5 Orang Tanpa Gejala di Desa Benihading II Lembata Lakukan Karantina Mandiri
ima Orang Dalam Pemantauan (ODP) Tanpa Gejala di Desa Benihading II, Kecamatan Buyasuri lakukan karantina mandiri di rumah
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Sebanyak Lima Orang Dalam Pemantauan (ODP) Tanpa Gejala di Desa Benihading II, Kecamatan Buyasuri lakukan karantina mandiri di rumah. Hal ini disampaikan Kepala Desa Benihading II Benediktus Beni di kediaman, Selasa (7/4/2020).
Sebagai langkah antisipasi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, kelima ODP tanpa gejala tersebut dilakukan karantina mandiri di beberapa rumah kosong yang sudah disiapkan oleh pemerintah desa, agar tidak terjadi kontak fisik bersama keluarga maupun orang lain yang berada di desa.
"Kami siapkan sebanyak lima rumah kosong, untuk para pelajar / mahasiswa yang baru kembali dari luar daerah agar dilakukan karantina mandiri selama 14 hari sesuai ketentuan dari pihak kesehatan," ungkap Kades Benihading II Benediktus Beni.
Ia mengatakan kelima ODP tanpa gejala tersebut merupakan yang berada di luar daerah dan baru kembali ke kampung sehingga dapat dilakukan karantina mandiri. Walapun mereka dikategorikan orang tanpa gejala namun tetap dilakukan karantina karena riwayat para pelaku tersebut sebelumnya berada di daerah Zona Merah diantaranya dua orang berasal dari surabaya, satu dari Jogja, satu dari jakarta dan yang satunya dari Makasar.
"Kami perlu melakukan karantina terhadap beberapa pelaku tersebut karena riwayat mereka sebelumnya berada di daerah yang zona merah sehingga perlu dikarantina dan dilakukan pengawasan ketat," ungkap Benediktus.
Meski demikian, ia menyayangkan salah seorang pelaku dari Kota Makasar yang kembali ke kampung melalui jalur lain dan tidak menginformasikan kepada pihak medis maupun pemerintah desa sehingga pelaku tersebut dijemput oleh keluarganya sendiri di kalikur.
Padahal sebelumnya pihak pemerintah sudah menginformasikan kepada masyarakat desa jika ada keluarga yang akan kembali ke kampung dapat diinformasikan kepada pemerintah maupun tenaga kesehatan agar dilakukan langkah persiapan serta tindakan saat pelaku tersebut kembali.
"Kami kaget, ternyata salah seorang pelaku dari makasar yang kembali ke kampung secara diam - diam dan tidak melalui jalur resmi, entah melalui jalur mana, tiba - tiba keluarganya datang lapor kepada bidan desa kalau anaknya baru kembali dari makasar dan dia sendiri yang jemput. Sehingga kami mengambil tindakan untuk melakukan karantina bersama keluarganya karena sudah melakukan kontak fisik dengan dengan keluarga yang bersangkutan," katanya.
Ia menambahkan sejauh ini dari kelima pelaku tersebut tetap diawasi baik dari pihak medis maupun pemerintah sebagai bentuk tanggungjawab terhadap masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 sehingga terus menerus dilakukan penyemprotan disinfektan di setiap rumah karantina dan diawasi agar para pelaku maupun keluarga tidak saling melakukan kontak fisik terlebih dahulu sebelum masa karantina selesai.
"Kami terus melakukan pengawasan terhadap pelaku tersebut dan sejauh ini ada 4 pelaku perjalanan yang masa karantinanya sisa tiga hari dan yang satunya baru 4 hari dikarantina," jelas Benediktus.
Beni mengatakan sejauh ini pemerintah desa Benihading II sedang berusaha untuk mengadakan peralatan medis agar digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memantau para pelaku perjalana tersebut dan hingga saat ini, beberapa peralatan yang sudah digunakan yakni masker dan vitamin yang dibagikan kepada Bidan Desa dan Para Relawan di Desa sementara APD serta perlengkapan yang lainnya sedang dalam pemesanan.
"Hingga saat ini, kami masi kekurangan APD. Tetapi beberapa yang sudah diadakan diantaranya masker dan obat vitamin yang dibagikan kepada tim relawan di desa untuk digunakan. Sementara peralatan lain masi dalam proses pemesanan," ujarnya.
Beni berharap agar warga yang ingin kembali ke kampung terlebih duhulu menginformasikan kepada keluarga dan disampaikan kepada pihak pemerintah agar dilakukan langkah konkrit berupa persiapan rumah karantina maupun lainnya yang menjadi bagian penanganan serta pencegahan Covid-19.
"Saya berharap, warga yang ingin kembali ke kampung, terlebih dahulu menginformasikan kepada pemerintah agar diketahui sehingga langkah pencegahan dapat disiapkan oleh pemerintah," harapnya
Sementara itu Bidan Desa Benihading II, Ima Odel menambahkan hal yang sama. Ia mengatakan sejauh ini proses pemantauan serta penanganan kepada pelaku perjalanan tersebut masi seadanya karena tidak memiliki APD.
"Sejauh ini, saya melakukan pemantuan terhadap pelaku perjalanan masi seadaanya bahkan yang dari makasar saya hanya pakai telfon atau sms karena pelaku tersebut belum dilakukan pengukuran suhu tubuh," ungkap Ima di kediamannya.
• Penumpang KM Lambelu di Lokasi Karantina SCC Maumere Dijemur dan Senam
Ima menjelaskan kelima pelaku tersebut memang tidak mengalami gejala seperti batuk, pilek dan laiinya namun perlu waspada karena menurutnya orang tanpa gejala juga berpotensi dapat menularkan virus.
"Kelima pelaku perjalanan tersebut tidak mengalami gejala berupa sakit atau batuk, pilek dan lainya namun saya juga selalu waspada dalam melakukan pemantauan. Apalgi mereka dari daerah zona merah," katanya.
Ia berharap agar pemerintah desa atau pihak terkait segera mengadakan APD yang lebih lengkap sesuia standar WHO agar digunakan oleh tim medis untuk melakukan penanganan terhadap ODP atau OTG.
"Saya berharap pihak terkait dapat mengadakan Alat Pelindung Diri ( APD ) untuk kami tenaga medis sehingga kami melakukan pelayanan terhadap ODP atau OTG secara maksimal," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/benediktus-beni-c.jpg)