Update virus corona ntt
Wabup Langoday dan Forum PRB Bahas Untung-Rugi Kebijakan Lockdown Lembata
Pembahasan lockdown secara terbatas ini jadi topik penting dalam pembahasan para relawan Forum PRB bersama Wabup Langoday
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Wabup Langoday dan Forum PRB Bahas Untung-Rugi Kebijakan Lockdown Lembata
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kabupaten Lembata mulai membahas untung rugi kebijakan lockdown (kunci sementara suatu wilayah) secara terbatas di Kabupaten Lembata.
Pembahasan lockdown secara terbatas ini jadi topik penting dalam pembahasan para relawan Forum PRB bersama Wabup Langoday dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 di Rumah Jabatan Wabup Lembata, Rabu (25/3/2020).
Kebijakan lockdown mulai dibahas mengingat arus keluar masuk warga dari luar Kabupaten Lembata melalui pelabuhan dan bandara sangat banyak dan terbuka tanpa ada pemeriksaan. Dalam pertemuan tersebut juga terungkap ada banyak perantau dari kota-kota di Indonesia dan Malaysia yang terkonfirmasi Covid-19 yang baru datang ke Lembata dengan kapal laut.
Wabup Langoday mengatakan kebijakan melakukan lockdown di Kabupaten Lembata tentu harus mempertimbangkan aspek negatif dan positifnya bagi kemaslahatan masyarakat banyak.
Namun, dia menandaskan kemungkinan untuk lockdown sangat mungkin dilakukan atas koordinasi dengan pemerintah pusat. Dirinya juga berjanji akan membahas kebijakan lockdown ini di level pimpinan Pemkab Lembata.
"Suatu kebijakan harus berpihak pada lebih banyak orang, berapa banyak orang yang diselamatkan," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut Wabup Langoday, manajemen Trans Nusa, satu-satunya pesawat yang melayani penerbangan di Lembata juga telah membatalkan penerbangan dari dan ke Kota Kupang per 1-15 April 2020.
Ketua Forum PRB Kabupaten Lembata Andris Koban melaporkan bahwa skenario lockdown terbatas bisa dilakukan dengan prosedur pemantauan dan pemeriksaan yang ketat diikuti dua metode.
Pertama; kapal barang tetap masuk ke Lembata dan kapal disemprot disinfektan. Kedua, ABK dan para penumpang diperiksa dan diawasi secara ketat dengan prosedur protokol kesehatan mulai dari pelabuhan sampai ke desa atau kelurahan termasuk karantina 14 hari.
Salah satu relawan Forum PRB Lembata, Mikhael Alexander Raring, berpandangan, kebijakan lockdown tentu harus mempertimbangkan banyak aspek karena Kabupaten Lembata sangat rentan dan berisiko tinggi bila terpapar virus corona.
"Kalau kita kaji dari kapasitas, kerentanan, ancaman dan risiko maka sangat mengerikan kalau sampai virus corona ada di Lembata. Kita sangat lemah secara sumber daya. Diukur dari kapasitas yang ada jika dibandingkan dengan ancaman, kerentanan dan risiko, maka kita sangat lemah," bebernya.
Raring menyebutkan sebelum mengambil kebijakan kunci sementara, pemerintah tentu perlu membuat kajian lebih karena selain terancam corona, kabupaten satu pulau ini juga masih dalam status KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dan ancaman gagal panen. Stok beras yang disiapkan juga hanya 100 ton.
"Secara ekonomi kita sangat tergantung dari wilayah luar seperti barang-barang dari Jawa dan Sulawesi. Belum lagi pemahaman masyarakat soal virus ini masih rendah sekali," urai pria yang akrab disapa Achan Raring ini.
Hal ini, paparnya, belum diperparah dengan kenyataan kalau warga dari luar Lembata juga berpotensi masuk hampir di semua garis pantai sehingga mereka otomatis tak terpantau.
Pertimbangan dari banyak aspek juga turut disampaikan relawan lainnya, Sintus Lamak. Dia menyebut ada prosedur-prosedur di level teknis pemerintah yang belum berjalan maksimal.