Memberi Sedekah, Berdoa dan Berpuasa, Catatan Sebagai Refleksi Rabu Abu

Ketika imam atau Romo membuat tanda salib di dahi sambil sebutkan kalimat ini tentu banyak dari kita berpikir kalau kalimat ini cuma simbol atau seruan agar kita bertobat dan memperbaiki diri lalu sering dekatkan diri utk membaca Injil.

Hello my friends, jangan jadikan Allah itu mustahil untuk orang lain...tolong buka itu Injil dalam teks Yoh. 1,14. “Sabda itu menjadi daging dan telah tinggal di antara kita.”

Sabda yang hidup. Bukan lagi sekedar lembaran teks tapi Dia ada di antara kita yang percaya, mengambil kondisi kita. Saya percaya karena saya mengenal Dia, saya mengenalnya karena saya sering bertemu denganNya, karena saling bertemu kami saling percaya satu sama lain dan saya punya kewajiban untuk mewartakan namaNya.

Sia-sialah kalau saya dengan gagah serukan kalau saya percaya kepada Allah tapi Allah sendiri tidak memiliki kredibilitas terhadap saya karena Dia tidak mengenal saya. Karena tentu saja mustahil kalau saya memberikan kesaksian tentang Dia tapi saya tidak pernah sadar kalau Dia adalah bagian dari seluruh hidup saya. Percaya kepada Injil itu adalah kesaksian dari relasi kita dengan Allah yang terimplementasi dalam relasi saya dengan sesama.

Simpul tutup

Jangan biarkan memberi derma, berdoa dan berpuasa untuk sekedar praktek prapaskah yang diwariskan turun temurun karena bisa menjadikan kita pembohong dan gampang dibohongi.

Pengalaman salib adalah pengalaman Tuhan kita yang mengubah segala sesuatu menjadi baru. Jadilah baru dan jadilah sebagai orang kepercayaan Tuhan karena kamu sudah bisa menemukan Dia terutama dalam kesanggupanmu untuk menyapaNya dan menyentuh Dia dalam perubahan barumu dan kapasitasmu untuk  keluar dan melayani mereka yang membutuhkan, itulah PRAPASKAH.

Selamat masuki masa Prapaskah untuk semua.

Salam dan berkat dari pegunungan bagian selatan Indian Zapoteco, Mex. 26/02/20. (*)