Militer China Bersiap Menyerbu Taiwan, Siapkan Marinir dan Kapal untuk Mendarat di Pulau di LCS

China mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai daerah maritim miliknya, sementara banyak negara yang dipercaya punya hak atas wilayah maritim ters

Editor: Alfred Dama
DEFENSE STUDIES via Tribunnews.com
Kapal induk China, Liaoning 

Status wilayah Laut China Selatan yang masih merupakan laut internasional dan masih menjadi wilayah sengketa tak menghentikan China untuk mengeksploitasinya.

China tak henti-hentinya mengeruk isi di dalam Laut China Selatan untuk kepentingannya sendiri.

Padahal, selain bukan pemilik sah, tindakan tersebut juga merugikan dalam berbagai hal.

Mulai dari masalah lingkungan hingga faktor sejarah di mana China berani memorak-porandakan ratusan 'makam' yang berada di Laut China Selatan.

Hal ini diketahi melalui foto-foto yang menunjukkan armada kapal keruk yang berbasis di Tiongkok terus-menerus berputar di Laut China Selatan.

Melansir Forbes, kapal tersebut diduga bertindak ilegal dan menyebabkan kerusakan ekologis.

Citra satelit menunjukkan skala aktivitas yang luar biasa di Laut China Selatan di mana puluhan hingga ratusan kapal yang terlibat.

Pada 17 April, Penjaga Pantai Taiwan dilaporkan mengejar 40 kapal keruk ilegal dari suatu daerah di ujung utara Laut China Selatan.

Gambar satelit yang diambil pada 13 April dan berhasil didapat Forbes, menunjukkan aktivitas ini.

Gambar lain, diambil pada 3 Mei mengkonfirmasi bahwa kapal tersebut kembali dan terus melakukan pengerukan.

Kapal tersebut menggunakan alat keruk isap untuk menyedot pasir.

Setiap kapal pengerukan self-propelled, diprediksi dapat membawa ratusan ton pasir dan sering melakukan perjalanan.

Pangkalan Angkatan Laut China di Laut China Selatan
Pangkalan Angkatan Laut China di Laut China Selatan (inquisitr)

Menurut presiden Masyarakat Margasatwa dan Alam Taiwan, Jeng Ming-shiou, yang dikutip oleh media setempat, kapal-kapal China mengeruk pasir lebih dari 100.000 ton per hari. Kegiatan ini telah berlangsung selama beberapa tahun.

Bukan hanya Taiwan, kapal keruk China juga menghadapi perlawanan di negara lain.

Pada Agustus 2019, sebuah kapal keruk besar kandas di dekat Aparri, Cagayan, di pantai utara Filipina.

Sumber: Grid.ID
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved