Warga Setuju Gunakan Gas Elpiji Asalkan Disosialisasikan Terlebih Dahulu

Sebagian warga di Desa Mata Air Kabupaten Kupang, setuju jika pemerintah menerapkan pola penggunaan tabung gas elpiji

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Net
Ilustrasi: Tabung gas Elpiji 

POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Sebagian warga di Desa Mata Air dan Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, setuju jika pemerintah menerapkan pola penggunaan tabung gas elpiji.

Namun, sebelum digunakan gas elpiji diharapkan pemerintah terlebih dahulu memberikan sosialisasi. Karena selama ini kebanyakan warga masih awam menggunakan dan lebih banyak menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak tanah.

Beberapa ibu rumah tangga di Desa Mata Air dan Penfui Timur seperti Nawona, Elis Liha, Marta Gita menyampaikan hal ini kepada Pos-Kupang.com, Sabtu (14/3/2020).

Rujukan Pasien DBD di RS di Sikka Cenderung Menurun

Nawona mengatakan, selama ini dia menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak tanah. Harga minyak tanah saat ini satu liter Rp 5.500, itupun tidak merata ukurannya. Apabila sekarang pemerintah mau mengalihkan penggunaan gas elpiji tentu sangat baik.

"Saya biasa beli minyak tanah ukuran 5 liter dengan harga Rp 5.500/liter. Itu juga jeriken tidak penuh. Tapi mau bilang apa. Kalau di eceran harga seperti itu tapi di agen dijual Rp 4.000 per liter. Saya senang kalau pakai gas elpiji tapi harus ada sosialisasi dulu supaya kami mengerti," kata Nawona.

BIN Perkirakan Puncak Penyebaran Virus Corona 60-80 Hari

Sementara Elis Liha mengakui pembelian minyak tanah saat ini menggunakan KTP dan baru diberlakukan pada Maret ini. Sebelum-sebelumnya saat membeli minyak tanah di agen tidak gunakan KTP.

"Saya kemarin ke agen mau beli minyak tanah. Tapi di jalan berpapasan dengan ibu-ibu lain yang pulang beli minyak tanah, harus bawa juga KTP. Saya tidak tahu kenapa harus bawa KTP, mungkin mau ditertibkan pembelian barangkali," kata Elis.

Marta Gita menuturkan, soal penggunaan gas elpiji memang secara pribadi belum pernah dia gunakan. Dirinya hanya melihat tetangganya yang berasal dari Jawa yang gunakan.

"Kalau lihat memang sudah, biasa orang Jawa yang gunakan gas elpiji. Saya selama ini masih gunakan kompor minyak tanah. Kalau dialihkan, saya rasa baik juga asalkan pemerintah kasih sosialisasi dulu karena ini baru pertama kali," kata Marta.

Secara terpisah Kades Mata Air, Benyamin Kanuk sepakat manakala pemerintah menerapkan penggunaan gas elpiji. Hal ini tentu mengurangi beban biaya ibu rumah tangga membeli minyak tanah.

Khusus di Desa Mata Air, katanya, pihaknya belum mendapat informasi mengenai hal ini. Apalagi soal pembagian tabung gas elpiji gratis kepada warga, sejauh ini belum ada warganya mendapatkan tabung gas.

"Mungkin baru wacana. Tapi saya pikir baik juga. Sekarang ini kan produksi minyak tanah semakin berkurang. Pemerintah alihkan ke gas elpiji tentu sudah nelalui kajian," kata Beni Kanuk. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved