VIDEO - Di Ende, Masih Ada Masyarakat Abaikan Protokol Covid-19
VIDEO - Di Ende, Masih Ada Masyarakat Abaikan Protokol Covid-19. Masyarakat tanpa masker itu umumnya di kalangan anak-anak muda di Ende, Flores, NTT.
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Frans Krowin
VIDEO - Di Ende, Masih Ada Masyarakat Abaikan Protokol Covid-19
POS-KUPANG.COM, ENDE – Sampai saat ini di Kabupaten Ende, masih ada masyarakat yang mengabaikan protokol penanggulangan virus corona atau Covid-19.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Keuskupan Agung Ende. KAE Tanggap Virus Corona atau Covid-19, RD Reginald Piperno Pr, kepada POS KUPANG.COM di Ende, Senin (20/4/2020).
Pria yang akrab dipanggil RD Perno ini, mengatakan, dalam pantuannya, masih terlihat warga Kabupaten Ende yang mengabaikan protokol penanggulangan Covid-19. Salah satu contohnya di Kecamatan Detusoko.
RD Perno mengungkapkan, bahwa saat tim KAE tanggap Covid-19 melintas di daerah itu, terhampar sebuah pemandangan yang sangat miris di Pasar Detusoko.
Terlihat ribuan orang tumpah ruah di sekitar pasar bahkan membuat jalan lintas utara macet total tapi warga tidak menggunakan masker.
“Semua orang tanpa beban ke sana kemari tanpa masker. Mereka berdesak-desakan, memenuhi ruas jalan tapi tidak memakai masker,” kata RD Reginald Piperno Pr atau biasa disapa RD Perno.
Para pedagang duduk berdesak-desakan sambil menjajakan barang dagangan tanpa pelindung diri. Begitu pun di terminal, begitu banyak orang tanpa masker.
• VIDEO - Gandeng BRI Cabang Kefamenanu, Kodim 1618 TTU Bantu Satu Unit Rumah Untuk Warga Maubeli
• VIDEO - Rocky Gerung Sindir Ganjar Pranowo Terkait Sikap Pemerintah Melawan Wabah Covid-19
• VIDEO – Ibrahim Ajak Warga Ende Selalu Pakai Masker Agar Terhindar dari Epidemi Covid-19
Warga yang tak mengenakan masker, sebagian besar para remaja usia SMA. Sementara pasar itu sendiri letaknya tidak jauh dari Kantor Camat dan Kantor Polisi yang juga merupakan Tim Gugus Tugas Covid-19.
“Kemanakah mereka semua ? . Itu pertanyaan yang sempat saya lontarkan di mobil. Saya sempat mengabadikan moment ini dan sempat saya sharekan,” kata RD Perno.
Hal ini jauh berbeda ketika melintasi Pasar Ropa di Kecamatan Maurole , yang juga hari pasarnya sama yakni hari Rabu.
Situasi pasar sepi, tetap ada transaksi jual beli tapi sangat terbatas.
“Situasi seperti ini kami alami hampir di semua wilayah utara Ende mulai dari welamosa sampai ke kotabaru,” ujarnya.
Tidak ada orang yang duduk berkumpul di pinggir jalan, tidak ada juga keramaian sebagaimana biasa. Masyarakat memang masih beraktifitas tapi tidak banyak orang. Setiap desa yang dilewati ada pos penjagaan," ujar RD Perno.
“Sangat berbeda dengan situasi ketika kami melintasi perjalanan dari Ende menuju Detusoko. Sepanjang jalan kami masih menjumpai orang muda duduk berkumpul di tenda-tenda, orang hilir mudik tidak jelas arahnya. Berbuat seolah-olah tidak terjadi apa-apa sementara perayaan Paskah sendiri akhirnya di rumah saja,”kata RD Perno.
“Pertanyaan mengapa ada perbedaan yang mencolok antara dua wilayah ini, terus menghantui pikiran saya sepanjang perjalanan menuju Kotabaru,” kata RD Perno.
Pertanyaan ini akhirnya terjawab ketika tiba di Tapal Batas utara Ende di Ratebobi.
Pihak Kecamatan Kotabaru, Rm. Safan (Pastor rekan paroki Kotabaru), Ria Bewa Kotabaru, menceritakan, bahwa sejak virus corona mulai merebak, dan Jokowi mengumumkan bahwa semua bekerja dari rumah, tiga batu tungku yakni, tokoh pemerintah, tokoh adat dan tokoh agama duduk bersama, membangun pemahaman dan menjadikan masalah Covid-19 sebagai masalah bersama.
“Mereka sepakat untuk bersama-sama, mencegah agar virus ini tidak masuk ke kampung halaman mereka. Dan hal ini di lakukan hampir di semua kecamatan wilayah utara Kabupaten Ende,” kata RD Perno.
“Saya menyaksikan sendiri di pos penjagaan di perbatasan Ratebobi. Disana ada tim kesehatan, ada aparat pemerintahan baik dari kecamatan dan desa, ada petugas keamanan baik dari kepolisian dan TNI standby di disana,”ujarnya.
Setiap kendaraan yang lewat seluruh penumpangnya wajib turun dan wajib mengenakan masker. Tanpa masker tidak boleh melintas wilayah itu.
Setelah turun semua penumpang dan pengendara baik roda dua maupun roda empat diharuskan mencuci tangan sebelum di cek oleh petugas medis dan para petugas lainnya. Semua identitas penumpang di catat dan dicek riwayat perjalanan.
• VIDEO –Terima Gaji Pertama Jadi Polisi Polda NTT, Bripda Tauqik Beli Sembako Buat Warga Kurang Mampu
• VIDEO - Nenek Berusia 90 Tahun Di TTS Dapat Masker Gratis
• VIDEO - Sebulan Belajar Online karena Corona Covid-19 Mahasiswi di Ende Galau.
Untuk penumpang dari zona merah langsung diarahkan untuk karantina mandiri dalam pengawasan hansip.
Selama 14 tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh berkontak dengan siapapun.
Untuk mereka yang dari zona merah tapi bukan warga kabupaten Ende, petugas di posko langsung mengontak pihak pemerintah di kabupaten tetangga misalnya Nagekeo, Ngada dan Manggarai, untuk menjemput mereka di perbatasan kabupaten di Kaburea dengan dikawal oleh petugas keamanan dari posko.
“Saya kagum dengan cara kerja dari tiga bantu tungku di batas utara ini. Saya sangat yakin bahwa jika semua kecamatan dan desa di seluruh kabupaten ini berbuat demikian tanpa perlu menunggu istruksi dari bupati, virus corona tidak akan menyebar di kabupaten tercinta ini,”karta RD Perno. (POS KUPANG.COM,Romualdus Pius)
Tonton, Like, Share, Subscribe Youtube Channel POS-KUPANG.COM
(POS-KUPANG.COM)
Ingat SUBSCRIBE, SHARE dan tinggalkan jejak di kolom KOMENTAR.
Update info terkini :via: https://kupang.tribunnews.com/
Instagram poskupangcom : https://www.instagram.com/poskupangcom/?hl=id
Facebook : POS-KUPANG.COM: https://bit.ly/2WhHTdQ