Siswa Pukul Guru
Kasus Guru Dipukul Siswa, Inche Sayuna : Bukti Gagalnya Pendidikan Karakter
saat ini sedang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud Nomor 20 tahun 2018
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Kasus Guru Dipukul Siswa, Inche Sayuna : Bukti Gagalnya Pendidikan Karakter
POS-KUPANG.COM|KUPANG - " Menurut saya, kasus ini merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan kita dan ini indikasi gagalnya pendidikan karakter di sekolah yang saat ini sedang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud Nomor 20 tahun 2018,".
Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD NTT, Dr. Inche DP Sayuna, S.H, M.Hum, M.Kn, saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Rabu (4/3/2020).
Menurut Inche, pemukulan terhadap guru di salah satu SMAN di Kabupaten Kupang membuktikan bahwa pendidikan karakter di NTT gagal. Bahkan, menjadi tamparan keras dunia pendidikan di NTT.
"Pemukulan terhadap guru adalah contoh nyata merosotnya moral siswa di lingkungan sekolah. Kasus ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi di NTT melainkan banyak juga kasus diluar sana yang tidak terekspos media," kata Inche.
Inche mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, yakni pertama, adanya pergeseran paradigma yang tidak diimbangi antara pendidikan dan punishment membuat pendidikan karakter menjadi pincang.
"Dahulu kalau siswa salah dan guru memberi hukuman itu dianggap wajar dan malah orangtua berterima kasih. Karena dengan begitu bisa mendidik anak-anak. Tapi sekarang hukuman guru terhadap siswa dibenturkan dengan isu HAM dan ini membuat siswa menjadi berani," katanya.
Hal kedua, lanjutnya kepincangan dipicu oleh keacuhan orang tua dalam tanggung jawab membangun karakter anak.
"Orangtua berpikir bahwa ketika anak bersekolah dan mereka sudah bayar biaya pendidikan maka selesai sudah tanggung jawabnya terhadap anak. Pendidikan termasuk pendidikan karakter menjadi tanggung jawab sekolah sepenuhnya," katanya.
Dikatakan, pengabaian kesadaran tentang tanggung jawab ini juga menjadi pemicu kepincangan dalam dunia pendidikan karakter terhadap anak.
• Bento Humau Usulkan Korban, Komite dan Sekolah Harus Saling Koreksi
• KLB DBD di Sikka Kuras Dana Rp 1,8 Miliar
• Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat Hadiri dan Setujui RUU Tentang Bali
• Yelfret Malafu Mengaku Nasibnya Diselamatkan Guru Piket
"Kepincangan-kepincangan itu membuat pendidikan karakter tidak bisa berjalan dengan sepenuhnya di sekolah. Untuk membangun pendidikan karakter yang benar diperlukan sinergitas yang baik antara orangtua, guru dan sekolah untuk bersama-sama saling bekerjasama dalam membangun karakter anak anak didik kita," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)