang dikurangi" katanya.
"Kalau PHK kan putus hubungan, perusahaannya bubar. Kalau ini kan mereka dirumahkan karena perusahaan tidak mampu membayar mereka karena pemasukan kurang tapi kalau pulih mereka pasti akan kembali dipanggil karena mereka menjadi prioritas pertama. Mereka terampil dan sudah memberikan kontribusi jadi perusahaan pasti tarik kembali" tambahnya.
"Tapi memang salah satu tugas kita adalah bagaimana memulihkan kembali perkembangan" pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ella Uzu Rasi)