Virus Corona

Ilmuwan China Temukan Kemampuan Agresif Mutasi Virus Corona pada Pasien yang Tidak Dilaporkan

Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya di Zhejiang University menemukan mutasi virus corona pada sekelompok kecil pasien yang sebelumnya tidak dilapor

Editor: Agustinus Sape
SHUTTERSTOCK/CORONA BOREALIS STUDIO
Penampakan virus corona atau Covid-19 dalam 3D. 

Prof Li dan koleganya menyarankan agar kemungkinan mutasi virus corona ini di suatu wilayah dapat dipertegas untuk menentukan tindakan yang dapat dilakukan dalam melawan virus SARS-CoV-2 ini.

"Pengembangan obat-obatan dan vaksin, walaupun mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi virus corona ini. Untuk menghindari potensi yang lebih buruk," jelas Prof Li.

Untuk diketahui, Prof Li adalah ilmuwan China pertama yang mengusulkan lockdown kota Wuhan, yang diketahui sebagai tempat pertama merebaknya wabah virus corona baru ini.

Temuan di India

Sebelumnya, tim peneliti dari Taiwan dan Australia menemukan bahwa sebuah strain virus corona penyebab Covid-19 di India mengalami mutasi yang bisa mengancam pengembangan vaksin.

Mutasi tersebut ditemukan pada seorang mahasiswa kedokteran Kerala yang baru datang dari Wuhan.

Meskipun dari Wuhan, strain yang ditemukan pada pasien tersebut tampak tidak terkait dengan strain yang diidentifikasikan di Wuhan.

Dipaparkan oleh tim peneliti dalam laporan yang dipublikasikan di situs biorxiv.org; mutasi ini terjadi pada bagian protein spike (tonjolan mahkota) virus corona.

Tepatnya pada struktur receptor-binding domain (RBD) yang mengait pada reseptor ACE2 di sel manusia agar virus bisa menginfeksi.

Dengan membuang satu ikatan hidrogen pada protein spike, mutasi ini mengurangi kemungkinan virus mengikat pada reseptor ACE2 yang ditemukan pada jaringan paru-paru dan organ lainnya.

Artinya, vaksin yang menarget protein spike ini mungkin tidak akan bekerja pada pasien yang mengalami terinfeksi virus corona dengan mutasi serupa.

Dilansir dari Science Times, Selasa (14/4/2020); tim peneliti dari National Changhua University of Education Taiwan dan Murdoch University Australia berkata bahwa temuan ini merupakan kali pertama sebuah mutasi signifikan ditemukan pada virus corona.

Tim peneliti menulis, observasi studi ini memberikan peringatan bahwa mutasi SARS-CoV-2 dengan berbagai profil epitope bisa terjadi kapan saja.

"Ini artinya, pengembangan vaksin terhadap SARS-CoV-2 saat ini berisiko tinggi menjadi sia-sia," ujarnya.

Sayangnya, temuan tim peneliti ini bukan satu-satunya alasan para pakar lain terheran-heran.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved