Berita Pendidikan

KETERLALUAN! Guru di Lembata Paksa Siswa Minum Air Kotor Berbau Kencing

Kondisi air tidak layak dikonsumsi karena sudah berlumut, bau kencing dan banyak jentik nyamuk.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Alfons Nedabang
ISTIMEWA
Air kotor yang diminum siswa SMPK Sint Piter Lolondolor, Desa Leuwayan, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata. 

Brigpol Richard Seran membenarkan sudah menerima laporan. Ia juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait sambil menunggu Kanit Reskrim Polres Omerusi kembali dari Lewoleba.

Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Komang Sukamara mengatakan kasus ini untuk sementara masih ditangani Polsek Omesuri. "Dan, masih dalam tahap interogasi awal," kata Komang di Lewoleba.

Ketua Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Desa Leuwayan, Demetri Perada Kia Beni mengatakan, pihaknya sudah menerima pengaduan orangtua siswa.
Menurutnya, Polsek Omesuri sudah mengirim dua anggotanya untuk turun melihat lokasi kejadian.

Bersama Kenko No Kai, Bupati Sumba Barat Ajak Warga Jalankan Hidup Sehat

Demetri mengatakan, pihak sekolah dan oknum guru tidak kooperatif. Mereka terkesan menganggap hal ini adalah persoalan sepele.

Mengenai laporan polisi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kecamatan Omesuri, Goris Geroda mengatakan, polisi masih memberi kesempatan supaya masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Menurutnya, kepala sekolah dan oknum guru sudah melakukan pendekatan kepada orangtua siswa agar masalah tidak diproses hukum.

"Informasi terakhir guru dan kepala sekolah sementara lakukan pendekatan. Konfirmasi baliknya ke saya belum tapi mereka sementara lakukan pendekatan,"
kata Goris ketika dihubungi lagi, Selasa (4/2/2020).

Ayah dan Anak Rebutan Janda Cantik, Nyawa jadi Taruhannya

Kepala Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Olahraga Kabupaten Lembata, Silvester Samun mengatakan, pihaknya tetap melakukan koordinasi. "Kalau di kepolisian kan itu jalurnya sendiri," ujarnya.

Tidak Patut

Kasus siswa minum air kotor mendapat perhatian pejabat pemerintah. Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Petrus Gero prihatin dengan kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur.

"Kalau memang siswa disiksa dengan cara seperti itu, tindakan itu sudah di luar nalar. Hal itu bertentangan dengan aspek kesehatan dan tidak patut dilakukan," tandas Petrus Gero, Selasa (4/2/2020).

Pemprov NTT Siap Terima 17 Warga Timor Leste dari China

Politisi Partai Golkar ini berharap kasus serupa tidak terulang lagi. "Perlu dicari akar persoalannya lagi sehingga tidak terjadi lagi. Ini juga jadi pembelajaran bagi guru-guru yang lain supaya tidak berbuat hal serupa," ujarnya.

Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday mengatakan pemerintah justru sedang giat mengkampanyekan pendidikan jujur, pendidikan beretika berdasarkan kearifan lokal.

Menurutnya, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sedang gencar mengampanyekan gerakan merdeka belajar dan kampus merdeka. Namun, konsep ini masih jauh dari pendengaran, jauh dari mata, jauh dari pikiran dan jauh dari hati para guru di kampung-kampung.

Berkali-kali Berzina dengan Istri Orang Hingga Direkam di Hotel, Pria 20 Tahun Hendak Peras Suami

"Pendidikan jujur, pendidikan berkarakter yang saya kampanyekan setiap kunjungan kerja, setiap kali bertemu para guru dan murid, masih jauh dari yang diharapkan. Pada tahapan seperti sekarang ini, apalagi untuk para guru di sekolah di kampung terpencil, jangan dulu memvonis anak-anak," kata Wabup Thomas di Lewoleba, Selasa (4/2/2020).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved