Pendeta Mell Atok

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Pendeta Mell Atok STH Tentang Berkat di Tengah Bencana

GAYA bicaranya yang berapi-api dan ajakannya untuk setia mengikuti teladan Kristus, membuat orang yang mendengar kotbahnya bersemangat

Editor: Hasyim Ashari

Saya seperti nabi palsu dan kata-kata lain yang sangat menyakiti hati saya dan keluarga. Namun semua itu bisa saya lewati. Suatu waktu saya menemui orangtua dan sanak keluarga  dan menyatakan ingin masuk Kristen dan akan sekolah menjadi pendeta.

Tanpa hambatan, orangtua dan sanak keluarga saya yang Katolik itu langsung menyetujuinya. Saya ingat, pada umumnya mereka mengatakan, `Kamu mau jadi apa saja terserah, yang penting kamu bertobat dan tidak melakukan hal-hal yang buruk lagi.' Akhirnya saya dibiayai sekolah pendeta di Jakarta sekitar tahun 2001 lalu.

Setelah menyandang gelar pendeta, apa yang Anda lakukan hingga saat ini?
Saya kembali ke Kupang-NTT dan menjalankan tugas saya sebagai hamba Tuhan, memimpin kebaktian, memberitakan kebenaran firman Tuhan kepada siapa saja. Saya melakukan gerakan ekumene dan tahun 2011 saya mendirikan Universal Youth, persekutuan orang muda yang bersifat universal.

Saat ini persekutuan ini sudah ada ratusan jemaat yang berasal dari denominasi, baik Kristen Protestan, Kharismatik, Pentakosta maupun Katolik. Visi misi dari persekutuan ini yakni memenangkan orang bagi Kristus.

Di persekutuan ini kami saling menguatkan iman. Saya menyarankan kepada jemaat bersangkutan untuk tetap di gerejanya sehingga bisa membangkitkan gerejanya.

Anda pernah `sakit'? Menurut Anda, kenapa orang menjadi `sakit'?

Seseorang menjadi pengguna narkoba, pencuri, pembunuh, pemerkosa, suka free sex atau melakukan hal-hal buruk yang melanggar perintah Tuhan atau saya katakan `sakit' itu karena banyak faktor penyebabnya.

Namun faktor mendasar yang menyebabkan mereka melakukan hal-hal buruk itu lantaran mereka kurang memahami kasih. Karena itulah, di Kota Kupang atau NTT ini banyak orang Kristen KTP. Hanya di KTP tercantum mereka beragama Kristen, tapi ternyata dalam kehidupannya mereka tidak bisa menunjukkan kasih kepada sesamanya.

Apa yang harus diakukan generasi muda agar tidak terjerumus dalam hal negatif?

Pahamilah kasih dan bagilah kasih itu kepada sesamamu sehingga Anda akan dimenangkan. Perbanyak mengikuti kegiatan positif di luar rumah, hari Minggu ke Gereja, ikut kegiatan rohani seperti KKR dan lainnya yang bermanfaat bagi pertumbuhan iman dan kualitas diri.

Bagaimana cara Anda 'menyembuhkan orang sakit'?

Salah satu cara, dengan terus memberitakan kebenaran firman Tuhan kepada setiap orang dalam setiap kesempatan. Saya merangkul dan memberikan firman Tuhan kepada para mantan preman, pencuri, orang yang suka free sex, pengguna narkoba.

Setelah mereka bertobat, saya ajak mereka untuk bersama-sama membina `orang sakit' lain. Karena mantan `orang sakit' tentu akan sangat baik dalam menyampaikan `obat penyembuh' untuk `orang sakit' yang lain.

Setelah menjadi pendeta, pernahkah Anda menyesal pernah mengalami sejumlah hal-hal buruk dalam kehidupan masa lalu Anda?

Dulu saya pernah menyesal terlahir dalam keluarga yang miskin, tak beriman dan penyiksa. Tapi setelah bertobat, saya justru bersyukur atas semua hal buruk yang pernah terjadi dalam kehidupan saya. Saya percaya bahwa dulu orangtua saya memukuli kami karena ada alasannya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved