Setelah Sunda Empire, Kini Muncul Kerajaan Kutai Mulawarman di Kaltim, Raja Labok Angkat Suara
Setelah Sunda Empire, Kini Muncul Kerajaan Kutai Mulawarman di Calon Ibu Kota Negara, Ini Fakktanya
Setelah Sunda Empire, Kini Muncul Kerajaan Kutai Mulawarman di Calon Ibu Kota Negara, Ini Fakktanya
POS-KUPANG.COM - Setelah Sunda Empire, Kini Muncul Kerajaan Kutai Mulawarman di Calon Ibu Kota Negara, Ini Fakktanya
Perkumpulan Kerajaan Kutai Mulawarman di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, akhirnya angkat bicara setelah ramai disebut sebagai kerajaan baru, mirip Sunda Empire dan King of The King.
Iansyahrechza atau disapa Raja Labok, Raja Kutai Mulawarman, di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, menjelaskan, perkumpulan yang dia pimpin telah mengantongi SK menteri hukum dan HAM nomor AHU-0067708.AH.01.07 Tahun 2016 tentang pengesahan pendirian badan hukum.
Selain itu, Labok juga menjelaskan, tujuan dari perkumpulannya tersebut adalah melestarikan adat budaya setempat.
Namun demikian, pihak kepolisian mengaku masih akan menyelidiki keberadaan kelompok tersebut.
Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Sebuah perkumpulan yang peduli kebudayaan
Beberapa hari belakangan warga Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah heboh dengan kemunculan sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Mulawarman di Muara Kaman, salah satu kecamatan di Kukar.
• BERITA POPULER - Mata Sendu Prabowo Saat Kunjungi 238 WNI di Natuna, Fadli Zon Tantang Jokowi
• Kematian Anselmus Wora di Ende, TPDI Duga Kekuatiran Masyarakat Ada Pihak Ingin Kaburkan Otopsi
Labok membeberkan, perkumpulan Kerajaan Kutai Mulawarman berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, sesuai salinan akta nomor 02 tanggal 13 Juli 2016 yang diusulkan notaris Abdul Rafi'i di Kota Samarinda.
Dalam SK yang ditandatangani Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kemenkumham, Freddy Harris, tercatat nama Iansyahrechza sebagai Ketua Lembaga Adat Besar Kaltim periode 2011-2016.
Hal itu diperkuar dengan surat keterangan Kesbangpol Kaltim dengan nomor registrasi nomor 220.04.1.00.1100 sebagai organisasi masyarakat (Ormas).
"Bentuk dari kerajaan hanya sebuah perkumpulan," kata Labok saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
2. Tak ada pungutan untuk jadi anggota
Menurut Labok, organisasi yang dia pimpin tidak pernah memungut biaya apapun dari anggota atau merugikan orang lain.
• Peserta Testing CPNS di Mabar Rabu 5 Februari 2020 yang Lolos Passing Grade, Berikut Nama-Namanya
• Simak Kisah Kapolsek Raimanuk Dalam Upaya Menangkap Pelaku Pegancaman Penikaman Pastor
Dirinya juga membantah jika ada anggapan organisasinya berniat memerintah atau berkuasa. Perkumpulannya murni memajukan adat dan kebudayaan yang ada di lokasi tersebut.
"Kami berdiri sendiri. Kami ingin angkat warisan adat dan budaya di Muara Kaman," terangnya.
3. Peduli dengan pelestarian kebudayaan
Raja Kutai Mulawarman Iansyahrechza atau disapa Raja Labok bersama istrinya. (Istimewa) Selain itu, sejak berdirinya Kerajaan Kutai Mulawarman, Labok mengaku telah berhasil mengusahakan pembangunan museum Muara Kaman.
Museum tersebut, menurut Labok, memberi bukti jejak sejarah peradaban Kerajaan Mulawarman di Muara Kaman.
Untuk itu, Labok mengaku tidak setuju jika perkumpulan yang dipimpinnya disamakan dengan kerajaan fiktif seperti Sunda Empire atau King of The King dan sejenis lainnya.
4. Awal muasal berdirinya Perkumpulan Kerajaan Kutai Mulawarman
Berdasar keterangan Labok, perkumpulan tersebut awalnya terbentuk pada 1999 dengan nama Lembaga Dewan Adat Forum Komunikasi Kerabat Mulawarman.
• Ansy Lema Pertanyakan Hutan Bowosie yang Dialihfungsikan untuk Dikelola Badan Otorita Pariwisata
• INNALILLAHI! Kabar Duka Datang dari NU KH Ahmad Bagdja Meninggal Dunia, Sekjen PB NU Era Gus Dur
Setelah itu, pada 2001 diadakan upacara adat Mulawarman dan diresmikan Lembaga Adat Besar Kecamatan Muara Kaman.
Lembaga itu bertujuan menopang Kerajaan Kutai Mulawarman.
Pada kesempatan itu, Labok dilantik sebagai pimpinan lembaga Kerajaan Kutai Mulawarman dengan gelar Maharaja Srinala Praditha Alpiansyahrechza Fachlevie Wangsawarman menjadi Maharaja Kutai Mulawarman.
Sejak itu lembaga adat tersebut melakukan upacara-upacara adat kerajaan, termasuk membuat kabinet dan penamaan gelar.
"Soal itu hak kami. Sesuai falsafah kerajaan kami. Semua itu diatur oleh dewan pemangku adat," jelasnya.
5. Diselidiki polisi
Kemunculan Perkumpulan Kerajaan Kutai Mulawarman sudah terdeteksi polisi.
Kasat Reskrim Polresta Kutai Kartanegara AKP Andika Dharma Sena mengatakan, pihaknya masih menelusuri informasi tersebut.
• Bupati Agas Tuntas Infrastruktur Jalan di Rana Mese Biar Ada Asas Pemerataan
• Kematian Anselmus Wora di Ende, TPDI Duga Kekuatiran Masyarakat Ada Pihak Ingin Kaburkan Otopsi
"Iya benar, ada muncul Kerajaan Mulawarman. Ada yang bilang Raja Mulawarman, tapi kami masih telusuri," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/2/2020).
Andika menyebutkan, pihaknya berkoordinasi dengan Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura sebagai kerajaan yang masih eksis di Kutai Kartanegara.
(Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Muncul Kerajaan Kutai Mulawarman di Calon Ibu Kota Negara, Ini 5 Faktanya ", https://regional.kompas.com/read/2020/02/06/06000001/muncul-kerajaan-kutai-mulawarman-di-calon-ibu-kota-negara-ini-5-faktanya-?page=all#page2.
Editor : Michael Hangga Wismabrata