Jerit Pilu Keluarga Praka Yanuarius Loe di Belu NTT, Prajurit Tangguh Gugur Saat Jalankan Tugas
Jerit Pilu Keluarga Praka Yanuarius Loe di Belu NTT, Prajurit Tangguh yang Gugur Saat Jalankan Tugas
Penulis: Teni Jenahas | Editor: maria anitoda
"Nek setengah jam-an enten, telepon kulo (setengah jam menelepon saya)," jelas Sugiartun, Selasa (31/12/2019).
Sementara mengenai kabar tentang kematian putranya, Sugiartun mengetahui dari menantunya.
Sang menantu datang bersama anggota Koramil Dempet pada Senin siang kemarin.
Tak ayal, Sugiartun pun langsung lemas mendengar berita anaknya gugur dalam tugas.
• Maung Bandung Tak Butuh Tambah Pemain, Robert Tetapkan 26 Pemain Persib Bandung di Liga 1 2020
• 2 Teman Perempuan Lain Malah Merekam, Siswi SMA di Maluku Diperkosa 2 Pria Usai Pesta Miras, Info
• Bak Kisah Cinta Habibie Ainun Muda BCL Ashraf Sinclair Kenal Saat Interview LDR Pacaran Cuma Setahun
Sedangkan kakak ipar Miftachur Rohmat, Miftahul Huda (38) mengatakan, keluarga menerima kabar mengejutkan itu sekitar pukul 12.00, kemarin siang.
Dia kemudian konfirmasi ke Kodam Jayapura sekitar pukul 14.00 WIB.
Huda mendapat penjelasan jika adiknya dihadang KKB dan tertembak di bagian dada saat bertugas giliran mengambil logistik di perbatasan Papua.
Miftachur Rohmat berangkat bertugas ke Gorontalo bergabung dengan Yonif 713/ST lima bulan yang lalu, pada Agustus 2019.
"Adik saya masuk tentara umur 19 tahun."
"Dia akan naik pangkat pada April 2020 nanti."
"Sekarang naik Sersan Satu karena gugur dalam tugas atau Anumerta," jelasnya.
Ia menyebut persiapan pemakaman sudah dilakukan sejak kemarin.
Menurutnya, Danramil Dempet dan Dandim 0716/Demak sudah takziah ke rumah duka.
Kakak kedua korban, Kholil Albab mengatakan, anggota keluarga yang datang melayat di antaranya dari Kalimantan, Cilacap, Tugu-Kudus, Klambu-Grobogan, dan Demak.
Ia menyebut adiknya merupakan lulusan MA Nahdlatul Muslimin Undaan, Kudus.
Dandim 0716/Demak, Letkol Arh Mohamad Ufiz, mengatakan pemakaman Sertu Anumerta Miftachur Rohmat dilaksanakan secara militer.
"Pemakaman akan dilaksanakan di pemakaman umum atas permintaan keluarga," jelasnya.
Mengutip dari Kompas, Miftachur Rohmat gugur setelah dihadang KKB di Bewan Baru, Distrik Yeti, Kabupaten Keerom.
"Akibat kontak senjata anggota kita gugur atas nama Serda Miftachur Rohmat dan satu orang Prada Jumandi terkena ricochet (pantulan peluru) di bagian pelipis," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto, di Jayapura.
Dia menjelaskan, penghadangan terjadi ketika kedua korban bersama delapan rekannya akan mengambil logistik ke Pos Kali Asih.
Saat penghadangan, sempat terjadi baku tembak dari kedua pihak.
"Ada anggota kita dari Pamtas 713 yang akan mengambil logistik dari Pos Bewan Baru ke Pos Kali Asih."
"Kurang lebih jaraknya 5 KM dengan jarak tempuh sekitar 3 jam," kata dia.
Mengenai pelaku penghadangan, Eko menduga dilakukan KKB pimpinan Jefrison Pagawak.
"Sekitar setelah perjalanan 2 jam mereka dihadang oleh KKB yang diduga pimpinan Jefrison Pagawak," jelas Eko.
Kedua korban langsung dibawa ke RS Marthen Indey setelah dievakuasi menggunakan Helybell.