70-80 Persen Tidak Miliki HP Android, SMKN 1 Waikabubak Tidak Terapkan Pembelajaran Online

70-80 Persen Tidak Miliki HP Android, SMKN 1 Waikabubak tidak terapkan pembelajaran online

Penulis: Petrus Piter | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Petrus Piter
Wakil kepala sekolah urusan kurikulum SMKN 1 Waikabubak, SB Yohana Landa, S.Pd, M.Pdk 

POS-KUPANG.COM | WAIKABUBAK - Wakil kepala sekolah urusan kurikulum SMKN 1 Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Yohana Landa,S.Pd,M.Pdk di sekolah itu, Kamis (15/4/2020) mengatakan, tidak dapat menerapkan sistem pembelajaran online karena hampir 70%-80% siswa siswi SMKN 1 Waikabubak, Sumba Barat tidak memiliki handphone Android.

Umumnya siswa siswi SMKN I Waikabubak berasal dari desa-desa dengan kemampuan ekonomi orang tua pas-pasan.

Jenis Golongan Darah Ini Langka di Ngada

Hal yang sama bila menggelar kegiatan belajar mengajar melalui siaran TVRI. khusus di Sumba Barat saluran siaran TVRI susah dapat, sinyal jelek sehingga gambar dan suara tidak jelas. Kondisi itu lebih parah lagi di desa. Bukan siaran tidak dapat atau sinyal buruk tetapi memang tidak ada televisi.

Hal itu karena umumnya anak-anak berasal dari kampung-kampung dengan akses jalan yang susah dan tidak tersedia listrik. Bagaimana bicara tivi, listrik saja tidak ada.

Karena itu, guru-guru dalam rapat.bersama memutuskan memberikan tugas belajar dan mengerjakan tugas di rumah dan baru dapat dikumpul setelah kembali sekolah. Sekolah tidak bisa memaksa keadaan anak-anak tetapi bijaksana agar semua bisa belajar dan mengerjakan tugas dengan baik.

Ini Ungkapkan Kepedulian & Perwujudan Kasih BPD NTT Gereja Bethel Indonesia ke RSUD Johanes

Sebab kalau dipaksakan berjalan sistem pembelajaran online maka besar kenungkinan hanya 15%-20 % saja yang dapat mengikutinya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SD Negeri Dede Kadu, Kota Waikabubak, Erling Ranjamay di kediamannya, Kamis (15/4/2020).

Menurut Erling,sekolah yang dipimpinya, tidak bisa menerapkan pembelajaran online secara full karena hanya 20 % anak-anak memiliki handphone android. Hal itu terasa sulit dilakukan.

Sedangkan sistem pembelajaran melalui TVRI, ia meminta para guru.menonton satu hari, lalu merancamg tugas dan membagikan kepada anak-anak mengerjakannya di.rumah. Namun sebelumnya rancangan tugas itu terlebuh dahulu disampaikan kepada kepala sekolah, baru diteruskan ke siswa siswi mengerjakannya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Petrus Piter)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved