VIDEO - Antisipasi Virus Babi Meluas Di Belu, Dinas Peternakan Bentuk Unit Reaksi Cepat

VIDEO: Antisipasi Virus Babi Meluas Di Belu, Dinas Peternakan Bentuk Unit Reaksi Cepat. Unit Reaksi Cepat tersebut, dibentuk sejak Januari 2020 lalu

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Frans Krowin

VIDEO - Antisipasi Virus Babi Meluas Di Belu, Dinas Peternakan Bentuk Unit Reaksi Cepat

POS KUPANG.COM, ATAMBUA – VIDEO: Antisipasi Virus Babi Meluas di Belu, Dinas Peternakan Bentuk Unit Reaksi Cepat

Dinas Peternakan Kabupaten Belu melalui Unit Reaksi Cepat (URC) terus melakukan penanganan babi yang masih sehat dengan pendekatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat. 

Tim URC dinas yang dibentuk Januari 2020 itu, disebarkan ke setiap kecamatan untuk memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, terutama peternak babi.

VIDEO - Saat Ditanya Petugas Sensus, Gubernur NTT Menjawab, Saya Ini Suku Helong

Pria Lamongan Nekat Sebarkan Video Mesum dengan Mantan Kekasih di Facebook, Dipicu Lamaran Ditolak

VIDEO: Setelah Peletakan Batu Pertama, Kepala BBKSDA NTT Tanam Kelor di Desa Enoraen-Kupang

Ada pun informasi yang disampaikan itu mengenai cara menangani atau mencegah penularan virus yang hingga kini belum diketahui namanya tersebut. 

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri mengatakan hal tersebut kepada POS-KUPANG.COM, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (24/2/2020).

Menurut Nikolaus, data kematian babi di Kabupaten Belu, adalah 570 ekor. Banyaknya ternak babi yang mati itu tersebar di 12 kecamatan se-Kabupaten Belu.

Data ini diperoleh petugas setelah dilakukan pendataan yang dilaporan masyarakat sejak Oktober 2019 sampai dengan keadaan Februari 2020. Tingkat kematian babi paling banyak terjadi awal Januari sampai Februari 2020

Nikolaus mengatakan, upaya pemerintah untuk mencegah kematian babi itu, yakni cara isolasi dan beberapa larangan yang sudah dinstruksikan Bupati Belu.

Pemerintah melarang mengeluarkan ternak babi dari Kabupaten Belu dan memasukan babi dari kabupaten lain ke Kabupaten Belu, termasuk dari Negara Timor Leste.

Dalam larangan itu juga disebutkan pemerintah melarang masyarakat mengeluarkan babi dari desa dan memasukan babi dari desa lain dalam wilayah kecamatan masing-masing. 

Selain itu, dilarang memberikan limbah dapur asal ternak babi kepada babi yang sehat.

Kecuali itu, mencegah kontak langsung antara babi liar atau babi lepas dengan babi yang dikandangkan.

Setiap petugas atau tamu yang mengunjungi kandang ternak babi wajib menggunakan prosedur biosecuriti.

Kepada para camat dan kepala desa agar selalu mengawasi masyarakat yang akan berpergian ke Negara Timor Leste dan kembali ke Indonesia tidak membawa serta ternak babi dan hasil olahan lainya.

Nikolaus mengatakan, saat ini, para petugas URC tersebut setiap hari berada di lapangan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Edukasi yang diberikan, yaitu tentang cara menangani babi yang masih sehat agar tidak tertular virus. Dan akhir-akhir ini laporan terkait kematian babi mulai berkurang. 

Dalam menangani virus ini,  lanjut dia, Dinas Peternakan Kabupaten Belu meminta dukungan dari Pemerintah Provinsi NTT untuk memberikan alat pelindung diri  kepada petugas.

Pasalnya, saat melakukan penanganan babi, petugas harus dilengkapi alat proteksi diri seperti baju. Alat pelindung diri yang dibutuhkan sangat banyak, karena terdapat ribuan ternak babi yang perlu ditangani. 

Alat pelindung diri itu, katanya, dibutuhkan banyak karena hanya sekali pakai. Setiap penanganan di satu kandang ternak, alat pelindung diri yang dipakai petugas, tidak boleh dipakai lagi ke tempat yang lain.

VIDEO ZODIAK HARI INI Selasa 25 Februari 2020 Libra Makin Sombong Leo Stop Tipu-tipu Zodiak Lain?

VIDEO – KPU Sumba Timur Tolak Paslon Florensius Bobby Damar Utama Wijaya-Drs.Tunggu Etu

VIDEO – Bersama Anggota DPR RI, Dirjen PDT Kunjungi Kampung Wulu di Nagekeo-Flores

Sebab, penyebaran virus itu bukan hanya melalui udara atau  angin tetapi juga lewat orang, barang/benda dan hewan atau yang dikenal dengan istilah OBH.

Saat ini, katanya, alat semprot obat di kandang ternak, juga masih dibutuhkan Dinas Peternakan Belu.

Nikolaus menambahkan, petugas melalui pendekatan KIE sudah memberikan beberapa tips kepada masyarakat dalam mengantisipasi penularan virus.

Tips yang diberikan itu, yakni mengandangkan ternak, menggunakan prosedural biosecurity dan memberi makanan toko kepada babi. (POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas)

Tonton, Like and Subscribe Youtube Chanel POS-KUPANG.COM

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved