Tony Djogo: Pihak Ketiga Siap Beli Hasil Panen Jagung Program TJPS

Kata Tony Djogo: pihak ketiga siap beli hasil panen jagung Program Tanam Jagung Panen Sapi

Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/DION KOTA
Tony Djogo, Staf Khusus Bidang Pertanian Gubernur NTT sedang berbincang dengan kelompok petani jagung Desa Tubulopo yang mendapatkan intervensi program TJPS di lahan seluas 27 Ha. 

Kata Tony Djogo: pihak ketiga siap beli hasil panen jagung Program Tanam Jagung Panen Sapi

POSKUPANG.COM | SOE - Pemprov NTT telah bekerja sama dengan pihak ketiga yang siap menampung seluruh hasil panen jagung Program Tanam Jagung Panen Sapi ( TJPS) di 7 Kabupaten yang tersebar di Propinsi NTT.

Perusahaan tersebut siap mengambil jagung petani dengan harga Rp. 3.200 per Kilogram.

Hal ini diungkapkan oleh Tony Djogo, Staf khusus bidang pertanian Gubernur NTT saat meninjau tanaman jagung program TJPS di Desa Tubulopo, Kecamatan Amanuban Barat, Kamis (5/3/2020) pagi.

Kelangkaan Pupuk Subsidi dan Akses Modal Petani Masih jadi Persoalan di Sawah Lembor

Tony Djogo datang bersama Sekertaris Dinas Pertanian Propinsi NTT, Miqdonth Abolla dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, Otniel Neonane.

Djogo mengatakan, luas area tanaman jagung yang masuk program TJPS seluas 2400 Ha yan tersebar di 7 Kabupaten di Propinsi NTT. Untuk Kabupaten TTS mendapat jatah seluas 350 Ha tanaman jagung untuk program TJPS.

Dikatakannya, dari hasil pemantauan tim, tanaman jagung program TJPS mampu tumbuh dengan baik walaupun curah hujan minim. Hal ini tak lepas dari pengolahan lahan dan pemberian pupuk yang dilakukan dengan baik.

Jalin Konektivitas Dengan Labuan Bajo, Pemkab Lembata Datangkan Kapal Pinisi

Dengan pengolahan tanah dan pemberian pupuk yang tepat, selain membuat tanah kaya akan unsur hara tetapi juga membuat tanah memiliki kemampuan menyimpan air dengan baik.

Hal inilah yang membuat tanaman jagung program TJPS tetapi mampu tumbuh dengan baik walaupun curah hujan minim.

"Bulan April tanaman jagung program TJPS sudah bisa dilakukan panen dan nantinya sudah ada pihak ketiga yang siap membeli hasil panennya. Perkiraan kita satu Hektar mampu menghasilkan 5 ton sampai 7 ton jagung lamuru," ungkap Tony.

Uang hasil penjualan jagung lanjut Tony, sebagian akan digunakan untuk membeli sapi dan sisanya akan diberikan dalam bentuk tabungan atas naman kelompok tani.

Hal ini dimaksudkan agar para petani selain mengolah lahan pertanian tetapi juga bisa berternak sapi.

"Inilah alasan nama program ini tanam jagung panen sapi. Karena hasil penjualan jagung sebagian kita gunakan untuk membeli sapi," jelasnya.

Ketika ditanyakan kelangsungan akan program TJPS Tony mengatakan, semua bergantung akan ketersediaan anggaran di Propinsi NTT.

Namun dirinya berharap, program TJPS bisa diadopsi oleh Pemda Kabupaten lewat intervensi APBD Kabupaten maupun pemerintah desa lewat dana desa.

" Kita berharap program yang bagus ini bisa diadopsi oleh pemerintah kabupaten maupun desa. Kami optimistis dengan program TJPS selain akan meningkatkan produktivitas hasil panen jagung tetapi juga akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu masalah kemiskinan dan stunting akan terselesaikan," ujarnya.

Ditambahkan Sekertaris Dinas Pertanian Propinsi NTT, Miqdonth Abolla, tujuh Kabupaten yang mendapatkan intervensi program TJPS yaitu, Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang, TTU, Belu, Malaka, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya. Program TJPS sendiri menelan anggaran mencapai 9 Miliar.

Selain memberikan intervensi benih, pupuk, obat dan alat, program ini juga menyediakan 100 pendamping Pertanian.

" Anggarannya memang cukup besar tetapi hasilnya sangat memuaskan. Hasil panen jagung naik berkali lipat," ujarnya.

Ketika ditanyakan apakah Gubernur NTT, Viktor Laiskodat akan turun ke Kabupaten TTS untuk melakukan panen perdana, Abolla mengaku, hingga saat ini belum ada agenda terkait hal itu.

Hasil pemantauan perkembangan tanaman jagung akan disampaikan kepada Gubernur Viktor dan selanjutnya menunggu petunjuknya, di Kabupaten mana dirinya akan melakukan panen perdana.

" Kalau apakah Pak Gub akan datang panen ke TTS atau tidak belum ada informasi terkait hal ini. Kita prinsipnya hanya melaporkan hasil pemantauan perkembangan tanaman jagung program TJPS. Soal apakah beliu atau turun panen atau tidak kita masih menunggu petunjuk beliu," pungkasnya. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved