SBY Turun Gunung Kritik Pasal Penghinaan Presiden, Simak YUK
Musni Umar berkomentar soal respon Presiden RI selama dua periode tersebut, 2004-2009 dan 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono at
"Gus Dur meninggalkan sesuatu loh. Yaitu kemajemukan. Pak Harto meninggalkan infratsruktur. Habibie meninggalkan flatform teknologi," ujjarnya.
Rocky Gerung juga menyinggung Megawati Soekarnoputri.
"Megawati ninggalin apa. Megawati ninggalin nama bapaknya. Karena dia tidak mungkin dipisahkan dengan Soekarnoisme," kata dia.
Tidak hanya Megawati Soekarnoputri.
Rocky Gerung juga menilai era kepemimpinan Susilo Bamban Yudhoyono (SBY).
"SBY meninggalkan demokrasi. Sebab di jaman SBY tidak ada seorang pun yang dibui karena berbeda politik," ujarnya.
Bagaimana dengan Presiden Jokowi sekarang?
"Sekarang Jokowi misalnya. harus dipikirin. Masa ninggalin infrastruktur. Infastruktur kan bagian gampang untuk dibongkar ulang. Di Korea, Jepang jembatan-jembatan dibongkar ulang," ujarnya.
Karena itulah menurut Rocky Gerung Legacy Jokowi itu terletak pada infrastuktur.
"Apa legacynya? ya gak ada. Ekonomi buruk. Ini kan buruk. Demokrasi buruk," ujarnya.
"Jadi elo mau bilang bahwa yang paling buruk adalah Jokowi," tanya Deddy Corbuzier.
"Memang," tegas Rocky Gerung.
* Rocky Gerung Analisa Wajah Jokowi Saat Umumkan Darurat Sipil Corona, Ungkap Siapa Para Pembisik Presiden
Pengamat yang juga Bintang ILC TV One Rocky Gerung menganalisa wajah Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) saat mengumumkan kondisi Darurat Sipil dalam menghadapi pandemi Virus Corona.
Dan Rocky Gerung menilai wajah yang ditunjukkan Presiden Jokowi adalah wajah yang kebingungan.
Rocky Gerung menilai wajah Jokowi menyiratkan ketidaktahuan tentang apa yang ia sampaikan khususnya soal Darurat Sipil.
"Saya lihat misalnya wajah presiden di televisi waktu mengucapkan kalimat tentang Darurat Sipil ini. Itu wajahnya seperti wajah kebingungan," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, wajah Jokowi menyiratkan dia tidak mengerti apa intinya Darurat Sipil tersebut.
"Kita mulai menebak sebenarnya, siapa yang mengusulkan darurat sipil itu. Ya orang hukum, orang hukum agak konyol dia gak ngerti itu konsekuensinya. Ya pasti bukan sekedar orang hukum. Pasti ada konsultan keamanan di situ. Entah pejabat Intel mantan Intel. Atau mereka yang diam-diam beroperasi untuk membisiki presiden dan segala macam," papar Rocky Gerung.
Keadaan seperti ini menurutnya benar-benar mengherankan.
Dalam wawancara dengan Hersubeno Arief, Rocky Gerung memang angkat suara tentang keputusan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang mengambil kebijakan Darurat Sipil dalam menghadapi pandemi Corona.
Langkah Presiden Jokowi ini dinilai Rocky Gerung sebagai upaya pemerintah pusat untuk memindahkan tanggungjawab penanganan Corona ke daerah.
Rocky Gerung mengatakan hal ini dilakukan karena pemerintah pusat takut bangkrut.
"Ini namanya baju sipil, bukan darurat sipil," canda Rocky Gerung saat disebut tampil santai oleh Hersubeno Arief.
"Itu persiapan untuk menyambut darurat sipil begitu," tanya Hersubeno Arief.
"Hahaha, yang nyiapin ini nih. Gambar orangutan. Lagi kampanye. Karena orangutan yang darurat sekarang karena habitat mereka sekarang tergusur oleh kota," ujar Rocky Gerung.
"Publik jadi bingung kenapa tiba-tiba ngomongnya darurat sipil, padahal orang berharap lockdown atau karantina kewilayahan sehingga kebutuhan hidupnya terjamin. Jadi sebenarnya apa yan terjadi Bung Rocky Gerung? Kita minta pencerahan Anda," tanya Hersubeno Arief.
Rocky Gerung kemudian menjelaskan yang terjadi adalah pemerintah ingin virus Corona pindah ke daerah.
"Jadi sebenarnya kan dia mau usir virus itu ke daerah. Diselesaikan di daerah. Tapi sekaligus dia bilang daerah jangan lockdown," ujar Rocky Gerung.
Sebab lockdown itu konsekuensinya sangat berat, menyangkut kebutuhan dan bisa terjadi kerusuhan.
"Problemnya pemerintah tidak bisa bedain mana potensi pandemi, mana potensi bencana, atau potensi rusuh. Jadi dalam kebingungan itu ya dia asal ngomong aja kan," tegas Rocky Gerung.
Maka dibuatnlah Perluasan Pembatasan Secara Besar-besaran ( PPSB ).
"Dengan kata lain kami gak mungkin karantina karena kami tidak punya duit. Jadi silakan virus ke daerah dan kami bebankan itu ke daerah tuh. Itukan prinsipnya," ujarnya.
Bintang ILC TV One ini pun menilai Presiden Jokowi dan para pembantunya tidak punya konsep yang jelas menghadapi Corona.
"Jadi konsepnya memang tidak ada. Jadi apa hasil rapat kemarin, tiba-tiba ada statemen yang bertolak belakang dengan menyelamatkan nyawa. Menyelamatkan nyawa, lockdown sudah. Keluarkan APBD, APBN ," ujarn Rocky Gerung.
Di situlah konyolnya pemerintah pusat menurut Rocky Gerung karena memindahkan tanggungjawab penanganan Virus Corona ke daerah.
"Loh kalau memindahkan ke daerah apa tidak berbahaya karena daerah tidak punya kesiapan memadai," tanya Hersubeno Arief.
Ia kemudian membandingkan dengan langkah Anies Baswedan yang menjamin warga Jakarta.
"Ya Anies Bilang di Jakarta kami yang jamin. Apa problemnya lagi? 3 juta orang itu kan di jamin oleh Anies. Ya kenapa Anies gak boleh lockdown," tanya Rocky Gerung. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul SBY Turun Gunung Kritik Pasal Penghinaan Presiden, Musni Umar: Ada Masalah Besar di Bangsa Ini, https://wartakota.tribunnews.com/2020/04/11/sby-turun-gunung-kritik-pasal-penghinaan-presiden-musni-umar-ada-masalah-besar-di-bangsa-ini?page=all.
Editor: Feryanto Hadi
