Enam Pelajar Sikka Diobservasi Cegah Virus Corona

Enam siswa SMA Frateran Maumere, peserta program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project, telah kembali dari Jepang dan tiba di Maumere

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Shutterstock
Ilustrasi virus corona 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -Enam siswa SMA Frateran Maumere, peserta program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project, telah kembali dari Jepang dan tiba di Maumere, Kabupaten Sikka, Rabu (11/3/2020) sore.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus mengatakan, keenam pelajar itu dalam kondisi sehat walafiat namun akan menjalani masa pemantauan (observasi) selama 14 hari ke depan.  "Mereka semua sehat-sehat saja, dan tak ada indikasi terjangkit Covid-19 ( virus corona)," kata Petrus di Maumere, Rabu malam.

"Sebelum kembali ke Sikka mereka sudah melalui screening di Jepang saat berangkat. Dan, saat tiba di Bandara Soekarno Hatta di Banten juga mereka sudah menjalani screening dan dinyatakan sehat," katanya.

Ini Jawaban Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora: Soal Pembangunan SD Paralel

Petrus menjelaskan saat ini enam pelajar yang baru tiba dari Jepang sudah berada di rumah masing-masing. Mereka dilarang untuk keluar atau beraktivitas di luar rumah.

Menurut Petrus, saat berada di rumah nanti proses pemantauan akan dilakukan setiap hari dan tentu saja akan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Komunikasi dengan para pelajar itu akan dilakukan setiap saat, dan pemantauan akan dilakukan juga setiap hari, karena memang kontak keluarga dan para pelajar itu sudah kami pegang," ujar Petrus.

Sekda Nono Bentuk Satgas Pantau ASN Terlibat Politik Praktis

Jika dalam masa proses pemantauan itu ada perubahan dalam diri salah satu pelajar atau beberapa pelajar yang datang dari Jepang itu, kata dia, maka akan langsung ditangani.

Petrus mengatakan, RSUD dr TC Hillers Maumere sudah disiapkan untuk menjadi tempat observasi bagi pasien terduga Covid-19 di mana dua ruangan juga sudah disiapkan dengan jumlah tempat tidur berjumlah empat unit.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dr Clara J Francis menambahkan, keenam pelajar itu tiba di Indonesia, Senin (9/3). Selanjutnya, terbang ke Maumere pada Rabu (11/3) siang.

Pasien Corona Sembuh

Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengumumkan bahwa terdapat tiga pasien positif Covid-19 yang sembuh dan sudah diperbolehkan pulang. Ketiga pasien itu sebelumnya dirawat di RSUP Persahabatan dan disebut sebagai pasien kasus 06, 14, dan 19.

Dengan begitu, maka pasien positif Covid-19 yang sembuh bertambah satu orang. Sebelumnya, pasien kasus 6 dan 14 telah lebih dahulu dinyatakan negatif dan sembuh.

"Ada 3 pasien yang secara teknis sudah membaik, tidak ada keluhan sama sekali. Secara laboratorium, dua kali kita melakukan pemeriksaan hasilnya negatif. Maka diputuskan bahwa ketiga pasien ini dinyatakan sembuh dan tidak membutuhkan lagi perawatan," kata Yuri, Kamis (12/3).

Adapun ketiga pasien ini, yakni kasus 6 berjenis kelamin laki-laki usia 39 tahun, kasus 14 berjenis kelamin laki-laki usia 50 tahun, dan kasus 19 berjenis kelamin laki-laki usia 49 tahun.

"Kami yakin dalam waktu tidak terlalu lama lagi, beberapa pasien (lainnya) akan membaik dan sembuh seperti tiga pasien yang ada di sini," ujar Yuri.

Sementara itu, dua pasien di RSPI Sulianti Saroso meninggal dunia, namun pihak rumah sakit belum mengetahui apakah pasien yang meninggal dunia pada Kamis (12/3) pagi tersebut terjangkit virus Corona atau tidak.

Oleh karenanya, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril enggan mengumumkan bahwa yang bersangkutan meninggal karena virus corona.

"Belum ada hasilnya. Kita tidak mengumumkan meninggal karena Covid-19," ujar Syahril, dalam konferensi pers, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

Dia menjelaskan belum ada hasil dari pemeriksaan laboratorium terkait yang bersangkutan. Hasilnya baru akan keluar Jumat (13/3). Pihak RSPI, kata Syahril, juga tengah mempelajari apakah pasien yang meninggal tersebut pernah melakukan kontak dengan pasien yang positif terinfeksi virus Corona.

Syahril pun berharap yang bersangkutan meninggal bukan karena virus corona. "Dari tracking pasien itu tidak ada kontak yang betul-betul erat didapatkan. Jadi saat ini masih dipelajari betul oleh rumah sakit yang mengirim maupun dari kita. Mudah-mudahan negatif dan tidak ada apa-apa," kata dia.

Pandemi Global

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan bahwa virus corona yang tengah merebak saat ini bisa dikategorikan sebagai pandemi global. Pernyataan itu diumumkan Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers yang berlangsung pada Rabu (11/3).

Tedros menyebutkan, virus corona sebagai pandemi global setelah jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 121.000. Selain itu, berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, terdapat 4.373 korban meninggal, dengan 66.239 lainnya dinyatakan sembuh. Tedros menyoroti kasus di luar negara asal wabah, China, yang meningkat hingga 13 kali lipat, dengan jumlah negara yang terinfeksi meningkat tiga kali lipat.

Seperti diberitakan CNBC, dia menuturkan bahwa peningkatan signifikan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu terjadi dalam waktu dua pekan.

"Dalam beberapa hari atau pekan mendatang, kita akan melihat peningkatan jumlah kasus, kematian, hingga negara terinfeksi yang jauh lebih tinggi," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah negara sudah menunjukkan mereka mempunyai kemampuan untuk menekan dan mengontrol penyebaran corona. Sementara di sisi lain, pejabat asal Eritrea tersebut mengeluhkan negara lain yang tidak bertindak cukup cepat untuk menangkalnya.

"Kami benar-benar khawatir dengan kecepatan penyebaran, tingkat keparahan, dan ketidaksiapan pemerintah dalam menanganinya," jelasnya (ius/ank/cnn/triunnetwork/cepfia/kps/den/yud/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved