Jokowi Curhat dan Sambat Soal Mafia, Din Syamsuddin Ungkap Pernah Minta Bantuan PP Muhammadiyah

Din Syamsudin Ungkap Jokowi Pernah Minta Tolong PP Muhamaddiyah Menghadapi Mafia Kleptokrasi

Editor: Bebet I Hidayat
Kompasiana
Jokowi 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah 2005-2015 Professor Din Syamsuddin mengungkap pembicaraannya dengan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).

Hal itu diungkapkan Din Syamsuddin saat menjadi narasumber di channel YouTube Refly Harun Official yang tayang pada Selasa (12/5/2020).

Din Syamsuddin mulanya mengatakan bahwa adanya ketidak seriusan Jokowi dalam melawan tindakan kleptokrasi (pemerintah yang mencuri uang rakyat untuk kepentingan kelompok tertentu) dan oligarki.

"Soal ketaksungguhan termasuk dalam menghadapi kleptokrasi dan oligarki."

"Boleh juga di (channel) ini karena juga sudah sering saya sebut dalam ceramah," ujar Din Syamsuddin.

Susi Pudjiastuti Geram Mafia Impor hingga Angkat Suara Soal Pilpres 2024, Singgung Erick Thohir

Erick Thohir Marah Besar,Saat Pendemi Corona Ada Mafia Besar yang Buat Bangsa Kita Sibuk Impor Alkes

Din menjelaskan bahwa dirinya pernah suatu ketika diundang ke Istana.

Jokowi meminta tolong dirinya untuk membantu memberantas tindakan kleptokrasi misalnya para mafia.

"Beliau itu dulu pernah ya waktu saya waktu saya memimpin PP Muhammadiyah ke Istana."

"Beliau pakai baju militer itu, minta tolong kepada PP Muhammadiyah untuk membantu pemerintah menghadapi dan mengatasi mafia," ceritanya.

Bahkan, mafia itu ada dalam berbagai bidang.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.
Din Syamsuddin. (Kompas.com/SABRINA ASRIL)

"Dan disebutkannya mafia itu dari satu sampai dengan mafia beras, gula, garam, daging sampai mafia ke penyidikan itu jumlahnya belasan, kami bilang siap," lanjutnya.

Namun, Din terheran mengapa mafia sekarang makin merajalela yang dapat merusak tatanan pemerintahan yang baik.

"Tapi apa yang terjadi mafia merajalela, mafia semakin merajalela," ujat Din.

"Itu mafianya berganti atau mafianya sama prof? " sela Refly Harun.

"Saya bukan mafialogi kita bukan mafiaologui, kriminologi, tapi kenyataanya ada masih kuat, dan ini akan merusak tatanan good governance," kritiknya.

Selain itu, Din menyebut ada pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari Jokowi.

Din menilai itu orang-orang itu bukan penumpang gelap namun memiliki niatan yang salah.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved