Opini Pos Kupang

Damyan Godho, Firmus Wangge dan Uskup Petrus Turang

Baca Opini Pos Kupang berjudul: Damyan Godho, Firmus Wangge dan Uskup Petrus Turang

Penulis: Dion DB Putra | Editor: Kanis Jehola
Dok
Logo Pos Kupang 

"Terima kasih wartawan yang telah menulis sangat banyak tentang saya dan keuskupan ini." kata Uskup Petrus Turang.

Saya yang berdiri meliput dari sisi kanan tribune, merinding. Tak lazim seorang tokoh melakukan itu. Biasanya terima kasih bagi wartawan di bagian akhir, bahkan cukup sering tak ada sama sekali. Tentu bukan tujuan utama kami meminta atau mengharapkan ucapan terima kasih.

Menulis adalah tugas dan kewajiban jurnalis. Tapi ketika seorang gembala mengucapkan pada sebuah forum yang luar biasa, sungguh merupakan sesuatu. Sampai akhir hayatnya, Om Damyan Godho dan Om Firmus Wangge menjalin relasi indah dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.

Hubungan mereka tidak sekadar antara umat atau tokoh umat dengan sang gembala atau  pemimpinnya. Mereka bersahabat. Teman diskusi. Saling berbagi. Ketika kematian menjemput Om Damy dan Om Firmus, Yang Mulia Bapa Uskup Petrus Turang, orang pertama yang memberi peneguhan bagi keluarga.

Beliau juga yang memimpin misa requiem melepas jenazah kedua sahabatnya menuju tempat peristirahatan terakhir. "Damy sudah berada di tempat yang lebih baik." kata Mgr. Petrus Turang ketika memimpin misa pelepasan jenazah Om Damyan Godho di Gereja St Fransiskus dari Asisi Kolhua Kupang, akhir Januari 2019 silam.

Kata peneguhan dan penghiburan senada beliau sampaikan ketika memimpin misa requiem saat pemakaman jenazah Om Firmus Wangge di Gereja Katedral Kupang, Minggu 9 Februari 2020.

Saya, terus terang, belajar banyak dari beliau bertiga dalam membangun relasi. Saling berbagi dalam setiap gerak langkah untuk berkontribusi bagi pembangunan daerah, masyarakat luas, untuk Gereja dan Tanah Air.

Tatkala Om Damyan Godho dipercayakan Uskup Turang menjadi Ketua Panitia Pembangunaan Taman Ziarah Yesus Maria di Belo, Kabupaten Kupang, saya tidak kaget. Bapak Uskup tahu betul kepada siapa beliau memberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar tersebut.

Bukit tandus dan lerengnya seluas kurang lebih 5 hektare berubah menjadi taman ziarah yang indah setelah dibangun selama 4 tahun.

Menurut Mgr. Petrus Turang, lahan ini merupakan hibah dari seorang umat, Yoseph Soleman kepada Keuskupan Agung Kupang.

Keuskupan lalu berinisiatif membangun tempat ziarah dengan bantuan para dermawan serta swadaya umat.

Pembangunan taman ziarah tersebut yang panitianya dipimpin Om Damyan Godho mulai 1 Oktober 2009. Di taman ini ada 20 titik tempat berdoa dan satu kapel di puncak bukit, Kapel St. Yohanes Paulus II.

Dari halaman kapel itu peziarah akan menikmati pemandangan indah jika mengarahkan pandangan mata ke Teluk Kupang serta pegunungan Fatuleu di kejauhan sana.

Pada hari Senin tanggal 25 November 2013, taman ziarah Yesus Maria Belo diresmikan Kardinal dari Vatikan, Mgr. Stanislaw Rylko.

Sampai akhir hayatnya Om Damyan Godho tercatat sebagai pengurus stasi taman ziarah tersebut. Setiap kali berziarah ke sana, saya selalu teringat beliau. Karyanya akan terkenang selalu.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved