Virus Corona

Rahasia Negara yang Dipimpin Perempuan Merespons Wabah Virus Corona Lebih Baik

BanyaK negara di dunia saat ini dipimpin oleh perempuan. Data membuktikan bahwa negara-negara tersebut merespons wabah virus corona lebih baik.

Editor: Agustinus Sape
REUTERS/Wolfgang Rattay
Kanselir Jerman Angela Merkel 

Rahasia Negara yang Dipimpin Perempuan Merespons Wabah Virus Corona Lebih Baik

POS-KUPANG.COM - BanyaK negara di dunia saat ini dipimpin oleh perempuan. Data membuktikan bahwa negara-negara tersebut merespons wabah virus corona lebih baik. 

Selandia Baru, Jerman, Taiwan, dan Norwegia punya dua kesamaan. Di keempat negara ini angka kematian akibat Covid-19 relatif rendah. Kemudian keempatnya dipimpin oleh perempuan.

Para perempuan tersebut mendapat pujian dari media atas sikap mereka, serta kebijakan yang mereka tempuh dalam menghadapi krisis kesehatan global.

Sebuah artikel majalah Forbes menyebut mereka sebagai "contoh kepemimpinan sejati".

"Kaum perempuan maju dan menunjukkan kepada dunia bagaimana menangani ketidakberesan untuk keluarga manusia," tulis Forbes.

Para komentator menggarisbawahi fakta bahwa pemimpin-pemimpin negara yang lolos tes Covid-19 berjenis kelamin perempuan—meski di dunia ini hanya 7% dari pemimpin negara yang perempuan.

Lantas mengapa pemimpin perempuan tampak sukses memerangi pandemi virus corona?

Bagaimana wabah virus corona hantam kehidupan perempuan di Asia
Dampak sosial 'berlipat ganda' bagi perempuan di masa pandemi Covid-19
Mengapa dampak Covid-19 berbeda bagi perempuan dan pria?
Tanggapan dini
Perdana Menteri Islandia, Katrín Jakobsdóttir, memutuskan untuk menempuh pengujian berskala besar.

Meski penduduknya hanya 360.000 jiwa, Islandia tidak santai-santai. Kebijakan menghadapi Covid-19—seperti larangan berkumpul 20 orang atau lebih—ditempuh pada akhir Januari, sebelum ada kasus positif pertama di negara tersebut.

Hingga 20 April, sebanyak sembilan orang meninggal di Islandia akibat Covid-19.

Islandia memberlakukan pengujian massal serta larangan berkumpul 20 orang atau lebih.
Islandia memberlakukan pengujian massal serta larangan berkumpul 20 orang atau lebih. (GETTY IMAGES)

Kemudian di Taiwan, yang secara resmi merupakan bagian dari China, Presiden Tsai Ing-wen membentuk pusat pengendalian epidemi serta memerintahkan untuk melacak dan menghambat penyebaran virus.

Taiwan juga meningkatkan produksi alat pelindung diri (APD), seperti masker wajah. Sejauh ini, Taiwan mencatat enam orang meninggal dunia di antara 24 juta jiwa penduduk.

Sementara itu di Selandia Baru, PM Jacinda Ardern mengambil salah satu kebijakan terketat di dunia dalam menghadapi Covid-19. Alih-alih "meratakan kurva" kasus-kasus positif sebagaimana dilakukan negara-negara lain, pendekatan Ardern adalah benar-benar menghentikan penyebaran.

Seluruh penduduk Selandia Baru ditempatkan dalam karantina wilayah alias lockdown ketika korban jiwa mencapai enam orang. Pada 20 April, jumlah kematian akibat virus corona mencapai 12 orang.

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (tengah), tampak memakai masker bersama para pejabat dan serdadu.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (tengah), tampak memakai masker bersama para pejabat dan serdadu. (SAM YEH/AFP)
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved