VIDEO – Pasien Covid-19 di RSUD Kupang Ungkapkan Hal Mengharukan, Belum Bertemu Anak Hampir 2 Bulan

VIDEO – El, Pasien Covid-19 di NTT, Ungkapkan Hal Mengharukan, Belum Bertemu Anak Hampir 2 Bulan. Bahkan ia juga belum menyentuh istrinya.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin

VIDEO –  Pasien Covid-19 di RSU Kupang Ungkapkan Hal Mengharukan, Belum Bertemu Anak Hampir 2 Bulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG – EYA atau biasa disapa El, pasien positif virus corona atau Covid-19 yang kini sedang dirawat di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, mengungkapkan kisah yang mengharukan.

Beberapa kali ia menahan tangis, ketika mengungkapkan kerinduannya pada anak dan istri, juga dampak yang dialami ibu dan ayah mertuanya,  setelah dirinya dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 dan dirawat di rumah sakit.

El menuturkan, sampai saat ia masuk rumah sakit RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang pada Kamis (9/4/2020) dan dirawat karena terpapar virus corona atau Covid-19, ia belum pernah bertemu dengan istri dan anak-anaknya.

Pada video di Youtube pribadinya yang diunggah pada Minggu (12/4/2020) sore, pasien yang juga seorang ASN ini, menuturkan bahwa hingga Minggu kemarin, ia telah dirawat tiga hari di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang.

VIDEO – Gegara Covid-19, Mertua di Lapas Kupang Bantah Pernyataan Pasien Positif Corona

VIDEO - Update Corona NTT : ODP NTT 794 Orang, 313 Sembuh, Kota Kupang Tertinggi Disusul Mabar

VIDEO - UPDATE CORONA SIKKA : Kontak dengan EA, Suami-Istri Asal Sikka Dijemput Tengah Malam

Ia berterima kasih kepada paramedis di rumah sakit tersebut, atas pelayanan yang diberikan padanya karena hal itu membuatnya menjadi semangat.

El mengatakan, tak mudah bagi paramedis mengenakan alat pelindung diri saat merawat pasien, sehingga ia pun memberi apresiasi atas perawatan paramedis tersebut.

“Saya juga mau menyampaikan beberapa hal terkait berita dan isu yang terus beredar sampai saat ini,” ujarnya.

Ia menyebutkan, banyak informasi yang tak tuntas diterima publik. Namun pun memahami hal tersebut, karena semua informasi hanya melalui media sosial.

Ia juga mengaku, banyak seniornya juga keluarganya selalu memintanya agar tidak membuka FB

Namun ketika ia coba membukanya, ia mendapatkan hal yang luar biasa.

Untuk itu, El ingin memberikan klarifikasi atas sejumlah hal, termasuk foto-foto yang sempat diunggahnya diakun media sosialnya, FB.

Pertama, tentang foto kolam lele. Foto kolam itu, katanya, ada di rumahnya.

Di bagian lain video tersebut, ia mengungkapkan hal yang mengharukan.

“Sampai saat ini saya belum menyentuh instri saya. Saya juga belum bertemu anak saya sudah hampir dua bulan. Dan anaknya pasti sangat rindu untuk bertemu dengan saya,” ujarnya sambil menahan rasa haru.

Mengenai foto yang diposting tentang ucapan ulang tahun, itu merupakan foto lama.

Sedangkan foto dan video tentang ia berkeliling di dekat rumah, ia membenarkannya. 

Saat berjalan dengan anaknya, ketika itu ia memegang sebatang kayu. Mone, anaknya itu, memegang salah satu ujung kayu tersebut dan dirinya memegang ujung yang lainnya. Panjang kayu itu dipastikan aman untuk anak dan dirinya.

Ia juga meminta maaf kepada masyarakat karena sempat berbelanja ke kios di dekat rumah selama di Kupang.

Namun hal itu ia lakukan ketika ia tak tahu apakah menderita virus corona Covid-19 atau tidak. Karena ia telah memeriksa kesehatannya ke RSU Kupang, dan tidak ada kabar tentang hasil pemeriksaan tersebut. Beberapa hari kemudian barulah ada pemberitahuan bahwa ia positif Covid-19. 

Sementara setelah pulang dari pemeriksaan dan selama berada di Kupang, ia merasa tubuhnya fit. Olehnya pada saat itu ia ke kios bersama anaknya membeli sandal di kios dekat rumah.

Ia dan anaknya berbelanja ke kois itu, sebelum dirinya mendapat kabar bahwa telah tertular virus corona atau Covid-19.

El juga menuturkan bahwa pada Minggu (12/4/2020), ia merasa mentalnya agak drop. Tapi pada saat yang sama, ia juga mendapatkan support dari teman-teman, sahabat dan keluarganya.

Awalnya ia mendapati kabar dari istrinya yang menceritakan bahwa oma, mertuanya ditelepon oleh ketua RT dan marah-marah.

Kepada omanya, ditanya mengapa saat dirinya berada di rumah mertuanya, ia tak melapor diri ke RT setempat.

“Saya coba menenangkan Oma di rumah supaya semuanya tenang," tuturnya.

Namun tak lama berselang, istrinya kontak lagi dan menceritakan bahwa mertuanya di Lapas, dimasukkan ke ruang tersendiri, ruang Baminal, ruang untuk napi yang dihukum.

Pasalnya, ponakannya yang menjemputnya di bandara, datang ke lapas bertemu mertuanya untuk minta foto. Ayah mertuanya seorang pensiunan.

Saat itu anak itu berpelukkan dengan ayahnya, cium hidung dan kembali.

Namun setelah itu, ada telp dari Lapas Kupang. Saat ditelp itu, oma-nya di marah-marah, sehingga secara pribadi, dirinya tak tahan lagi mendengar hal yang demikian.

Saat mendengar kabar itu, ungkap El, mentalnya drop. “Kalau dengan saya sendiri, tak masalah. Tapi saya cukup terganggu kalau mertua dan keluarga saya dibawa-bawa,” ujarnya.

Saat mengucap kalimat itu, ia seakan menahan tangis. Namun sesaat kemudian, ia melanjutkan lagi kisahnya pada video di Youtube miliknya itu.

Ia mengatakan, memang stressing itu bagus, tapi ini sudah masuk pada sesuatu hal yang menurutnya harus dilihat kembali.

Sebab mertua saya ditempatkan di ruangan khusus, Baminal dan sepengetahuan kami, ruangan itu diberikan kepada napi yang dihukum, artinya napi yang ada di Lapas dan dihukum, selalu ditempatkan di ruangan itu. Dan, dilarang untuk berkomunikasi selama 14 hari ke depan.

“Saya memohon, melalui video ini, kalau ada yang lihat, tolong diteruskan. Apakah memungkinkan, walau ditahan di ruangan hukuman, tapi ini salah saya. Saya ke jakarta untuk mengikuti kegiatan, kegiatan yang menurut saya bermanfaat untuk saya saja, tapi saya justeru terpapar virus corona dan dampaknya pada mertua saya,” ujarnya.

Ia melanjutkan lagi dengan mengatakan, “Saya cukup kehilangan bapa saya, jangan sampai mertua saya juga merasa menjadi susah karena kehadiran saya di Kupang. Mohon bapa bisa telp oma supaya oma tidak stres,” ujarnya.

Sampai sekarang, tutur El, oma masih terus menangis, karena bapa sudah dihukum dan saat ini susah dikontak. Saat ini Bapa tak bisa lagi berkomunikasi dengan oma.

VIDEO – Lihat Ulah Oknum Pedagang di Kota Kupang Ini, Membuang Ikan Yang Tak Laku Dijual

VIDEO - Menikmati Dinginnya Cuaca di Manggarai, Sambil Memancing di Tambak Dalo

VIDEO - Kronologis ASN Alor NTT Positif Corona, Studi di Yogyakarta hingga Jenguk Keluarga di Bali

“Saya mendokan supaya opa (bapa) sehat-sehat. Opa juga tidak bisa berkomunikasi lagi dengan oma. Untuk itu, tolong pihak Lapas, titip lihat opa. Kami mendoakan supaya opa sehat-sehat. Juga oma. Karena di rumah, oma sendiri bersama ponakkan dan anak saya yang masih kecil-kecil dua orang,” ujarnya.

Atas penuturan El di Youtube, manajemen Lapas Kupang pun memberi respon. Respon itu tak saja datang dari manajemen Lapas Kelas IIA Kupang, tetapi juga langsung oleh Adam Herewila, napi yang merupakan ayah mertua El.

Mertua Bantah Pernyataan Pasien Positif Corona

Adam Herewila (60), narapidana yang kini menghuni Lapas Kelas IIA Kupang, membantah pernyataan menantunya, EYA yang kini sedang dirawat di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang.

Adam Herewila merupakan mertua dari EYA, seorang ASN di lingkungan Pemkab, Pemerintah Kabupaten Alor dan kini sedang dirawat di RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, karena terpapar virus corona atau Covid-19.

Bantahan sang mertua itu mengemuka setelah EYA merilis video di Youtube yang berjudul "Klarifikasi Untuk Yang Membuli - Mohon Tetap Ikut Anjuran Pemerintah - Pakai Masker - Cuci Tangan" di akun YouTube pribadinya pada 11 April 2020.

Video klarifikasi EYA di YouTube yang kini viral di dunia maya itu berdurasi 20 menit, 23 detik.

Dalam video tersebut, EYA memberi pernyataan tentang kondisi ayah mertuanya di Lapas Kelas IIA Kupang sekaligus meminta dukungan dari masyarakat  kepadanya.

Dalam video tersebut EYA menyebutkan, "Istri saya kontak lagi bahwa mertua saya yang ada di Lapas, dan sekarang dia harus dikasih masuk di ruang tersendiri, ruang Baminal, kalau tidak salah itu ruangan untuk napi yang dihukum," demikian pernyataan EYA dalam video tersebut.

Ayah mertuanya  itu ditempatkan di ruangan tersebut lantaran beberapa hari sebelumnya, EYA menemui ayah mertuanya dan saat itu keduanya sempat melakukan kontak dan cium hidung.

Saat itu, katanya, tanggal 2 April 2020, keponakannya menjemputnya di bandara lalu membawanya membesuk ayah mertuanya di Lapas.

Saat itu, ia dan ayah mertuanya sempat cium hidung, tradisi bersalaman ala Orang Sabu Raijua.

Selain menuturkan hal tersebut, dalam video itu juga EYA mengatakan, bahwa pihak Lapas menelepon ibu mertuanya terkait persoalan itu.

"Memang stresingnya bagus tapi ini harus dilihat kembali, karena mertua saya ditempatkan di ruangan khusus dan sepengetahuan kami, ruangan itu diberikan kepada napi yang dihukum dan juga dilarang untuk berkomunikasi selama 14 hari ke depan," beber EYA dalam video YouTube.

Saat itu, EYA juga meminta dukungan masyarakat dalam persoalan yang dialami ayah mertuanya.

"Saya mohon melalui video ini ada yang bisa meneruskan tolong dilihat lagi, walaupun ditahan di ruang hukuman, ini salah saya karena saya harus pergi ke Jakarta, tapi saya membawa virus ini dampaknya sampai di mertua," demikian pinta EYA.

Ditemui POS-KUPANG-COM di Lapas Kelas IIA Kupang pada Minggu (12/4/2020) siang, Herewila membantah apa yang disampaikan menantunya, EYA.

Ia mengatakan, EYA tidak mengetahui apa yang sebenarnya dirinya alami di Lapas Kelas II KUpang. “EYA tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi kemudian memberikan pernyataan yang tidak tepat kepada public,” ujar Herewila.

"Itu ada kekeliruan. Mereka tidak tahu, mereka tidak bisa bedakan tentang itu. Itu kesalahan, salah," ujar Herewila ketika ditanya tentang apa yang disampaikan EYA.

Demikian pula tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya di Lapas Kelas IIA Kupang.

Herewila menuturkan, ia memang ditempatkan di ruang isolasi khusus, tapi ruangan itu khusus untuk ODP yang menggunakan Blok Mapenaling dengan jumlah 11 kamar.

"Jadi tidak benar itu. Saya bukan di strap sel, tetapi saya ada di bilik isolasi, karena saya menjadi ODP," ujar Herewila.

Ia mengatakan, lokasi atau ruang isolasi memang dikhususkan untuk melakukan isolasi mandiri bagi ODP di dalam Lapas Kelas IIA Kupang.

Tempat tersebut diakuinya layak digunakan sebagai tempat isolasi mandiri.

"Ruangan ini tempat yang bersih, luas, air cukup, penerangan cukup, tempat yang bagus, jadi bukan di strap sel," katanya.

Terkait kondisi kesehatannya, Herewila mengaku fit dan sehat meski saat ini menjadi ODP.

Berdasarkan informasi dari pihak Lapas, direncanakan akan dilaksanakan pemeriksaan kesehatan lengkap dengan rapid test ke RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang pada Senin (13/4/2020).

Kepada Kepala Lapas Kelas IIA Kupang, Herewila bahkan menyampaikan permintaan maaf, karena informasi yang disampaikan ke public, tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialaminya.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Kupang Badarudin mengatakan, pihak Lapas bertindak cepat setelah tahu bahwa Adam Herewila pernah kontak dengan EYA.

Atas informasi tersebut, lanjut Badarudin, ia langsung melakukan protap karantina mandiri kepada narapidana tersebut, karena memiliki riwayat kontak dengan keluarga pasien positif virus corona atau Covid-19.

"Kami bertindak cepat sesuai protap dan aturan untuk melaksanakan karantina mandiri kepada narapidana tersebut. Karantina mandiri itu kami lakukan di tempat yang sudah disiapkan sesuai instruksi Dirjen Pemasyarakatan dan SK ibu Kakanwil Kemenkumham NTT," jelas Badarudin.

Ruangan isolasi mandiri tersebut,  lanjut Badarudin, menggunakan ruangan Mapenaling agar memudahkan seluruh akses dan dipisahkan dari blok hunian.

"Kami menyayangkan apa yang disampaikan saudara EYA kepada public. Pernyataan itu sama sekali tidak benar,  telah menyerang dan merugikan Lapas. Harusnya dia konfirmasi ke pihak Lapas," kata Badarudin.

Ia berharap, pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggung jawab tidak lagi dikeluarkan oleh yang bersangkutan karena dapat membangun opini sesat dan meresahkan publik.

"Kami berharap tidak lagi ada pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Kami di sini mengurus ratusan orang baik pegawai maupun narapidana,” ujar Badarudin.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya senantiasa berusaha agar semua penghuni Lapas tak tertular Covid-19.

Oleh karena itu, bila ada narapidana yang pernah memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19, maka pihaknya langsung mengambil tindakan cepat  dengan mengarantinakan narapidana tersebut.

Semua tahapan yang dilakukan, lanjut dia, tentunya sesuai dengan protap penanganan Covid-19.  (POS-KUPANG.COM, Frans Krowin)

Tonton, Like, Share, Subscribe Youtube Channel POS-KUPANG.COM

(POS-KUPANG.COM)

Ingat SUBSCRIBE, SHARE dan tinggalkan jejak di kolom KOMENTAR.

Update info terkini :via: https://kupang.tribunnews.com/

Instagram poskupangcom : https://www.instagram.com/poskupangcom/?hl=id

Facebook : POS-KUPANG.COM: https://bit.ly/2WhHTdQ

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved