Renungan Harian Katolik : Liberum Arbitium, Kehendak Manusia

Allah juga berkenan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada dunia untuk penyelamatan dari kuasa dosa.

Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Renungan Harian Katolik : Liberum Arbitium, Kehendak Manusia
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Diakon Guido Naikefi, Pr

Renungan Harian Katolik : Liberum Arbitium, Kehendak Manusia

Oleh : Diakon Guido Naikefi, Pr

POS-KUPANG.COM--Ketika Allah menciptakan bumi dan segala isinya, Allah memberikan mandat kepada manusia untuk menguasai dan menaklukkannya. Menguasai dan menaklukan dalam arti ini adalah memelihara dan menjaganya demi kesejahteraan manusia selanjutnya.

Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk mengatur dan mengelola bumi dan segala isinya. Allah juga berkenan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada dunia untuk penyelamatan dari kuasa dosa.

Dalam hal ini pun Allah tetap memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih. Mau menerima Sabda yang menjelma dalam diri Yesus ataukah menolak-Nya. Pilihan adalah sebuah kehendak bebas bagi manusia.

Karena kehendak bebas ini, maka manusia bisa bebas dalam segala hal termasuk dengan tawaran Allah itu.

Rahmat dan anugerah yang diberikan kepada manusia juga adalah sebuah tawaran dan undangan bukan sebuah kemutlakan dari Allah yang mesti diterima oleh manusia. Tetapi perlu diingat bahwa tawaran kasih Allah tetap menyapa manusia setiap hari. Karena itu semuanya tergantung dari manusia untuk menerimanya. Tetapi manusia perlu menyadari diri sebagai ciptaan yang bergantung pada Tuhan sebagai pencipta. Maka manusia perlu memiliki kesadaran akan rahmat Tuhan kepadanya.

Allah telah berupaya dengan berbagai cara untuk menyelamatkan manusia semenjak manusia jatuh dalam dosa. Melalui perantaraan para nabi dalam perjanjian lama, Allah menyelamatkan manusia. Titik puncaknya terjadi saat Allah mengutus anak-Nya sendiri untuk menyelamatkan dan menaklukkan kuasa dosa dalam dunia.

Ini adalah satu bentuk kasih Allah yang sungguh luar biasa kepada manusia. Tetapi semuanya hanyalah tawaran, undangan Allah supaya manusia bisa memperoleh keselamatan.

Dalam injil hari ini, tawaran kasih Allah termanifestasi dalam diri Yesus. Yesus mengatakan bahwa “ Jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya bukan Aku yang menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya” (Yoh. 12:47).

Di sini jelas terlihat bahwa kehendak bebas tetap menjadi pilihan dalam menerima tawaran kasih Allah. Manusia itu tidak dipaksa secara otomatis untuk menerima kasih Allah.

Manusia tetap diberi kebebasan untuk menerima atau menolak kasih Allah. Hal ini terjadi supaya manusia itu jangan menerima rahmat sebagai sebuah beban karena terpaksa. Tetapi dengan hati terbuka agar segala Sabda Tuhan terinternalisasi di dalam hati dan mengamalkannya dalam hidup nyata.

Kita manusia tetap diundang untuk tawaran Allah ini. Mendengar dan merenungkan kasih Allah yang sungguh luar biasa. Karena Yesus datang untuk menyelamatkan kita, maka kita pun menerima keselamatan itu dan mengamalkan dalam hidup nyata.

Memang Allah memberikan kita kehendak bebas untuk memilih, tetapi alangkah baiknya kita memilih menerima tawaran Allah itu untuk hidup dan keselamatan kita di akhirat. Kita mestinya jangan tergoda dengan berbagai tawaran dunia yang menggiurkan dan menggelapkan hati kita. Kita memang hidup dalam dunia, tetapi kita jangan larut apalagi hanyut dalam permainan dunia.

Segala yang ada dalam dunia hanyalah sarana yang menghantar kita kepada keselamatan. Dunia hanyalah sarana bukan tujuan. Karena itu, taburkanlah kebaikan di dunia sebagai bekal di akhirat. Tanamkanlah kebenaran dan keadilan di dunia maka segalanya akan indah pada waktunya. Momen hidup kita di dunia adalah momen menabur.

Menabur kebaikan akan menuai kebahagiaan, menabur kejahatan akan menuai kebinasaan. Itulah hukum yang tak dapat dipungkiri. Kita boleh memiliki kebebasan untuk memilih tetapi kebebasan itu mestinya mendatangkan kebahagiaan kini dan kelak.

Alangkah malangnya nasib kita jika kebebasan itu menjadi boomerang bagi diri kita sendiri dan akhirnya mendatangkan kebinasaan kini dan kelak. Karena itu, kenakanlah perlengakapan senjata rohani untuk melawan semua keinginan-keinginan manusiawi.

Sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus: “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata rohani untuk bertahan melawan tipu muslihat Iblis berikat pinggangkan kebenaran dan berbaju zirahkan keadilan, berkasutkan kerelaaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” (Ef. 6:11-20).

Artinya bahwa dengan kehendak bebas itu kita memperjuangkan Kerajaan Allah sejak masih di dunia ini. Kita memperjuangkan semuanya dengan iman dan perbuatan kita. Marilah kita menerima terang Tuhan dalam diri Yesus dan meneladani-Nya dalam hidup dan karya kita.

Bank NTT Cabang Kefamenanu Raup Laba Rp. 36,6 Miliar Lebih pada Tahun 2019

BREAKING NEWS : Di Kabupaten Sikka, Akibat Salah Paham Satu Warga Tewas Warga Dikeroyok

Inilah Kronologis Kasus Penggeroyokan di Paga Yang Berujung Korban Tewas, Simak Infonya

Berbagi di Tengah Pandemi, Pemkot Kupang Bagikan Makanan Berbuka Puasa di Masjid dan Panti Asuhan

Doa:
Bapa yang maha kuasa, tuntunlah kami di jalan-Mu. Jangan biarkan kami berjalan sendirian, karena tanpa Engkau kami tidak mampu berbuat sesuatu. Mantapkanlah iman kami akan Dikau supaya kami senantiasa berpaut pada-Mu. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved