Fakta Baru Virus Corona, Ilmuwan ini Ungkap Bukan Berasal Dari Wuhan, Muncul Sejak September 2019
Fakta Baru Virus Corona, Ilmuwan ini Ungkap Bukan Berasal Dari Wuhan, Muncul Sejak September 2019
"Mereka berada dalam bentuk kelelawar atau hewan lainnya selama beberapa bulan dan menulari manusia lainnya," katanya.
"Kemudian, virus tersebut mulai menginfeksi dan menyebar di antara 13 September dan 7 Desember, menghasilkan jaringan yang kami sajikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences," jelasnya.
Para peneliti menganalisis virus dengan menggunakan jaringan filogenetik, suatu algoritma yang dapat memetakan pergerakan organisme secara global melalui mutasi gen mereka.
Ketika mencoba menentukan lokasi pasti dari pasien nol, tanda-tanda awal mendorong peneliti menelusuri jauh ke wilayah selatan dari kota Wuhan.
Meskipun laporan mengatakan infeksi pertama terjadi di Kota Wuhan pada Desember 2019.
"Apa yang kami rekonstruksi adalah jaringan awal penyebaran signifikan pertama di antara manusia," kata Foster.
Dia dan koleganya dari beberapa institusi menganalisis lebih dari 1000 urutan genom lengkap virus.
Dengan menghitung berbagai mutasi virus, mereka bisa lebih dekat mencari tahu manusia pertama yang terinfeksi strain virus yang diyakini menyebar di antara kelelawar tersebut.
Mereka menemukan ratusan mutasi yang menunjukkan bahwa virus itu menyebar tanpa terdeteksi hidup pada hewan sebagai inang bertahun-tahun sebelum menulari manusia.
• Daftar 18 Daerah di Indonesia Kantongi Izin Terapkan PSBB Selama Wabah Corona, Cek Daerahmu!
• Bikin Bangga! Ditengah Pandemi Corona, Polisi Muda Ini Hibahkan Gaji Pertamanya untuk Warga Miskin
• Mengerikan, Kematian karena Corona di Ekuador 5.000 Orang semalam, Kondisi Berubah Jadi Kota Mayat
• Pelajari 4 Kiat ini Agar Puasa Kamu Aman di Tengah Pandemi Corona, Dijamin Manjur
• Ini Daftar Negara yang Belum Terinfeksi Alias Kebal Virus Corona, Salah Satunya Negara Indah Ini
Virus corona biasanya mendapatkan satu mutasi dalam satu bulan.
Ada laporan yang belum diverifikasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan, di mana para peneliti melakukan pekerjaan pada penyakit kelelawar, tetapi studinya tidak mendukung jawaban itu.
"Jika saya didesak untuk menjawab, penyebaran asli virus itu bukan di Wuhan, tetapi lebih mungkin di China Selatan," kata Foster.
Jaringan filogenetik yang digunakan ilmuwan untuk melacak asal virus ini dianggap dapat diandalkan untuk melacak mutasi genetik, tetapi metode ini dibatasi oleh ukuran sampel dan mengasumsikan kecepatan mutasi yang mungkin tidak akurat.
Virus dapat mengalami transformasi dalam pola yang tidak terduga selama wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti ini.
(Intisari/Afif Khoirul M)