Kisah Pelajar Asal Desa Kempo Kabupaten Mabar, Cari Jaringan Internet Hingga Desa Tetangga
selama ini, ia hanya mendapatkan materi dan tugas dari sekolah, sedangkan tidak ada ujian hingga dinyatakan lulus SMP
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Kisah Pelajar Asal Desa Kempo Kabupaten Mabar, Cari Jaringan Internet Hingga Desa Tetangga
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Penerapan belajar secara online harus dijalankan sejumlah pelajar di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pasca mewabahnya virus Corona (Covid-19).
Tidak terkecuali pelajar di Desa Kempo, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Mabar, Benedikto Budiman (14).
Pelajar yang baru saja menamatkan pendidikan tingkat SMP di SMPN 1 Komodo Labuan Bajo ini mengisahkan, ia mesti mencari jaringan internet hingga desa tetangga untuk mengirimkan tugas yang diberikan pihak sekolah.
"Biasanya saya pakai motor karena jarak cukup jauh sekitar 1 km," katanya didampingi ayah kandung, Ferdinandus Manye Pilu (48).
Benedikto menuturkan, selama aktif bersekolah, ia tinggal dengan tantenya di Labuan Bajo, namun pasca diliburkan, ia memilih untuk kembali ke rumah orang tuanya di Desa Kempo pada Maret 2020 lalu.
Selama di rumah, materi dan tugas sekolah diberikan oleh guru kelas menggunakan aplikasi WhatsApp.
"Jadi ada grup WhatsApp, kadang guru juga kirim pesan pribadi terkait tugas," jelasnya.
Menurutnya, selama ini, ia hanya mendapatkan materi dan tugas dari sekolah, sedangkan tidak ada ujian hingga dinyatakan lulus SMP.
Namun, kendala yang dihadapi yakni jaringan internet yang kurang bagus, mengharuskan dirinya mencari jaringan internet hingga ke desa tetangga.
"Kendala jaringan di sini, pulang kampung. Kadang-kadang bagus kadang tidak. Kalau kurang bagus cari di Dusun Ranggawatu Desa Golo Desat jadi harus ke desa sebelah yang ada sinyal bagus," urainya.
Dijelaskannya, dalam sebulan, ia beberapa kali harus mencari jaringan di desa tetangga.
Namun demikian, hal tersebut dirasa bukan menjadi kendala, karena orang tuanya mendukung dan juga menanggung biasa pulsa paket data.
Menurutnya, beberapa teman lainnya yang tidak memiliki handphone, meminjam handphone milik orang tua masing-masing.
Dikesempatan yang sama, Ferdinandus Manye Pilu (48) selaku orang tua kandung mengaku, ia sangat mendukung anaknya untuk belajar.