Tamu Kita
Tamu Kita: Robert HP Sianipar: Ubah Image Jadi 'ASN'
Robert Sianipar sudah dua tahun menjabat sebagai Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Perwakilan NTT.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Apolonia Matilde
Apakah Anda melihat masyarakat NTT dalam tanda petik masih gengsi dalam berwirausaha?
Saya belum ada survei wirausaha di NTT, mana yang asli dan pendatang. Tapi bila melihat dari acara yang dilaksanakan dan kunjungan ke beberapa daerah. Yang punya usaha dan pedagang dari Pulau jawa yang masuk berdagang ketika ada even besar. Bagaimana masyarakat sekitar bisa melihat peluang itu untuk mendorong ekonomi. Saya melihat ada semacam gengsi karena pekerjaan yang lebih punya status sosial ASN itu yang mungkin perlu ada perubahan.
Apa yang Anda ingin lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di NTT?
Ya tadi, bagaimana sektor keuangan bertumbuh positif dan berkontribusi bagi perkembangan ekonomi. Sektor keuangan sesuai kewenangan yang diberikan kita ke daerah, tentunya untuk LJK yang berpusat ke daerah. Yang dilakukan salah satunya mendorong pertumbuhan kredit, OJK bisa melakukan komunikasi dengan menjembatani industri perbankan, bagaimana bisa memaksimalkan produktifitas kreditnya. Misalnya menggandeng Ikatan Pengusaha, bagaimana peluang-peluang usaha yang bisa perbankan berkontribusi sehingga bisa membantu perbankan melihat peluang dari sisi usaha lain. Hal lain juga kita banyak melakukan capacity building dengan mengundang pengamat ekonomi, membantu melengkapi informasi bagi pelaku bisnis bank. Apa sih prospek ekonominya. Di OJK juga bekerja sama dengan Pemda ada tim percepatan akses keuangan daerah. Kami sudah membentuk di Kabupaten Flotim. Tahun ini rencananya akan bentuk di kabupaten lainnya. Tahun lalu, kami melakukan apa yang menjadi konsen di daerah dan bagaimana mengoptimalkan pengelolaan BumDES itu juga turut ambil bagian mendorong capacity building. Kami membuat 10 BumDES Center, dengan membuat pelatihan dan mengundang tenaga dari pusat dan konsultan. Bagaimana melakukan penguatan kelembagaan dan membuat menjadi agen dengan perbankan yang ada serta mendorong digital ekonomi bisa berjalan. Itulah program yang dilakukan selain tupoksi OJK, bagaimana melakukan pengawasan supaya ekonomi berjalan dan industrinya Lembaga Jasa Keuangan tetap sehat dan stabil. Tahun ini sudah menyusun rencana, misalnya meningkatkan edukasi, literasi, menyasar kaum wanita, pengusaha UMKM, petani, nelayan. OJK meningkatkan intensitas, apa yang dilakukan selain program OJK apa yang menjadi konsen Pemda untuk mendorong ekonomi. Ini diselaraskan.
• Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini Selasa 25 Februari 2020 Taurus Radang Gemini Sakit Kepala Scorpio?
Apakah tim percepatan akses keuangan daerah itu akan menyebar di semua kabupaten?
Sejauh ini baru di Kabupaten Flores Timur dan Pemprov NTT. Rencana akan dijajaki setidaknya ada di Sumba, Flores, karena ini perlu. Karena koordinator dari pemerintah setempat misalnya Sekda atau asisten, kita sebagai sekretariat atau wakil koordinator. Kami akan komunikasikan dulu, sehingga bisa menggandeng sektor keuangan yang ada di daerah seperti perbankan, asuransi, perusahaan pembiayaan lainnya dengan sektor usaha. Terutama misalnya pemda dan OPD-OPD-nya apa saja. Masuk pertanian, perdagangan, perikanan dan lainnya. Bisa dilihat komoditas atau produk apa yang ada yang bisa ditingkatkan aksesk pembiayaannya.
Kenapa didahului dengan Kabupatem Flotim?
Karena tahun ini tematik kami tami bagaimana bisa memberantas rentenir. Kebetulan konsen dari Bupati Flotim, bagaimana Pemda bisa mengalokasikan dana murah dan kebetulan pemda punya bank, BPR BUD. Dana disalurkan dengan harapan bisa diberikan kepada pedagang-pedagang di pasar yang menumbuhkan kredit secara cepat yang selama ini dilayani rentenir. Kami menyambut bagi gagasan terseburt dan membentuk tim. SK-nya di September dan dikukuhkan pada Januari.
Kunci suksesnya adalah ada komitmen semua pihak terutama Pemda dalam hal ini memajukan usaha unggulan daerah. OJK dan LJK memfasilitasi, ini ada wadahnya jadi mana yang belum dapat akses pembiayaannya agar bisa terlayani.
• Museum Destinasi Pariwisata Cerdas
Apakah di NTT terdapat banyak rentenir?
Informasi yang kita terima seperti itu, tapi statistik tidak ada yang mendata. Yang pasti ada istilah Bank Selamat Pagi dan menagih. Kita juga sudah berkoordinasi dengan koperasi yang tidak jelas. Tapi kembali ke masyarakat, masyarakat yang membutuhkan akses dana pasti memilih rentenir. Kenapa tetap bertumbuh? Karena bunga yang ditawarkan bisa dipenuhi. Isunya bukan karena bunganya tapi aksesnya cepat dan mudah didapatkan. Tahun ini, kita akan susun programnya untuk memberantas rentenir. Agar pelayanan perbankan bisa lebih cepat dan mudah. Di Flotim kreditnya setengah persen per minggu, limitnya Rp 3 juta, tapi buka di pasar-pasar, scan KTP di tempat langsung cair. Uang yang didapat bisa beli sayur, ikan dan jualan. Hasil hari itu bisa dikembalikan, berarti masuk hitungannya.
Bagaimana Anda melihat pemahaman masyarakat NTT terkait investasi bodong?
Kala mau pakai ukuran, ukuran terkini adalah hasil survei nasional keuangan inklusi. Tahun 2019 targetkan tingkat literasi 75, angka survei masih 63 persen, angka literasi di 2018 di NTT secara nasional 35 persen, kita masih 28 persen. Dari situ masih menyimpulkan masih belum memenuhi. Ada dua hal, pertama belum memenuhi target secara nasional jadi masih perlu dilakukan edukasi. Kedua, keseimbangan antara tingkat inklusi dan literasi. Bayangkan inklusi sudah 63 persen dan literasi masih 28 persen ini sebenarnya masih banyak yang belum menetahui produk keuangan yang formal tetapi mau ikut. Kondisi inilah yang bisa menimbulkan lahan dari tawaran tawaran ilegal, yang berpotensi orang ikut penawaran investasi ilegal. Dini Mitra Tiara Larantuka, Wein group, Koperasi Amanda, inilah pengalaman yang membuat potensi ilegal itu ada karena angka literasi rendah. Maka kalau masyarakat tidak yakin harus cek melalui telepon, WA, mail, tapi untuk di desa-desa diatasi lewat poster. Dari hasil diskusi OJK dan perbankan daerah setempat dibuat selebaran. Kita mencari metode apa yang lebih efektif, apa yang cocok dengan daerah itu.
Kita juga akan menyasar berkelanjutan, kita mengundang pekerja migran Indonesia, kita edukasi cerdas mengelola keuangan dan mana yang bisa menjadi testimony dan bisa cerita bagaimana bisa mengelola keuangan dengan baik dan pengalamannya. Hal serupa juga bisa dibuat oleh komunitas lainnya. Bukan hanya OJK dan LJK, tapi masyarakat juga bisa menyampaikan informasi keuangan, kita siapkan materi dan pelatihan.
• Ahmad Dhani dan Maia Estianty Reuni di Grandfinal Indonesian Idol,Suami Mulan Jameela Jadi Sorotan
Apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan tingkat literasi?
Materi edukasi literasi disesuaikan dengan tingkatan pendidikan. Sebelumnya bersama Asuransi Sinar Mas di SD Bertingkat. Kami tidak perlu bercerita panjang lebar, kasih saja video animasi dan menarik bagi anak-anak. Lalu tanya jawab itu mengenalkan konsep asuransi dengan sederhana. Kalau tidak bisa baca, nonton video. Anak-anak sangat aktif ketika mengajukan pertanyaan. Itu juga menanamkan kebiasaan menabung sejak dini. (*)
Biodata :
Nama : Robert HP Sianipar.
TTL : Pematang Siantar, 8 Mei 1970.
Istri : Ruth Barita Tobing.
Anak : Kevin Sianipar, Karel Sianipar, dan Karen Sianipar.
Pendidikan :
1. SD Tri Sakti Medan.
2. SMP Negeri Sunggal Medan.
3. SMA Negeri 14 Medan.
4. S1 Jurusan Ekonomi Universitas Sumatera Utara tahun 1991.
5. S2 Jurusan Ekonomi Udayana Bali.
Hobi : Olahraga, Nonton Film